Berbuat Curang dan Fitnah Lantaran Lemah Iman

Oleh: Ferry Is Mirza DM, Wartawan Utama Sekwan Dewan Kehormatan Pengurus PWI Jatim

JUM’AH Mubarakh. Perbuatan curang memang biasanya tidak muncul begitu saja. Ada banyak faktor dan pemicu seseorang melakukan perbuatan tersebut.

Diantaranya:

Lemahnya iman, sedikitnya rasa takut kepada Allah dan kurangnya kesadaran bahwa Allah SWT senantiasa mengawasi dan menyaksikan setiap perbuatannya sekecil apa pun.

Kebodohan sebagian orang tentang haramnya perbuatan curang, khususnya dalam bentuk-bentuk tertentu dan saat perbuatan tersebut sudah menjadi sistem ilegal dalam sebuah lembaga atau organisasi.

Ketiadaan ikhlas (niat karena Allah) dalam melakukan aktivitas, baik dalam menuntut ilmu, berniaga dan yang lainnya.

Ambisi mengumpulkan pundi-pundi harta kekayaan dengan berbagai macam cara. Yang penting untung besar, walaupun dengan menumpuk dosa-dosa yang kelak menuntut balas.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Akan datang kepada manusia suatu zaman di mana seseorang tidak lagi mempedulikan apa yang didapatkannya, dari yang halal atau dari yang haram.” (HR Bukhari)

Fitnah adalah perkataan yang tidak memiliki nilai-nilai kebenaran, kemudian disebarluaskan sebagai berita untuk menjerumuskan seseorang hingga orang tersebut menderita.

Fitnah dapat membuat seseorang kehilangan harga diri, kehormatan, serta kedamaian dalam lingkungannya.

Adapun seseorang yang suka memfitnah orang lain akan kehilangan imannya kepada Allah. Selain itu, Allah juga memastikan bahwa tempat para penyebar fitnah adalah neraka Jahannam.

“Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan fitnah kepada orang-orang beriman, baik laki-laki maupun perempuan, kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam, dan bagi mereka azab neraka yang membakar.” (QS. Al-Buruj : 10)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala pun sampai memerintahkan untuk memerangi orang yang suka memfitnah.

“Dan perangilah mereka itu sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu semata mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari musuhnya kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang orang yang zalim.” (QS. Al Baqarah : 193)