Mengenang Indahnya Sakaratul Maut: Kebahagiaan Hari Terakhir Istriku, Desak Made Suci Sumiyati
Oleh: Hamka Suyana, Motivator Manajemen Sasyuik
KISAH indahnya sakaratul maut yang dialami istriku, merupakan nikmat Allah yang sangat perlu diceritakan. Sebagaimana perintah Allah pada Surat Ad Duha, ayat 11. “Terhadap nikmat Tuhanmu, nyatakanlah (ceritakanlah) (dengan bersyukur).” (Aḍ-Ḍuḥā :11)
Hari Sabtu (23/11/2024), tepat sepekan silam, merupakan hari yang membahagiakan bagi kami (aku dan istri). Sedikit pun tidak menyangka jika momen tersebut adalah hari terakhir kebersamaan kami. Aku dan istri berpisah untuk selamanya.
Satu; Shalat Subuh berjamaah. Hari itu diawali dengan shalat Tahajud dan dilanjutkan shalat Subuh berjamaah di mushala dekat rumah.
Dua; Sedekah Subuh. Sepulang dari mushala, alhamdulilah, Allah berikan kekuatan kepada kami, untuk membiasakan melakukan Sedekah Subuh. Caranya, uang yang disedekahkan, kami tampung dulu di kaleng. Kemudian kami bagikan kepada yang berhak menerima pada hari Jumat atau tergantung keadaan.
Tiga; Bercengkrama Dengan Anak Yatim. Alhamdulillah, Allah memberikan kesempatan kepada kami, untuk memelihara seorang anak yatim laki-laki yang berusia kelas 3 SD. Si yatim ini masih kolokan dan sering bermanja-manja, tapi penurut terhadap nasihat istriku.
Misalnya, dinasihati dan dimotivasi agar berani belajar mengumandangkan adzan. Pada awalnya tidak mau karena grogi. Tapi berkat penjelasan istriku tentang pahala adzan, akhirnya berani belajar mengumandangkan adzan di mushala seberang rumah.
Empat; Jahitan Tangan Kenangan. Setelah alam sudah terang-benderang, istriku mengambil benang dan jarum untuk menjahit manual, daster yang robek.
Aku kasihan dan melarangnya karena robeknya cukup lebar. Dia bilang, "Biar saja daripada nganggur, untuk kenang-kenangan."
Lima; Lezatnya Sayur Bening. Setelah selesai menjahit daster, ia ke dapur memasak sayur. Aku rasakan, sayur bening masakan istriku hari itu sangat lezat.
Enam; Setia Mendampingi Zoom Meeting. Menjelang tengah hari, atas dorongan istri, aku menerima undangan zoom meeting yang diselenggarakan oleh sebuah Dewan Pengurus Pusat (DPP). Istriku yang setia mendampingi, tampak sangat bahagia ketika nama Hamka Suyana tercantum menjadi salah satu anggota Dewan Pembina DPP.
Dia berucap spontan, "Alhamdulillah ya Allah, cita-cita suami hamba berbagi ilmu secara luas, mulai Engkau kabulkan."
Tujuh; Antara Asar dan Isya. Selepas shalat Asar, istriku menasehati dan wanti-wanti kepada kedua anakku agar menjaga shalat.
Waktu Maghrib, istriku ikut shalat jamaah ke mushala. Kepada anakku, ia bilang, "Mamak mau shalat Maghrib. Karena Mamak sudah tidak shalat lagi."
Waktu antara maghrib dan isya digunakan istriku mendampingiku makan sambil menyampaikan beberapa pesan, di antaranya agar amanah terhadap kepercayaan sebagai Anggota Dewan Pembina DPP.
Begitu Si Yatim mengumandangkan adzan dari mushala, kami mengambil wudhu di kamar mandi. Setelah itu, aku ke mushala dan istriku akan shalat di rumah.
Sepulangku dari mushala, sangat kaget melihat istriku yang masih memakai mukena telentang di tempat shalat. Matanya terpejam seperti orang tidur. Namun detak jantung sudah berhenti.
Innalilahi wa innailaihi rojiun. Sungguh tidak kami duga, istriku begitu cepat dan mudahnya menghadap Allah.
Ya Allah, kami memohon kepada-Mu, jadikan istriku, Desak Made Suci Sumiyati husnul khatimah. Aamiin. Kami yang berduka namun bahagia. (*)