Keterbatasan SDM Jadi Tantangan Transformasi Bisnis Bank Digital
Jakarta, FreedomNews - Hampir semua pelaku Industri, khususnya perbankan, terus berinovasi menghadirkan layanan yang lebih baik kepada konsumen seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi digital. Namun, transformasi digital bisnis di Indonesia belum disertai ketersediaan sumber daya manusia yang cukup. “Banyak tantangan yang kami hadapi selama menjadi bankir dan membangun Bank Jago. Kami kesulitan ketika mencari talenta-talenta digital di market. Karena skilled labour di market jumlahnya sangat sedikit. Kalaupun ada, kebanyakan skill-nya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan industri,” ungkap Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung di acara Year End Media Gathering Bank Jago, Selasa (12/12/2023).
Karena keprihatinan tersebut, Direktur Utama Bank Jago itu membagikan pengetahuan dan pengalamannya dalam membangun bank berbasis teknologi dengan membuat program pembelajaran mandiri tak hanya untuk kepentingan internal tapi juga kebutuhan industri dan dunia pendidikan yang lebih luas. “Sampai pada suatu kesimpulan kita luncurkan program Jago Digital Academy,” kata Arief. Jago Digital Academy merupakan wadah kolaboratif bagi para talenta di bidang teknologi (tech-talents) dalam mengakselerasi pengetahuan dan kompetensi digitalnya secara mandiri. Melalui program ini diharapkan muncul talenta-talenta unggul di bidang teknologi dan perbankan digital yang siap terjun di dunia kerja yang semakin kompetitif.
Maya Kartika, Head of Culture, Communication & Sustainability Bank Jago mengatakan bahwa Jago Digital Academy berfokus pada tiga jalur kemampuan teknis, yaitu Product Management, Engineering, dan Data Science, serta dilengkapi dengan pengetahuan mengenai Digital Banking serta Soft Skills yang dibutuhkan di dunia profesional. Kurikulum dan materi pembelajaran disusun oleh para praktisi digital dan perbankan yang berpengalaman dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau Augmented Intelligence (AI). “Saat ini ada lebih dari 50 bidang studi, yang terbagi ke dalam lebih dari 200 modul pembelajaran, yang berfokus pada tiga 3 jalur kemampuan teknis: Product Management, Engineering, dan Data Science,” tuturnya.
Selain proses pembelajaran mandiri, peserta Jago Digital Academy juga dapat mengembangkan ide dalam lingkungan yang kolaboratif melalui sistem mentoring dan studi kasus berbasis proyek. Untuk membekali langsung dengan pengalaman di dunia kerja yang agile, peserta yang terpilih akan mendapat kesempatan magang di ekosistem Bank Jago. Melalui kemitraan dengan perguruan tinggi, program Jago Digital Academy juga dapat diperhitungkan sebagai satuan kredit semester (SKS) perkuliahan mahasiswa. Keseluruhan program dapat dijalani oleh peserta sesuai dengan kecepatan proses belajar masing-masing.
Saat ini, Universitas Indonesia dan Universitas Bina Nusantara telah bekerjasama dengan Jago Digital Academy sebagai bagian dari studi independen yang dapat dikonversi menjadi SKS. Bank Jago juga tengah menjajaki kerjasama dengan program magang Kampus Merdeka dan sejumlah perguruan tinggi lain, sehingga peserta dari kampus-kampus lain juga dapat mengkreditkan Jago Digital Academy sebagai SKS. “Melalui Jago Digital Academy, kami ingin meningkatkan relevansi dari apa yang diajarkan kampus dengan apa yang dibutuhkan industri, tidak hanya perbankan tetapi lebih luas lagi industri berbasis teknologi,” jelas Maya.
Dalam mengembangkan program Jago Digital Academy, Bank Jago berkolaborasi dengan perusahaan teknologi penyedia solusi digital, Dkatalis Digital Lab, yang juga merupakan mitra strategis pengembangan teknologi Bank Jago. “Dktalis bersama Bank Jago punya banyak pengalaman dalam melakukan inovasi teknologi financial services, khususnya perbankan. Kami bukan penemu dari teknologi yang ada sekarang, karena kami juga dapat dari yang lain. Oleh karena itu, kami merasa berkewajiban juga untuk share knowledge and experience kepada semua orang yang ingin masuk dalam industri berbasis digital, dan harus segera dilakukan karena perubahan dan kemajuan teknologi sangat cepat,” terang CEO Dkatalis Digital Lab Kharim Siregar.(dtf/keu)