Habib Rizieq Minta Umat Kompak Melawan Ketidakadilan

Jakarta, FreedomNews - Imam Besar Front Persaudaraan Islam (FPI) , Habib Rizieq Syihab meminta umat supaya kompak melawan kezaliman dan ketidakadilan. Berkaitan dengan itu, Indonesia harus menyontoh Amerika Serikat dan Prancis yang satu suara melawan kezaliman.

Habib Rizieq Syihab (HRS) mengatakan hal itu dalam ceramahnya pada pembukaan Ta'lim Bulanan Markaz Syariah Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Ahad, 2 Juli 2023.

HRS meminta semua pihak supaya tidak membiarkan orang-orang zalim tidur nyenyak. Jangan membiarkan orang-orang zalim tetap tertawa bebas, dan jalan melenggang.

Dulu, kata HRS, di Amerika Serikat (AS) polisi menangkap satu orang. Cara menangkapnya dengan meletakkan lutut di lehernya, sampai tidak bisa bernapas dan akhirnya meninggal. "Semua satu negeri menguber-uber (mengejar-ngejar) polisi, sampai polisi minta maaf kepada rakyat AS," kata HRS.

Peristiwa yang dimaksud adalah tewasnya George Floyd yang megap-megap saat dijerembapkan polisi ke aspal jalanan Minneapolis pada Senin, 25 Mei 2020 . Pria kulit hitam 46 tahun itu tidak bisa bernapas. Lutut polisi menekan kuat belakang lehernya sekitar lima menit.

"Please, please, saya tidak bisa napas," kata Floyd yang tidak bersenjata.

Polisi bergeming, meskipun sejumlah warga telah memintanya untuk mengendurkan cekikan. Floyd yang dituduh menjual barang ilegal itu kemudian dilarikan ke rumah sakit, tetapi nyawanya tidak tertolong.

Kemudian HRS juga mengungkapkan peristiwa di Perancis, yaitu remaja 17 tahun yang ditembak polisi. Akibat peristiwa itu, warga Prancis mengamuk, chaos dan terjadi aksi pembakaran di berbagai tempat.

Peristiwa di Perancis yang disebut HRS adalah penembakan terhadap Nahel M. Remaja keturunan Maroko ditembak di dada dari jarak dekat pada Selasa, 27 Juni 2023 pagi. Kerusuhan terjadi di berbagai tempat, termasuk di Paris.

Penduduk AS dan Perancis bukan mayoritas Islam. Mereka berbeda agama, berbeda partai, tetapi kompak dalam melawan kezaliman dan ketidakadilan. "Dalam melawan kezakiman mereka (warga AS dan Perancis satu suara, tidak terpecah," katanya.

Berbeda dengan di Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Ada enam anak muda, santri disiksa, dibunuh, difitnah lagi. Sudah demikian, guru-gurunya ditangkap, organiasinya dibubarkan. Namun, karena terbelah melawan kazaliman dan ketidakadilan, maka yang terjadi pro dan kontra. "Ada yang mendukung ada yang tidak. Akibatnya, yang membantai tenang-tenang saja sampai sekarang," ujar HRS.

Yang dimaksud enam santri yang dibantai adalah pengawal HRS saat menuju Karawang mengikuti pengajian subuh keluarga. Enam laskar FPI (Front Pembela Islam), ditangkap di KM 50 Jalan Tol Jakarta-Cikampek, kemudian dimasukkan ke mobil dan dibunuh di suatu tempat.

Di AS dan Perancis tidak lagi melihat agamanya apa, partainya apa. Kalau tentang kezaliman, warga di kedua negara itu sepakat melawannya.

Indonesia harus menyontohnya. Mestinya, siapa pun yang dizalimi, baik yang beragama Islam maupun orang kafir, kalau dizalimi, diculik, disiksa, dibunuh tanpa alasan yang jelas dan benar, wajib dibela.

"Lawan itu kezaliman. Tidak ada karena ini muslim, itu nonmuslim, ini partai anu, itu partai ini. Kita harus kompak dan ramai-ramai melawan. Jangan biarkan orang-orang zalim itu tidur nyenyak," ucap HRS. (Anw/MD).