Lima Menit yang Lebih Baik dari Dunia Seisinya dan 4 Tahapan Proses Tahajjud
Oleh: Ferry Is Mirza DM, Wartawan Utama Sekwan Dewan Kehormatan Pengurus PWI Jatim
QOTADAH, Seorang Tabi'in, rahimahullah berkata, "Dulu dikatakan: Orang munafik tidaklah bangun untuk sholat malam. Yakni orang munafik tidak sanggup untuk melakukan sholat malam karena tidak ada orang yang melihatnya.”
Di antara tanda kejujuran dan keimanan adalah sholat malam.
Syeikh Muhammad bin Sholeh Al-Utsaimin rahimahullah berkata, "Dunia lebih hina di sisi Allah daripada bangkai anak kambing. Oleh karena itulah apabila seseorang melakukan sholat 2 rakaat sunnah Shubuh, maka sholatnya tersebut jauh lebih baik dari dunia dan seisinya.
Dua rakaat ini lebih baik dari seluruh dunia semenjak diciptakannya hingga kelak ia akan lenyap.
Berapakah waktu yang dibutuhkan untuk sholat ini?
Lima menit saja sudah termasuk dengan wudhu. Lima menit yang dapat menyamai nilai dunia seluruhnya dari awal hingga akhirnya.
Sesungguhnya dunia sama sekali tidak ada nilainya di sisi Allah." (Syarah Al-Kafi Asy-Syafiyyah 4/268)
Paksakan diri untuk Tahajjud, suka atau tidak, ringan ataupun berat... Paksakan diri untuk bangun tengah malam menjelang subuh...
Beberapa bentuk paksaan akan berubah menjadi 'Kebiasaan'. Kita akan merasa aneh jika tidak Tahajud, kita akan terbiasa bangun saat jam tahajud, walau tanpa alarm. Lanjutkan.
Kebiasaan yang terius dilakukan akan berubah menjadi 'Kebutuhan'. Pada tahap ini sudah mulai tumbuh benih-benih cinta Tahajud, Akan merasa rugi jika tidak tahajud...
Pada tahap ini Tahajud sudah menjadi candu. Sholat tahajjud berlama-lama adalah 'Kenikmatan'. Sedangkan ketika terlewat tidak tahajud akan membuat diri resah.
Yang perlu kita lakukan adalah 'istiqamah' dan mengajak sebanyak-banyaknya orang untuk Tahajjud agar mereka pun dapat merasakan nikmatnya Bertahajud..
Ada pada tahap manakah kita?
Jangan Tinggalkan Shalat Hanya Karena Urusan Dunia
Biasanya yang melalaikan shalat itu disebabkan sibuk dengan harta, kerajaan, kekuasaan dan sibuk berdagang. Jika keadaannya demikian, maka ia akan dikumpulkan bersama Qorun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Kholaf.
Dari Abdullah bin Amr bin Al ‘Ash, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah menceritakan tentang shalat pada suatu hari di mana beliau bersabda, "Siapa yang menjaga shalat, maka ia akan mendapatkan cahaya, petunjuk, keselamatan pada hari kiamat. Siapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya, petunjuk, dan keselamatan kelak. Nantinya di hari kiamat, ia akan dikumpulkan bersama Qorun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Kholaf.” (HR. Ahmad 2: 169 Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan hadits ini hasan)
Disebutkan empat orang di atas karena mereka adalah para pembesar orang kafir.
Ada faedah yang mengagumkan dari hadits di atas. Orang yang meninggalkan shalat biasa sibuk dengan harta, kerajaan, kekuasaan, dan berdagang.
Siapa yang sibuk dengan harta sehingga melalaikan shalatnya, maka ia akan dikumpulkan bersama Qorun.
Siapa yang sibuk dengan kerajaannya sehingga melalaikan shalatnya, maka ia akan dikumpulkan bersama Fir’aun.
Siapa yang sibuk dengan kekuasaan sehingga melalaikan shalat, maka ia akan dikumpulkan bersama Haman (menterinya Fir’aun).
Siapa yang sibuk dengan berdagang sehingga melalaikan shalat, maka ia akan dikumpulkan bersama Ubay bin Kholaf.
InsyaAllah, Allah memperbaiki iman kita dan terus memudahkan kita menjaga shalat lima waktu. (*)