Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini, Greenback Unjuk Taring
Jakarta, FreedomNews - Nilai tukar rupiah hari ini diprediksi melemah tertekan oleh penguatan dolar Amerika Serikat (AS) setelah rilis risalah pertemuan Federal Reserve. Dolar AS naik ke level tertinggi dua minggu pada akhir perdagangan Rabu, 3 Januari 2024 waktu setempat karena investor mempertanyakan ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga The Fed pada tahun 2024. Risalah pertemuan Federal Reserve untuk 12-13 Desember 2023 yang dirilis pada Rabu menunjukkan para pejabat yakin inflasi telah terkendali dan khawatir akan dampak buruk yang mungkin ditimbulkan oleh kebijakan moneter yang terlalu membatasi perekonomian.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan meskipun The Fed memberi isyarat pada bulan Desember bahwa mereka akan mulai memangkas suku bunga pada tahun 2024, namun mereka hanya memberikan sedikit petunjuk mengenai waktu tindakan tersebut. “Pejabat Fed juga memperingatkan setelah pertemuan tersebut bahwa pertaruhan penurunan suku bunga lebih awal tidak berdasar, mengingat inflasi dan pasar tenaga kerja masih berjalan relatif panas,” kata Ibrahim dalam riset harian, dikutip Kamis (4/1/2024).
Data nonfarm payrolls untuk bulan Desember akan dirilis pada hari Jumat ini, dan diperkirakan akan memberikan lebih banyak petunjuk mengenai lapangan kerja. Meskipun angka tersebut diperkirakan akan menunjukkan penurunan yang lebih besar di pasar tenaga kerja, angka tersebut juga secara konsisten melampaui ekspektasi sepanjang tahun 2023. Untuk sentimen dalam negeri, kata Ibrahim, data Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global, pada bulan Desember berada di posisi 52,2 atau naik 0,5 poin dibanding November yang menempati level 51,7. PMI Manufaktur Indonesia tetap berada dalam fase ekspansi selama 28 bulan berturut-turut.
Capaian ini hanya Indonesia dan India yang mampu mempertahankan level di atas 50 poin selama lebih dari 25 bulan. Kondisi sektor manufaktur di Indonesia terus membaik lantaran juga didukung dari beragam kebijakan strategis pemerintah yang telah berjalan secara on the right track. Namun, ada kebijakan yang belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan sektor industri, antara lain penerapan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT). Masih banyak perusahaan industri yang belum menerima manfaat harga gas USD 6 per MMBTU.
Tak hanya itu, dalam pelaksanaannya masih banyak sektor industri yang memperoleh volume gas lebih rendah atau tidak sesuai dengan jumlah yang sudah menjadi kontrak antara industri dan pihak penyedia. Sedangkan dalam laporannya, S&P Global menyatakan, ekspansi PMI Manufaktur Indonesia pada bulan terakhir 2023 karena adanya permintaan yang cukup tinggi, termasuk dari luar negeri. Ini mendorong pertumbuhan produksi lebih cepat dan penambahan jumlah tenaga kerja. Adapun untuk perdagangan hari ini, Kamis (4/1/2024), Ibrahim memproyeksikan nilai tukar rupiah akan fluktuatif namun berpeluang ditutup melemah di rentang Rp15.460- Rp15.540 per dolar AS.(dtf/keu)