Amalan Bergantung Pada Akhirnya

Oleh: Ferry Is Mirza DM, Wartawan Utama Sekwan Dewan Kehormatan Pengurus PWI Jatim

KITA Semua tentunya ingin diwafatkan dalam keadaan husnul khatimah (akhir hidup yang baik). Namun, anehnya mengapa yang kita minta hanya sebatas kekayaan, kesuksesan dalam karir, naik pangkat, gaji yang besar, panjang umur? Itu semua urusan duniawi dan tak akan bisa dibawa mati.

Sudahkah kita minta agar Allah Azza Wa Jalla berikan hidayahNya kepada kita? Seberapa sering kita berdoa untuk meminta agar Allah Azza Wa Jalla berikan hidayahNya kepada kita dalam sehari?

Salah satu doa yang bi_s_a kita baca dan doa ini disunnahkan juga oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, “Ya Allah, aku memohon kepadaMu petunjuk, ketaqwaan, penjagaan diri dari segala keburukan dan kekayaan hati, selalu merasa cukup dengan pemberianMu.” (HR. Imam Muslim, No. 2721)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam berdoa saat tertimpa kesusahan, “Ya Allah, hanya rahmatMu yang aku harapkan, maka janganlah Engkau menyerahkan aku kepada diriku sendiri meski hanya sekejap mata dan perbaikilah seluruh urusanku. Tiada ilah yang berhak disembah selain Engkau.” (HR.Abu Dawud 5090)

Ya Allah, jadikanlah baik akhir setiap urusan kami dan lindungi kami dari bencana dunia dan adzab akhirat.” (HR. Imam Ahmad, 4/181)

Semoga Allah Azza Wa Jalla memberikan kemudahan untuk kita memperbaiki keadaan diri pribadi yang mulai lalai akan ibadah dan semoga Allah Azza Wa Jalla menjadikan diri kita sebagai hambaNya yang senantiasa pandai bersyukur,

“Ya Rabbku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmatMu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan agar aku dapat mengerjakan amal shalih yang Engkau ridhai. Masukkanlah aku dengan rahmatMu ke dalam golongan hamba- hambaMu yang shalih.” (QS. An-Naml : 19)

Ketika kita sudah mendapatkan hidayah (petunjuk) Allah Azza Wa Jalla maka tugas kita selanjutnya adalah meminta kepadaNya agar diberikan taufiq (kemudahan) untuk mempelajari dan memahami ilmu agama Islam, sebagai bekal beribadah dan beramal shalih. Karena kaitan antara taufiq dan hidayah Allah Azza Wa Jalla itu sangat erat.

Taufiq adalah kunci untuk mendapatkan hidayah. Tanpa taufiq dari Allah Azza wa Jalla, kita tidak akan menjadi muslim yang shalih. Tanpa taufiq, kita tidak akan bisa beribadah. Tanpa taufiq, kita tidak akan mampu meninggalkan maksiat. Tanpa taufiq, kita juga tidak akan bisa istiqamah dalam kebaikan.

Ketika kita telah Allah Azza wa Jalla berikan hidayah dan taufiqNya, sudahkah kita juga minta kepada Allah Azza Wa Jalla agar diberikan istiqamah (keteguhan) dalam keadaan baik? agar Allah Azza Wa Jalla tidak memalingkan hati-hati kita, setelah Allah Azza Wa Jalla memberikan hidayah dan taufiqNya kepada kita.

Karena bisa jadi, ketika saat ini kita dalam keadaan baik, shalih, rajin beribadah. Apakah ada jaminan, bahwa kita akan tetap bisa melakukan itu semua sampai akhir hidup kita? Akankah kita tetap dalam keadaan shalih sampai Allah mencabut nyawa ini ? Sampai ajal tiba ? Jawabnya belum tentu!

Doa yang paling sering Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam baca adalah “Wahai Dzat yang maha membolak balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agamaMu.” (HR. At-Tirmidzi 3522)

Ummu Salamah pernah menanyakan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam: Kenapa doa tersebut yang sering dibaca? Lalu Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam menjawab; “Wahai Ummu Salamah, sesungguhnya hati manusia selalu berada di antara jari-jemari Allah. Siapa saja yang Allah kehendaki, maka Allah akan berikan keteguhan dalam iman. Namun, siapa saja yang dikehendaki, Allah pun bisa menyesatkannya.” (HR. At-Tirmidzi 3522)

Dalam riwayat lain, Rasulullah menjelaskan, “Sesungguhnya hati itu berada di tangan Allah Azza Wa Jalla, hanya Allah yang mampu membolak-balikkannya.” (HR. Ahmad, 3:257)

Mengapa kita harus meminta istiqamah? Karena amal itu dilihat bukan pada saat ini namun, pada akhirnya, yaitu ketika akhir kehidupan kita menjelang kematian, amal apa yang kita lakukan, amal shalih ataukah maksiat yang kita lakukan?

Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu anha berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya setiap amalan-amalan itu bergantung pada akhirnya”. (HR. Ibnu Hibban 340)

Maka dari itu, janganlah bosan untuk senantiasa berdoa, mintalah agar Allah Azza wa Jalla mewafatkan kita dalam keadaan iman, islam dan ihsan.

Maka segera kita hafalkan dan amalkan doa tersebut di setiap sujud, tasyahud akhir dan dalam setiap doa yang kita panjatkan kepada Allah Azza Wa Jalla pada waktu-waktu mustajab lainnya!

Karena dalam hadits qudsi yang shahih, Allah Azza Wa Jalla berfirman, “Wahai hamba- hambaKu, kalian semua tersesat kecuali seseorang yang Aku beri petunjuk, maka mintalah petunjuk kepadaKu Niscaya Aku akan berikan petunjuk kepada kalian.” (HR. Imam Muslim no.4674)

Betapa indahnya ketika hidayah mulai menyapa diri kita, keluarga dan saudara saudara kita. Yang jauh terasa dekat, yang dekat terasa lebih dekat, yang salah menjadi benar, yang buruk menjadi baik, yang gelap menjadi terang dan yang suram menjadi indah...

Ya Allah... Jangan Engkau palingkan hati-hati kami, setelah Engkau berikan hidayahMu kepada kami...

Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong pada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkaulah maha pemberi karunia.” (QS. Ali Imran: 8). (*)