Menjadi Pemenang Ramadhan

KH%20Bachtiar%20Nasir

Oleh : KH Bachtiar Nasir, Pimpinan AQL Islamic Center

Bismillahirrahmanirrahiim.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَقُولُوا۟ قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَٰلَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar. Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh dia menang dengan kemenangan yang agung. ” (Surat Al-Ahzab ayar 70-71)

Beberapa hari lagi kita akan kedatangan tamu agung yang bernama Ramadhan. Hanya orang-orang yang bertakwa saja yang akan bersiap-siaga menyambutnya. Untuk menjadi orang yang paling beruntung di bulan yang mulia ini maka bertakwalah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Karena tidak ada bekal yang paling tepat untuk dapat menjadi orang yang mendapatkan rahmat, ampunan, dan pembebasan dari api neraka meskipun kita masih hidup di dunia – yang merupakan target pencapaian di bulan ini, selain takwa. Hanya orang yang bertakwalah yang akan terpanggil untuk menyambut seruan ini.

Orang-orang yang berpikir jauh dan visioner untuk menjadi pemenang, tidak hanya akan menargetkan kemenangan di dunia ini; melainkan juga sampai pada kehidupan yang kekal abadi di akhirat nanti. Disanalah ditentukan, siapa pemenang yang sesungguhnya, siapa yang paling mulia sesungguhnya, dan siapakah orang yang paling beruntung sesungguhnya.

Oleh karena itu, mari kita ingatkan diri kita sendiri agar tidak lalai di bulan Syaban. Karena di bulan inilah, kita akan melanjutkan pemetaan yang telah digelar semenjak Rajab untuk menentukan mana jalan yang akan kita tempuh untuk bisa menjadi pemenang di bulan Ramadhan. Para pemenang sesungguhnya adalah mereka yang memiliki planning dan memiliki skala prioritas di bulan Syaban menuju Ramadhan.

Ada dua agenda prioritas yang disepakati oleh para ulama yaitu puasa, sampai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam terlihat banyak sekali berpuasa di bulan ini.

Hadits dari Aisyah ra yang mengatakan, “Rasulullah SAW sering berpuasa hingga kami mengira bahwa beliau akan puasa seterusnya. Dan, beliau sering berbuka (tidak puasa) sehingga kami mengira beliau tidak puasa terus-menerus. Dan, aku tidak pernah melihat beliau berpuasa terus sebulan penuh kecuali Ramadhan. Dan, aku juga tidak pernah melihat beliau puasa sunnah dalam sebulan yang lebih banyak daripada puasanya di bulan Syaban. Beliau berpuasa pada bulan Syaban hingga sisa harinya tinggal sedikit.” (Riwayat Muslim).

Puasa sunnah yang paling banyak dilakukan oleh Rasulullah adalah puasa yang dilakukan pada bulan Syaban. Sehingga Aisyah menggambarkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam terlihat seperti berpuasa sebulan penuh, tetapi ada waktu-waktu yang sedikit mmeperlihatkan bahwa Rasulullah saw berbuka. Ini semua untuk menjaga fokus menuju Ramadhan.

Yang kedua adalah amalan-amalan yang dilakukan selama bulan Ramadhan nanti, baik berupa qiyamul lail yang didalamnya kita mendirikan shalat malam, tilawah Alquran, dan zikir; maupun banyak bersedekah. Segala aktivitas ini membutuhkan pre-conditioning agar nantinya ketika Ramadhan datang, diri kita tidak kaget lagi menjalaninya.

Pemanasan

Pre-conditioning ini biasanya dilakukan oleh para atlet sebelum berlatih maupun berlomba. Gunanya agar tidak terjadi kram atau kekagetan tubuh manakala harus melakukan aktivitas olahraga yang sebenarnya. Biasanya berupa warming up atau pemanasan dan peregangan. Badan kita sebentar lagi akan berpuasa di bulan Ramadhan. Bila tidak dibiasakan untuk melakukan aktivitas berpuasa sebulan penuh dan berbagai aktivitas fisik selama bulan Ramadhan nanti, dikhawatirkan akan menimbulkan kondisi yang negatif bagi tubuh.

