Produksi PT Freeport Indonesia (PTFI) hingga November 2023 mencapai 1,6 miliar pon tembaga dan emas 1,9 juta ons
Jakarta, FreedomNews - Produksi PT Freeport Indonesia (PTFI) hingga November 2023 mencapai 1,6 miliar pon tembaga dan emas 1,9 juta ons. Volume produksi tersebut melampaui pencapaian setahun penuh pada 2021 dan 2022.
Produksi tambang untuk tembaga PTFI mencapai 1,56 miliar pon sepanjang 2022. Angka itu lebih tinggi dari pencapaian 2021 di posisi 1,33 miliar pon. Untuk produksi emas berada di kisaran 1,79 juta ounce pada 2022. Adapun, produksi untuk tahun sebelumnya berada di level 1,37 juta ounce. Di sisi lain, penjualan tembaga dan emas PTFI sepanjang 2022 berhasil menembus angka masing-masing 1,58 miliar pon dan 1,8 juta ounce. Realisasi penjualan tembaga itu mengalami peningkatan 19,7% dibandingkan capaian sepanjang 2021 yang berada di level 1,32 miliar pon, sementara penjualan emas naik 34,07% dibandingkan 2021 yang sebesar 1,35 juta ounce.
"Hingga November 2023, produksi tembaga Freeport Indonesia telah berhasil mencapai 1,6 miliar pon dan emas 1,9 juta ounce," kata Presiden Direktur PTFI Tony Wenas saat perayaan Natal bertema "Kita Satu Dalam Damai", di Kuala Kencana, Papua Tengah, Sabtu (2/12/2023). Tony memaparkan capaian itu merupakan hasil kerja sama karyawan di Tembagapura dan Kuala Kencana secara baik sehingga berhasil mencetak hasil yang baik bagi perseroan.
"Tapi kita tidak boleh berpuas diri dan berjumawa akan hal itu. Kita harus memproduksi lebih lagi untuk negara ini, untuk masyarakat Papua," katanya. Ia juga meminta kepada karyawan untuk mendoakan agar proses memperpanjang kontrak izin usaha pertambangan khusus (IUPK) dapat berjalan lancar sehingga setelah 2041, perseroan dapat terus berproduksi.
"Jadi, mari kita berdoa bersama karena ini bermanfaat bagi banyak orang, pendapatan negara akan bertambah, pendapatan Papua akan bertambah setelah 2041 dan program baik kita, juga bisa dilanjutkan," katanya. Ia juga menyampaikan bahwa perusahaan tambang ini adalah wujud nyata Bhineka Tunggal Ika, karena karyawannya terdiri atas seluruh suku bangsa di Indonesia mulai dari Sabang hingga Merauke.(dtf/keu)