Pemilik Akun Fufufafa dan Kaesang Berperilaku Kembar Siam, Mesti Di-bypass Bahayakan NKRI
Maka kedua kakak-beradik Gibran dan Kaesang keburukan perilakunya bak kembar siam. Sehingga keselamatan anak bangsa dan negara mesti prioritas, karena efek dari titisan "moral hazard" asal genetika Jokowi, sukses mengalir turun kepada kedua putranya.
Oleh: Damai Hari Lubis, Pengamat Hukum dan Poltik Mujahid 212
TUDUHAN publik bahwa pemilik akun Kaskus Fufufafa yang isinya berisikan narasi menjijikan yang menghujat Prabowo Subianto (Presiden RI terpilih 2024) adalah Gibran Rakabuming Raka. Sang terlapor gratifikasi dan atau money laundry (kriminal) juga amoral (putus urat malu) karena nafsu syahwatnya ingin turut serta dalam kompetisi Pilpres 2024.
Walau usia tak mencukupi, namun Gibran memaksakan kehendaknya dengan pola disobidience (pembangkangan) terhadap sistem konstitusi, sehingga berimplikasi lahirkan historis hukum vonis Majelis Kehormatan MK, memberhentikan Anwar Usman sebagai Ketua MK karena terbukti telah melakukan nepotisme demi sang keponakan, Gibran.
Kemudian berlanjut, deskripsi sosok Gibran di ruang debat cawapres 2024, ternyata dikecam oleh banyak publik karena tunjukkan perangai buruk (bad attitude).
Sehingga gambaran akumulasi tipikal yang dipresentasikan Gibran didapati banyak temuan rekam jejak perilaku abnormal (bad atiltitude), karena amat tidak role model, sehingga pola kepemimpinan Gibran berpotensi timbulkan dampak buruk terhadap mentalitas anak bangsa, maka ungkapan yang sarkastik akan pas, bahwa Gibran pemimpin berkarakter "Bangsat Bangsa".
Sedangkan perilaku adiknya, Kaesang Pangarep, kapasitasnya nyaris mirip Kakaknya (Gibran), yang memaksakan egonya melalui modus nepotisme dengan cara-cara pola disobidience, dengan tujuan ingin ikut pilkada walau umurnya tidak berkesesuaian dengan sistem hukum.
Persamaan lainnya, Kaesang pun terindikasi terlibat di beberapa laporan kasus bersama Gibran sebagai penerima gratifikasi dan atau money laundry, serta terlapor sebagai penerima gratifikasi tiket gratis pesawat pribadi/carteran ke Amerika bersama istrinya, berikut service kemudahan tanpa diperiksa melalui X-Ray di konter bea cukai bandara.
Namun Kaesang berkelit, gunakan argumentasi illogic, bahwa; "istrinya sedang hamil sehingga dia pelesiran harus naik pesawat pribadi/carteran berjenis Gulfstream G650ER bersama istrinya Erina Gudonoy lalu Kaesang pun terpaksa menerima gratifikasi atau gratis tiket".
Perbedaan antara kakak-adik ini, praktik nepotisme Gibran melalui MK. Sedangkan Kaesang melalui MA (Mahkamah Agung).
Maka kedua kakak-beradik Gibran dan Kaesang keburukan perilakunya bak kembar siam. Sehingga keselamatan anak bangsa dan negara mesti prioritas, karena efek dari titisan "moral hazard" asal genetika Jokowi, sukses mengalir turun kepada kedua putranya.
Sehingga Gibran maaupun Kaesang harus di-bypass melalui due process (rule of law) demi fungsi penegakkan hukum (law enforcement), yakni manfaat hukum/utilitas, sebagai efek jera dan tidak berlanjut mengkontaminasi anak bangsa, kepastian hukum/legalitas, serta rasa keadilan/justice. (*)