Hal selanjutnya yang tak kalah penting adalah fokus dan menghindari berbagai macam pengalihan yang akan menggangu konsentrasi. Hal ini biasanya kita lakukan manakala akan menghadapi ujian maupun dalam menyelesaikan pekerjaan yang besar. Maka, sebagaimana Ramadhan adalah sebuah proyek besar bagi hidup kita setiap tahunnya, fokuslah dan hindari sebisa mungkin pengalihan-pengalihan yang akan membuat Ramadhan kita tidak akan mencapai target yang diharapkan.

Berangkat dari ini semua, mempersiapkan diri menjalani Ramadhan tidak bisa dadakan, tidak bisa kagetan. Orang tidak biasa melakukan banyak ketaatan di bulan Syaban tidak akan mungkin bisa melakukan begitu banyak agenda ketaatan di bulan Ramadhan. Stamina iman dan badannya akan cepat drop. Orang yang tidak terbiasa membaca Alquran dalam waktu yang lama, akan kesulitan untuk banyak bertilawah. Begitu pula orang yang belum terbiasa qiyamul lail akan kelelahan mendirikannya di bulan Ramadhan. Mungkin bisa dipaksa, akan tetapi biasanya tidak akan bertahan lama. Inilah alasan mengapa fenomena di akhir Ramadhan, masjid justru semakin sepi.

Selanjutnya, untuk bisa lulus dari ujian, tentu seseorang diharuskan menjauhi gangguan. Apa pun bentuknya. Baik itu gadget, maupun segala aktivitas dan tontonan yang tidak bermanfaat. Begitu juga pula dengan Ramadhan kita. Barang siapa yang ingin sukses di bulan Ramadhan, dia harus bisa menahan dan menjauhkan dirinya dari berbagai hal yang akan membuatnya gagal mencapai target. Terutama berbagai hal yang akan mengganggu stabilitas hatinya.

Dengan berpuasa di bulan Syaban maka ia akan siap untuk mendapat hal-hal hebat di bulan Ramadhan nanti. Dengan memperbanyak qiyamul lail, maka kalbunya akan siap untuk menjalani Ramadhan. Kalbu memang target utama Ramadhan.

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.” (Surat Al-Anfal ayat 2).

Jauhi semua hal-hal yang dapat membuat kita tidak fokus. Bahkan, upayakanlah hal-hal yang dapat menunjang kekhusyuan Ramadhan. Ada banyak kebaikan dan ketaatan yang dapat dilakukan di bulan Syaban ini, semuanya demi untuk menjadi hamba-Nya yang memenangkan medali yang paling mulia dalam hidup yaitu takwa.

Ingatlah ada dua hal besar yang harus kita dapatkan dalam Ramadhan nanti yaitu menjadi insan yang takwa. Hanya beberapa puluh hari saja mungkin hitungannya, tetapi goals yang harus kita dapatkan adalah berupaya menjadi takwa semenjak Syaban sehingga kita dapat memperoleh dan menggunakan takwa kita on the road di bulan Ramadhan.

Yang kedua adalah malam Lailatul Qadar, yaitu malam nominasi yang penuh dengan kemuliaan. Tidak bisa dicapai dengan mendadak. Tanpa latihan dan persiapan. Menjelang Ramadhan, untuk mendapat Lailatul Qadar, maka kita harus berlatih semenjak Syaban. Perbaiki jadwal dan agenda Ramadhan, sehingga di sepuluh hari terakhir yang sarat dengan rahmat dan ampunan Allah Subhanahu wa Ta'ala, kita akan mendapatkan malam yang penuh kemuliaan ini. Jangan sampai malah kita down di sepuluh hari terakhir karena mengutamakan agenda menjelang Idul Fitri.(*)