Oleh-Oleh Presiden Jokowi Usai Hadiri KTT Khusus Asean-Australia

Jakarta, FreedomNews - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertolak kembali menuju Tanah Air pada Rabu, 6 Maret 2024 sore melalui Bandara Melbourne Jet Base, Australia. Kepala Negara dan rombongan lepas landas dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 sekitar pukul 16.15 waktu setempat. Selama di Melbourne, salah satu agenda yang dihadiri Presiden Ke-7 RI itu adalah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Khusus Asean-Australia. Dalam pertemuan tersebut, Presiden asal Surakarta itu mendorong penguatan kerja sama ekonomi dengan memperkuat integrasi ekonomi, salah satunya melalui Strategi Ekonomi Asia Tenggara Australia 2040 untuk mendorong investasi Australia di Asia Tenggara.

Dia berharap Australia dapat membuka lebih lebar lagi kesempatan investasi dari Australia ke Asean dengan mengoptimalkan beberapa kerja sama seperti RCEP ASEAN-Australia-New Zealand FTA dan AOIP (ASEAN Outlook on the Indo-Pacific). “Saya apresiasi kehadiran PM Albanese pada AOIP tahun lalu di Jakarta dan saya harap komitmen Australia di AIPF senilai US$28,1 miliar dapat segera direalisasikan," ujarnya, Rabu, 6 Maret 2024.

Kemudian, dalam pertemuan itu turut disoroti pentingnya investasi dan dukungan Australia di Asean dalam menghadapi perubahan iklim serta kerja sama dalam bidang ekonomi digital. Menurutnya, dukungan Australia sangat diperlukan khususnya dalam bentuk investasi, kemudahan akses pembiayaan inovatif, serta transfer teknologi. Oleh sebab itu, Presiden asal Surakarta itu mendorong pelaku bisnis Australia untuk dukung pembangunan EV ecosystem Asean seperti perusahaan nikel Australia Nickel Industries yang telah berinvestasi di Morowali, Sulawesi.

Bahkan, dia menegaskan bahwa Indonesia menentang kampanye hitam dan diskriminatif yang menggunakan dalih lingkungan hidup yang tidak berdasarkan bukti-bukti saintifik. Selain itu, dibahas juga terkait dengan kerja sama transformasi digital, dengan mengapresiasi dimulainya perundingan Asean Digital Economy Framework Agreement pada 2023. Sehingga Jokowi pun berharap Australia dapat memberikan dukungan melalui pengembangan kemampuan dan pengetahuan, serta kemitraan publik dan privat yang kuat.

PERTEMUAN BILATERAL

Dalam kunjungannya tersebut, Jokowi juga tak lupa dalam tugasnya meningkatkan hubungan diplomatik terhadap sejumlah pemimpin Negara, antara lain dengan Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Norman Albanese, PM Selandia Baru Christopher Luxon, dan PM Kamboja Hun Manet. Pertemuan bilateral ini dilakukan di Melbourne Convention and Exhibition Centre (MCEC), Melbourne, Australia, Selasa, 5 Maret 2024. Saat bertemu dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese. Pertemuan ini menggarisbawahi komitmen kedua negara untuk memperkuat kerja sama strategis di kawasan Indo-Pasifik.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menekankan empat poin utama untuk memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Australia. Pertama, penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) tentang Kolaborasi Kendaraan Listrik. Harapannya, MoU dapat segera diimplementasikan melalui pembentukan joint steering committee dan penyusunan work plan. Bahkan, pembahasan khusus terkait nikel juga disampaikan olehnya dengan mendorong kedua negara dapat lebih mengedepankan kolaborasi daripada berkompetisi.

Presiden yang akan mengakhiri masa tugasnya pada Oktober 2024 ini juga menekankan pentingnya kerja sama di sektor jasa keuangan dan mengumumkan rencana pembukaan kantor perwakilan Bank Negara Indonesia (BNI) di Sydney. Bahkan, dia juga menyambut baik penandatanganan MoU antara Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) dan National Capital Authority pada Februari lalu. Lalu, Jokowi menyoroti pentingnya perluasan akses pasar untuk menciptakan perdagangan yang lebih berimbang. Salah satunya, dia menyambut baik izin impor daging dan ternak sapi dari Australia.

Namun, tak ingin berhenti di sana, Jokowi mendorong agar kerja sama bidang biosecurity untuk produk-produk Indonesia utamanya buah-buahan dan perikanan perlu terus digalakkan, utamanya terkait aspek inspeksi dan karantina. Ketiga, dalam hal hubungan antarmasyarakat, orang nomor satu di Indonesia itu menyatakan kegembiraannya atas popularitas Tanah Air sebagai tujuan bagi pelajar Australia dalam skema New Colombo Plan. Sehingga, dengan tangan terbuka pemerintah mengundang lebih banyak pemuda Australia untuk berkunjung dan belajar di Nusantara, termasuk mempelajari budaya dan bahasa Indonesia.

Selanjutnya, saat bertemu dengan Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon, keduanya membahas berbagai isu strategis dan kerja sama dalam berbagai bidang. Salah satu fokus diskusi adalah penurunan nilai perdagangan antara kedua negara yang mencapai 18,82% tahun lalu, yakni dari US$2.128,7 juta pada 2022 menjadi US$1.728 juta pada 2023.

Sehingga, Jokowi menekankan perlunya menciptakan peluang baru untuk meningkatkan interaksi antarpelaku usaha dan perdagangan, termasuk di sektor halal. Dalam bidang energi, Mantan Wali Kota Solo itu juga mendorong komitmen pendanaan 15,6 juta dolar New Zealand atau sekitar Rp149,47 miliar (dalam kurs 1 dolar New Zealand setara Rp9.582) dalam program Indonesia-Aotearoa New Zealand Geothermal Energy Programme (PINZ).

“Saya harap investasi dapat terus ditingkatkan utamanya untuk dukung percepatan pengembangan energi geotermal dan upaya transisi energi di Indonesia,” lanjutnya. Terakhir, dengan Perdana Menteri Kamboja Hun terdapat tiga hal utama dalam pertemuan bilateral tersebut. Pertama, peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi melalui pengembangan konektivitas dan infrastruktur, baik sektor udara maupun laut.

Terkait investasi, Jokowi menyebut bahwa BUMN Indonesia siap berkontribusi dan menjadi mitra utama pada sektor perkeretaapian dan infrastruktur. Salah satunya, dengan perlu terus mendorong interaksi antarsektor bisnis untuk perkuat perdagangan dan investasi.

Kedua, dalam isu pemberantasan tindak pidana perdagangan orang, Jokowi mengapresiasi dukungan pemerintah Kamboja dalam penanganan WNI yang menjadi korban. Sehingga ditekankan butuhnya meningkatkan kerja sama dalam pencegahan dan penanganan tindak pidana perdagangan orang antara negara asal dan negara tujuan, serta implementasi MoU Pemberantasan Kejahatan Transnasional tahun 2023.

Ketiga, kerja sama di bidang ketahanan pangan, termasuk impor beras dari Kamboja. Presiden Jokowi juga mendorong penyelesaian pembaruan MoU Kerja Sama Perdagangan Beras dan MoU Pembentukan Mekanisme Imbal Dagang untuk sepakati harga dan jumlah beras impor. “Implementasi MoU Pertanian juga perlu segera didorong khususnya tindak lanjut peningkatan kapasitas manajemen pertanian, irigasi, serta investasi pengolahan dan penyimpanan beras,” tandas Jokowi.(dtf/keu)