Rizeki dan Takdir Tak Akan Salah Alamat

Oleh: Ferry Is Mirza DM, Wartawan Utama Sekwan Dewan Kehormatan Pengurus PWI Jatim

KALAU rizeki itu diukur dari kerja keras, maka kuli bangunanlah yang akan cepat kaya. Jika rizeki itu ditentukan dari waktu kerja, maka warung kopi 24 jam lah yang akan lebih mendapatkanya. Bahkan, mungkin mampu mengalahkan resto cepat saji KFC, McD, dan Hokben.

Jika rizeki itu milik orang pintar, maka dosen yang bergelar panjang yang akan lebih kaya. Jika rizeki itu karena jabatan, maka presiden dan raja-lah orang yang akan menduduki 100 orang terkaya di dunia.

Rizeki itu karena kasih sayang Allah. Dan tidak akan salah alamat. "Mengejar menjemput rizqi, jangan mengejar jumlahnya, tetapi berkahnya." (Ali bin Abi Thalib).

Sebagai seorang muslim, pasti tidak asing dengan yang namanya takdir. Tapi tahukah Anda kalau takdir itu bermacam-macam? Berikut macam-macam takdir yang harus kita ketahui.

Para ulama menjelaskan ada empat macam takdir, yaitu: 1) Takdir Azali; 2) Takdir ‘Umri; 3) Takdir Sanawi; 4) Takdir Yaumi.

Berikut penjelasannya :

Takdir Azali, yaitu takdir yang ditulis dalam lauhil mahfudz 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi. Takdir Azali ini merupakan takdir utama yang pasti terjadi bagi semua mahkluk.

Allah berfirman; “Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan bumi? Bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah”. (QS. Al-Hajj : 70)

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Allah menentukan berbagai ketentuan para makhluk, 50.000 tahun sebelum menciptakan langit dan bumi. “Beliau bersabda, “Dan adalah ‘Arsy-Nya di atas air.” (HR. Muslim)

Takdir ‘Umri, yaitu takdir yang ditulis malaikat saat meniupkan roh ke dalam janin. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda; “Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal darah seperti itu pula (empat puluh hari), kemudian menjadi segumpal daging seperti itu pula, kemudian Dia mengutus seorang Malaikat untuk meniupkan ruh padanya, dan diperintahkan (untuk menulis) dengan empat kalimat: untuk menulis rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagia(nya).” (HR. Bukhari Muslim)

Takdir Sanawi, yaitu yang berlaku tahunan dan ditulis kejadian setahun ke depan setiap malam lailatul qadar. Allah berfirman, “Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (QS. Ad-Dukhaan : 4)

Allah juga berfirman, “Pada malam itu turun para Malaikat dan juga Malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr : 4-5)

Takdir Yaumi, yaitu takdir yang berlaku harian. Allah Ta’ala berfirman, “Setiap waktu Dia dalam kesibukan.” (QS. Ar-Rahmaan: 29)

Perlu diperhatikan bahwa di antara empat takdir ini, takdir utamanya adalah takdir Azali yang tertulis di lauhil mahfudz, sedangkan tiga takdir yang lainnya (‘umri, sanawi, dan yaumi) adalah takdir yang bisa merubah.

Perhatikan kalimat berikut: “Perubahan takdir (‘umri, sanawi dan yaumi) ini tertulis dalam takdir Azali di lauhil mahfudz.”

Contohnya: bisa saja dalam takdir ‘umri tertulis dia seorang yang celaka, tetapi karena dia sungguh-sungguh mencari hidayah, maka ia menjadi orang yang beruntung. Perubahan takdir ‘umri ini tertulis dalam lauhil mahfudz.

Ini juga yang dimaksud dengan “takdir bisa diubah dengan doa”. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda; “Tidaklah mengubah suatu takdir melainkan doa.” (HR. Al Hakim, hasan)

Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjelaskan bahwa takdir yang berubah tersebut berkaitan dengan doa, beliau berkata: “Doa termasuk sebab merubah takdir yang mu’allaq (bergantung pada sebabnya). Takdir itu ada yang mu’allaq dan ada yang telah tetap, sama sekali tidak berubah.”

Syaikh Al-‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan bahwa perubahan takdir dan doa tersebut juga tertulis dalam takdir Azali lauhil mahfudz. Beliau berkata: “Pada hakikatnya takdir (Azali) tidak berubah, karena doa tersebut sudah tertulis (di lauhil mahfudz) bahwa kesembuhan karena adanya doa, inilah takdir asli yang tertulis dalam takdir Azali.” (Majmu’ Fatawa wa Rasail 2/93)

Itulah sedikit pembahasan tentang rizeki dan macam-macam takdir. Insya' Allah bermanfaat. (*)