Jangan Sampai Dikibuli Ijazah Palsu Lagi

Oleh: Ferry Is Mirza DM, Wartawan Utama Sekwan Dewan Kehormatan Pengurus PWI Jatim

SAMPAI detik ini gugatan perkara ijazah palsu Joko Widodo yang mengaku insinyur lulusan Fakultas Kehutanan UGM masih berlangsung di PN Surakarta dan Jakarta. Eggy Sujana dkk sebagai PH para penggugat meminta PH tergugat untuk menunjukan bukti ijazah asli Jokowi tak bisa.

Justru, Bambang Tri yang mengungkap kali pertama dugaan ijazah palsu Jokowi, malah ditahan aparat karena dituduh melakukan pencemaran nama baik Jokowi.

Tentang, dugaan kuat ijazah palsu ini, jangan sampai terulang lagi yang dipakai Gibran Rakabuming Raka.

Karena, banyak pihak yang mempertanyakan pendidikan akhir anak sulung pasangan Jokowi – Iriana ini.

Lulusan perguruan tinggi mana? Atau sebenarnya Gibran cuma tamatan SMA?

Menurut tulisan Meilanie Buitenzorgy, konon pendidikan terakhir Gibran studi di University of Technology Sydney (UTS) program Insearch selama tahun 2007-2010.

Tidak ada informasi, jenjang pendidikan maupun bidang studi apa yang diambil Gibran. Karena judulnya mengandung “Technology”, banyak orang Indonesia mengira Gibran studi bidang teknologi. Banyak pula orang mengira UTS ini seperti ITB-nya Australia.

Beberapa hal penting yang perlu diketahui masyarakat Indonesia yang kebanyakan masih silau dengan sekolah di LN.

UTS Insearch sudah tidak ada. Namanya saat ini sudah berganti menjadi UTS College.

UTS Insearch adalah entitas UTS yang cuma menyediakan program-program non-gelar. Durasi programnya antara 8-12 bulan. Maka kalau di Indonesia program UTS Insearch 12 bulan setara dengan program Diploma-1, Program 8 bulan, setara kursus.

Siapa yang sekolah di UTS Insearch? Calon mahasiswa yang gagal masuk program Sarjana/Bachelor di UTS secara langsung, karena kualifikasi akademiknya belum mencukupi. Jadi, UTS Insearch adalah semacam jembatan/pathway/persiapan untuk mengupgrade kemampuan akademik mahasiswa selama Setahun hingga ia layak masuk program Sarjana/Bachelor di UTS.

Apakah semua mahasiswa luar Australia yang pingin kuliah ke UTS, wajib kuliah di UTS Insearch dulu? Ya enggak lah. Kalau kemampuan akademiknya sudah cukup, ya bisa langsung masuk UTS tanpa lewat UTS Insearch.

UTS menawarkan sangat beragam bidang studi, dari bisnis, desain, seni sampai keperawatan. Malah di UTS jauh lebih banyak bidang studi sosial ketimbang studi teknologi/teknik. Jadi jangan dibayangkan UTS adalah ITB-nya Australia.

Record pendidikan Gibran berakhir di UTS Insearch, artinya ia Gagal masuk ke UTS.

Gibran studi di UTS Insearch selama 3 tahun (2007-2010), padahal durasi program program di UTS Insearch hanyalah 8-12 bulan. Muncul pertanyaan, Gibran ngapain aja kuliah program persiapan kok sampai 3 tahun?

Jangan-jangan Gibran gonta-ganti program tiap semester? Kalau gonta-ganti program, timbul lagi pertanyaan lanjutan: ada program yang diselesaikan full 1 tahun nggak? Jangan-jangan malah nggak ada yang selesai…

Kalau ada program yang selesai, maka Gibran dapat sertifikat diploma/kursus dari UTS Insearch.

Setiap orang Indonesia yang sekolah di LN lalu bekerja di institusi pemerintah NKRI maka sertifikat/ijazah pendidikan tinggi di LN WAJIB mendapatkan sertifikat penyetaraan dari DIKTI. Tanpa sertifikat penyetaraan dari DIKTI, maka sertifikat/ijazah LN tidak diakui di NKRI.

Karena Gibran mencalonkan diri jadi cawapres RI berpasangan dengan Prabowo Subianto, maka ia Wajib menyertakan sertifikat penyetaraan ijazah dari DIKTI/Kemendikbud sebagai dokumen kelengkapan di KPU.

Karena record pendidikan terakhir Gibran adalah studi di UTS Insearch, yang cuma menyediakan program setara D1, maka Gibran ya cuma jebolan D1. Dengan catatan kalau dia berhasil menyelesaikan program D1 12 bulan tersebut, dapat sertifikat dari UTS Insearch, lalu dapat sertifikat penyetaraan dari DIKTI. Tanpa itu, maka kualifikasi pendidikan Gibran ya hanya tamatan SMA.

Tetapi SMA-nya juga begimana statusnya? Khan dia SMA di Singapore, ada ijazah penyetaraan dari Kemendikbud nggak? Ini dibahas lain waktu, kalau penulis dapat data Bocor Alus baru yang akurat.

Kenapa sih NKRI reseh banget, ijazah LN mesti diurus penyetaraannya? Ya karena program pendidikan di LN juga banyak yang amsyong alias abal-abal. Plus, sistem pendidikan di LN berbeda dengan Indonesia.

Misal, di Australia, orang tidak perlu tamat SMA untuk bisa masuk ke sekolah-sekolah vokasi/politeknik. Cukup selesai sampai SMA kelas 10, sudah bisa masuk ke politeknik. Nah, kalau orang yang bersangkutan melamar jadi Cawapres di Indonesia, misalnya, kan gawat. Berarti dia nggak pernah tamat SMA. Padahal syarat pendidikan Capres/Cawapres di Indonesia minimal tamat SMA.

Gitu, paham ya ?

Nasehat buat para orang tua yang bercita-cita punya anak lulusan LN, hati-hati. Hati-hati. Pahami dulu sistem pendidikan di negara tujuan. Jangan sampai kayak Mas-Mas yang kita diskusikan ini. Bisa jadi ortunya gak paham lho dengan track pendidikan anaknya. Bisa jadi ortunya tahunya si anak kuliah bertahun-tahun ambil S1/S2 di LN.

E padahal cuma kursus.

Kok sok tahu amat sih? Ya karena narsum penulis adalah alumni Australia yang paham sistem pendidikan di negeri Kangguru itu. Lagian jaman narsum kuliah dulu kala, tiap ngampus naik bus ya mesti ngelewatin kampusnya si Gibran. Cuma kampus University of Sydney jauh lebih keren dong daripada UTS. (*)