Lautan Karomah Kanjeng Syekh Abdul Qadir Al Jailani
Oleh: Abi KH Mustofa Jamal, Ketua Majelis Hikmatul Almukaromah
SYEKH Abdul Qodir Al Jailani RA adalah seseorang yang tidak mau menggantungkan diri atau tidak mau mendekati dan mengagungkan seseorang dikarenakan hanya sebab kekayaannya, dan karena sebab sang penguasa/pemerintahan (yang dimaksud adalah tidak berpangku tangan ke seseorang, kanjeng syekh pribadi yang menggantungkan diri Hanya kepada Allah SWT).
Beliau seringkali berjalan keluar untuk menyaksikan bagaimana kehidupan yang terjadi di dalam masyarakatnya Kanjeng Syekh.
Dan, datanglah seorang wanita pada Syekh Abdul Qodir Al Jaelani RA dengan membawa anaknya, kemudian wanita tersebut berkata, "Anakku ini sangat ingin belajar ilmu kepadamu wahai Syekh." Maka, Syekh Abdul Qodir Al Jailani RA menerimanya dan memintanya supaya mau bermujahadah dan mengamalkan jalan suluk ulama-ulama salaf.
Pada suatu hari wanita tersebut datang dan mengetahui kondisi anaknya yang lemas dan pucat dikarenakan rasa lapar yang menimpanya dan seringnya tidak tidur malam, dan melihat anaknya hanya makan roti yang kasar.
Maka wanita itu menghadap pada kanjeng Syekh Abdul Qodir Al Jailani RA dan mendapati sedang menghadapi wadah hidangan yang berisi sisa-sisa tulang daging ayam jago yang dimakan.
Berkatalah wanita tersebut, "Ya Syaikh, Ya Ghous Engkau memakan daging ayam sedangkan anakku hanya memakan roti yang kasar."
Kemudian Syekh Abdul Qodir Al Jailani RA meletakkan tangannya di atas tulang-tulang ayam tersebut sambil mengucapkan “qumi biidznillahi taala aladzi yuhil ‘idhoma wahiya romim” (Hiduplah hai tulang-tulang dengan izin Allah, Allah SWT Maha Menghidupkan, menghidupkan tulang-belulang yang telah remuk!).
Maka tulang-tulang itupun bangkit menjadi seekor ayam yang utuh kembali sambil mengatakan, "La Ilaha Ilalloh, Muhammadur Rosulullah Syekh Abdul Qodir Waliyullah” (Tidak ada tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah dan Syekh Abdul Qodir adalah waliyullah).
Maka, Syekh Abdul Qodir Al Jailani RA pun berkata kepada wanita tersebut, "Jika anakmu sudah bisa melakukan seperti ini, maka dia bisa makan apapun yang dia inginkan."
Suatu ketika di hari yang penuh angin, ada seekor burung elang yang terbang di atas majlisnya sambil mengeluarkan suara yang keras sehingga mengganggu orang-orang yang hadir di dalam majlis beliau. Maka berkatalah Syekh Abdul Qodir Al Jailani RA, "Wahai angin, ambillah kepala burung ini!" Seketika itu burung tersebut pun jatuh dengan kondisi kepalanya sudah terpotong.
Lalu turunlah Syekh Abdul Qodir Al Jailani RA untuk mengambilnya kemudian menyambungkan potongan tubuh dan kepala burung tersebut sambil mengucapkan “Bismillahir Rahmanir Rahim” maka burung tersebut pun hidup kembali dan terbang bersama burung lainnya atas izin Allah ta'ala dan orang-orang pun sama menyaksikan kejadian tersebut.
"Ya Allah, tebarkan bau wangi keridhoan kepada Syekh Abdul Qodir Al Jailani, dan berikan kepada kami rahasia-rahasia yang telah Engkau titipkan kepadanya".
Catatan
Ketetapan Allah SWT atau sesuatu sudah terjadi bisa diubah atas izinNya, disebabkan permohonan atau do'a para kekasihnya, itulah Karomahnya para wali.
Sesuai dengan Dawuh Nabi Muhammad SAW. "Laisal qodo' ila du'a" (tidak ada yang bisa merubah ketetapan Allah kecuali Do'a, yaitu Doa yang mustajab, Doanya para wali dan Nabi), inilah keajaiban Bertawasul kepada para kekasih-kekasih Allah SWT.
Kita harus selalu husnudhon kepada Allah SWT tidak ada yang mustahil bagi Allah SWT. Jika Allah Kun maka akan jadi.
Untuk mencapai derajat yang Ma'rifat sampai ke haqiqat mendapatkan Karomah harus melalui jalan mujahadah, riyadhoh secara Istiqomah. Yaitu melalu Syariat.
Tidak akan merasakan nikmatnya sholat (perjumpaan kepada Allah SWT) jika tidak melakukan sholat, tidak akan merasakan manisnya dzikir jika tidak berdzikir.
Mari kita berpikir Sampai Merasakan Nikmatnya Dikit Sehingga Diri Kita Itu Lenyap, Fana Billah, Tubadil terganti Atau Kata Guru Sekumpul, Asyiik. Asyiiik, Asyiik. (*)