Pergaulan Jahat atau Baik
Oleh: Luthfi Bashori, Pengasuh Pondok Pesantren Ribath Al Murtadla Al Islam Singosari Malang
DALAM menjalani kehidupan sehari-hari, tentu setiap orang itu akan menemui lingkungan pergaulan yang beraneka ragam dan berbeda-beda, yang mana hal seperti ini sangat sulit untuk dihindari.
Karena banyaknya keperluan dan kepentingan pribadi bagi setiap orang untuk memenuhi hajat hidupnya, menyebabkan ia harus sering berinteraksi dengan banyak pihak yang karakternya bermacam-macam.
Realita di tengah masyarakat, tidak semua pergaulan itu pasti membawa dampak positif, tetapi sangat banyak pula tempat-tempat pergaulan yang justru dapat merusak sendi-sendi kehidupan manusia.
Untuk menghindar dari perkumpulan atau komunitas sesama manusia adalah suatu hal yang sangat mustahil bisa dilakukan maka yang terpenting bagi kalangan orang-orang yang berjiwa baik, berakal sehat, dan berperilaku postitif, maka hendaklah ia pandai-pandai mencari lingkiungan yang terbaik dan yang positif pula.
Seperti ikut aktif dalam majelis pengajian untuk mencari tambahan ilmu agama atau bergaul dengan komunitas jamaah masjid, jamaah mushalla dan komunitas lainnya yang sekira dapat mendorong seseorang itu untuk selalu ingat kewajiban dalam melaksanakan syariat Islam secara baik dan benar.
Rasulullah SAW bersabda: “Menyendiri itu lebih baik daripada mempunyai teman duduk yang jahat, teman duduk yang saleh itu lebih baik daripada menyendiri. Mengatakan hal yang baik itu lebih baik daripada diam, dan diam itu lebih baik daripada mengatakan hal yang buruk (jahat).” (HR. Imam Baihaqi)
Maksudnya, menyendiri di saat kesulitan mencari lingkungan yang positif itu jauh lebih baik daripada berteman dengan orang-orang yang berakhlak buruk. Dikatakan demikian karena sikap seorang teman itu akan mudah mempengaruhi orang-orang yang berada dalam lingkungan pergaulannya.
Sedangkan orang yang pandai memilih tempat pergaulan, semisal selalu berusaha mencari kawan dari kalangan orang-orang baik dan saleh, maka ia pun akan mendapat manfaat yang sangat positif, baik untuk kehidupan secara pribadi semasa hidup di dunia maupun kelak di akhirat. (*)