Berbuat Kebaikan dengan Menjaga Lisan
Oleh: Ferry Is Mirza DM, Wartawan Utama Sekwan Dewan Kehormatan Pengurus PWI Jatim
KEKHAWATIRAN dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia. Dengan berbagi perkataan yang baik, kita bisa menjadi sumber kekuatan dan kegembiraan bagi sesama.
Oleh sebab itu, kita harus hati-hati dalam berbicara, memilih kata-kata yang menyemangati dan memberikan kebaikan kepada orang lain.
Sungguh, Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata. Supaya Allah memberi ampunan kepadamu atas dosamu yang telah lalu dan yang akan datang, serta menyempurnakan rahmatNYA atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus, dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat.
"Katakanlah (Muhammad) Jika kamu mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah nencintaimu dan mengampuni dosa dosamu, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Al Imron : 31)
"Sesungguhnya Allah dan para MalaikatNYA bershalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam kepadanya dengan penuh penghormatan." (QS. Al Ahzaab : 56)
Setiap orang lahir ke dunia tak pernah tahu dari ketuturunan siapa... Dengan jenis kelamin apa, dengan kadar seperti apa… Hal pentingnya adalah bagaimana dia bisa tahu dirinya, Tuhannya dan mampu bersyukur atas hal tersebut...
Fastabiqul khairaat... Berlomba melakukan kebaikan selama hidup sebatas bisa dan mampu juga mau sesuai kapasitas yang ada pada dirinya…
Statement akhir perbedaan yang Allah ciptakan pada manusia. Semoga membangun kesadaran spritual kita untuk tidak memiliki rasa lebih dari yang lain dalam banyak halnya…
Kuncinya membangun peradaban manusia; Menciptakan kesadaran spiritual; Perbedaan adalah rahmat; Perbedaan yang sesuai petunjuk adalah untuk saling melengkapi membangun konstruktif perbendaharaan rahmat Allah amat luas; Keberagaman (pluralustik) adalah kekayaan itulah bhineka tunggal ika konsep universal Rahmatan Lil Al-Amin.
Untuk semua umat manusia Al Qur'an selalu mengajak manusia untuk terus berpikir karena diberi akal dan pikiran yang pada dasarnya isinya yang ada dalam organ manusia adalah sama, satu pencipta.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: “a hum yaqsimuuna rohmata robbik, nahnu qosamnaa bainahum ma'iisyatahum fil-hayaatid-dun-yaa wa rofa'naa ba'dhohum fauqo ba'dhing darojaatil liyattakhiza ba'dhuhum ba'dhong sukhriyyaa, wa rohmatu robbika khoirum mimmaa yajma'uun”.
"Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan." (QS. Az-Zukhruf : 32)
Kerusakan yang ada disebabkan karena banyak manusia yang ingkar nikmat Allah. Zaman Fir'aun orang orang yang tersesat karena mengingkari rahmat Tuhan.
Kekuasaan yang tak berilmu keserakahan, ketamakan, kebohongan sihir. Maka diabadikan di dalam Al Qur'an untuk pelajaran umat manusia bagi orang orang yang berpikir.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: “a lam tarou annalloha sakhkhoro lakum maa fis-samaawaati wa maa fil-ardhi wa asbagho 'alaikum ni'amahuu zhoohirotaw wa baathinah, wa minan-naasi may yujaadilu fillaahi bighoiri 'ilmiw wa laa hudaw wa laa kitaabim muniir”.
"Tidakkah kamu memperhatikan bahwa Allah telah menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untuk kepentinganmu dan menyempurnakan nikmatNya untukmu lahir dan batin. Tetapi diantara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan." (QS. Luqman : 20). (*)