Sebesar-besarnya Dosa Besar
Oleh: Ferry Is Mirza DM, Wartawan Utama Sekwan Dewan Kehormatan Pengurus PWI Jatim
JUM’AH Mubarakh. Dari Abu Bakrah Nufai bin al-Harits RA katanya: Rasulallah Shalallahu Alayhi Wasallam bersabda:
"Tidakkah engkau semua suka saya memberitahukan perihal sebesar-besarnya dosa besar?" Beliau menyabdakan ini sampai tiga kali. Para sahabat menjawab: "Baiklah, ya Rasulallah."
Beliau bersabda: "Menyekutukan kepada Allah dan berani kepada kedua orangtua."
Semula Shalallahu Alayhi Wasallam bersandar lalu duduk kemudian bersabda lagi: "Ingatlah, juga mengucapkan kedustaan serta menyaksikan secara palsu." Beliau Shalallahu Alayhi Wasallam senantiasa mengulang-ulang kata-kata yang akhir ini, sehingga kita mengucapkan: "Alangkah baiknya, jikalau beliau diam berhenti mengucapkannya." (Muttafaq 'alaih)
Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:
Pertama; Dosa ada yang besar dan kecil. Dosa besar, apabila yang mengerjakan di antaranya mendapatkan ancaman dengan murka atau la'nat atau api neraka.
Kedua; Syirik menyekutukan Allah termasuk dosa besar karena di antaranya menyimpang dari qolbun salim. Dan durhaka kepada orang tua juga termasuk dosa besar di antaranya karena keluar dari tabiat manusia.
Ketiga; Mengucapkan kedustaan dan menyaksikan secara palsu termasuk dosa besar yang banyak deremehkan manusia.
Semula beliau Shalallahu Alayhi Wasallam bersandar lalu duduk kemudian bersabda lagi: "Ingatlah, juga mengucapkan kedustaan serta menyaksikan secara palsu. Sebab begitu besar perhatiannya karena manusia begitu banyak mempermudah akan terjadi dan meremehkannya dan mengangkat banyaknya kedengkian dan permusuhan."
Tema hadist yang berkaitan dengan Al Qur’an:
Pertama; "Siapa pun yang mempersekutukan Allah sungguh telah berbuat dosa yang sangat besar." Pahala amalnya terhapus sehingga menjadi sia-sia.
"Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya diantara hamba-hambaNya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan." (QS. Al An'am : 88)
Kedua; Perintah berbakti kepada kedua orangtua dan larangan durhaka kepada keduanya serta adab bagi keduanya.
"Dan Tuhanmu telah menentukan supaya engkau semua jangan menyembah melainkan Dia dan supaya engkau semua berbuat baik kepada kedua orang tua. Dan, kalau salah seorang diantara keduanya ada di sisimu sampai usia tua, maka janganlah engkau berkata kepada keduanya dengan ucapan "cis", dan jangan pula engkau menggertak keduanya, tetapi ucapkanlah kepada keduanya itu ucapan yang mulia penuh kehormatan." (QS. Al Isra' : 23-24)
Ketiga; Ancaman orang- orang yang melakukan sumpah palsu meliputi mereka tidak mendapatkan bagian di akhirat, Allah tidak akan menyapa mereka, Allah tidak akan memperhatikan mereka pada hari kiamat, Allah tidak akan menyucikan mereka dan bagi mereka adzab yang pedih.
"Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata- kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan menyucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih." (QS. Ali Imron : 77). (*)