Belajar Ikhlas

Oleh: Luthfi Bashori, Pengasuh Pondok Pesantren Ribath Al Murtadla Al Islam Singosari Malang

DALAM kitab Al-Adzkar, karya Imam Nawawi dijelaskan ada tiga karakteristik terkait amalan seorang hamba yang menunjukkan keikhlasannya karena Allah.

Dari Sayyidina Dzin Nuun, rahimahullah berkata:

Ada tiga sifat yang menjadi tanda ikhlas itu.

Pertama, Merasakan hal yang sama, ketika ia memperoleh pujian atau memperoleh celaan dari masyarakat.

Jika ia melakukan suatu perbuatan, lantas dipuji setinggi langit oleh kalangan yang pro terhadap dirinya, atau justru dibully oleh kalangan yang kontra, maka dirinya tidak terpengaruh sedikitpun selagi yang dilakukan itu berdasarkan syariat Islam secara baik dan benar.

Kedua, Berusaha melupakan perbuatan baiknya sebagai sebuah amal ibadah.

Perbuatan baik yang ia lakukan itu tidak pernah dianggap sebagai suatu bentuk ibadah yang pasti berpahala, hingga ia merasa dapat menghitung berapa jumlah pahala yang telah ia kumpulkan, tetapi ia melaksanakan kebaikannya itu semata-mata hanya karena melaksanakan perintah Allah atau menjauhi larangan-Nya, karena dasar ketaatan semata.

Ketiga, Semata-mata mengharapkan balasan suatu perbuatan hanya di akhirat.

Ia tidak pernah berhitung terhadap amal baiknya itu, kira-kira dapat imbalan apa yang didapatkan semacam berapa honor, fasilitas, jabatan, dan hal-hal yang terkait kenikmatan duniawi, melainkan segala yang ia kerjakan itu semata-mata hanya mengharapkan balasan akhirat, adapun jika Allah mengirim kenikmatan duniawi sebagai efek dari perbuatan baiknya itu, tiada lain hanya dinilai sebagai bonus yang tidak pernah diperhitungkan sebelumnya.

Wallahu a'lam. (*)