Haluan Negara
Oleh: Yudi Latif, Cendekiawan Muslim
SAUDARAKU, sebuah bahtera negara takkan karam hanya karena kurang adidaya atau sumberdaya, melainkan karena terjerumus salah urus.
Salah satu sebab salah urus itu karena manusia mengabaikan hakikat kemanusiaannya. Bahwa di antara kelebihan manusia dari hewan adalah kemampuannya menjelajahi waktu (time travel): mengingat masa lalu dan membayangkan masa depan.
Agar negara berjalan ke arah benar, kebijakan negara tak boleh terjebak dalam rutinitas jangka pendek. Penyelenggara dan warga negara harus mengingat pelajaran dari masa lalu dan merencanakan arah perjalanannya ke depan. Cara mudah membunuh suatu bangsa adalah dengan menghapus memori dan visi perjuangan bersamanya.
Di atas jalur sejarah bersama, arah negara dituntun oleh haluan berencana nan menyeluruh berlandaskan nilai dan aturan dasar negara.
Bila Pancasila berisi falsafah dasar, konstitusi mengandung aturan dasar, haluan negara memberi arahan dasar. Kaidah Pancasila dan konstitusi takkan bisa dijalankan secara benar tanpa prinsip-prinsip direktif yang tepat.
Mengembaralah ke seluruh penjuru bumi. Perhatikan tanda-tanda kejatuhan kuasa di segala mancanegara. Kapal kekuasaan yang dikemudikan tanpa konsepsi dan direksi akan tersesat menuju lembah kebinasaan.
Dalam menyusun dan menjalankan haluan negara, anak-anak negeri harus menyalakan cinta negeri di hati. Mereka bukan cuma penduduk bak penghuni hotel yang menumpang tidur, tanpa merasa memiliki dan merawat. Mereka adalah warga negara peduli sebagai pandu pejuang keselamatan dan kemajuan negara.
Manakala saat ini terdapat tanda-tanda negara berjalan salah arah, pandu pejuang harus merasa terpanggil untuk mengembalikannya ke jalan yang benar dengan mamancangkan kembali marka-marka haluan negara. (*)