Jalan Kejayaan

Oleh: Yudi Latif, Cendekiawan Muslim, Anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia

SAUDARAKU, dalam kehidupan yang ditandai beragam disrupsi dan perubahan cepat, konflik dan fragmentasi, bagaimana kita bisa mengantisipasi masa depan?

Untuk memperoleh _insight _bacalah buku "Principle for Dealing with the Changing World Order", karya Ray Dalio (2021)

Menurutnya, kebanyakan kita berlaku bak semut yang terpikat serpihan kecil, kejadian sesaat, dalam masa singkat ketimbang memiliki perspektif lebih luas tentang pola gambaran dan siklus besar, serta keterkaitain ragam faktor dan fenomena.

Untuk bisa melihat gambaran besar, kita tak bisa memusatkan perhatian pada detail. Berdasar sejarah dunia, siklus besar melahirkan perubahan pendulum antara masa kemakmuran-kedamaian-kreativitas tinggi di satu sisi dengan masa depresi-kekacauan-revolusi di sisi lain, dengan rasio sekitar 5 : 1.

Lewat pengkajian terhadap kenaikan dan kejatuhan sejumlah kekaisaran dan dinasti besar bisa ditarik gambaran besar. Siklus daya sintasnya sekitar 250 tahun, lantas perlahan mundur.

Untuk bisa mendaki di jalan kejayaan, setiap entitas kekuasaan harus memulai dengan memancangkan kepemimpinan baru yang kuat dan cakap dengan menawarkan sistem alternatif yang ekselen.

Sistem ekselen itu meliputi dan dimulai dari pendidikan yang kuat. Bukan hanya mengajarkan pengetahuan dan keterampilan, tapi juga karakter kuat, keadaban, etika kerja; yang dikembangkan di lingkungan sekolah, keluarga, dan komunitas agama.

Pendidikan baik akan menciptakan penghormatan yang sehat terhadap hukum dan peraturan, ketertiban dalam masyarakat, yang mengarah pada rendahnya tingkat korupsi, kesediaan bekerjasama antar keragaman warga untuk meningkatkan produktivitas.

Suasana demikian dapat mendorong perubahan dari usaha menghasilkan produk dasar menuju ekonomi berbasis inovasi dan teknologi baru. Terbuka pada pemikiran terbaik yang berkembang di dunia, agar bisa belajar cara terbaik mengerjakan sesuatu oleh para pekerja, pemerintah dan militer yang bekerja secara berkelindan dengan semangat inovatif.

Hasilnya, suatu negara jadi lebih produktif, lebih kompetitif di pasar dunia. Terciptalah pertumbuhan income yang kuat, dapat membiayai investasi dalam infrastruktur, pendidikan, riset dan pengembangan. Berujung, kemakmuran bangsa melambung. (*)