Prabowo Patriot atau Pengkhianat Sejati
Hanya setelah bergabung dengan penguasa oligarki dan terseret masuk dalam radar dan janji-janji akan meneruskan jejak kepemimpinan Jokowi, tentu terlalu dini saat ini mempertaruhkan harapan kepada Prabowo untuk mampu menyelamatkan Indonesia.
Oleh: Sutoyo Abadi, Koordinator Kajian Politik Merah Putih
JOKO Widodo harus menerima dengan legawa. Catatan sejarah telah menorehkan dirinya di daun lontar sebagai Presiden memiliki watak seperti pemain politik bermoral hazard (merupakan perilaku tidak jujur dalam memberikan informasi kepada pihak lain demi untuk memenuhi keinginannya).
Keberuntungan telah berpihak sampai jadi presiden benar-benar kejadian aneh, bahkan sampai dua periore menjadi sangat ajaib.
Sang sutradara sebagai pemilik, pelaku, penata, dan pemeta mulusnya jalan skenarionya adalah pemilik taktik dan strategi politik yang hebat dan jenius.
Simsalabim semua pejabat negara hanyut dan tenggelam terperangkap dalam permainan dan kendali remot sang sutradara.
Ketika keadaan kehidupan bernegara makin memburuk, pejuang pergerakan moral mulai tersadar, muncul dengan khutbahnya dari kitab-kitab tua tentang fatsoon politik, moralitas, etika, nasionalisme dijadikan fatwa suci untuk menyelamatkan negara.
Semua terlambat, kalah cepat dengan kekuatan oligarki, keadaan negeri ini sudah terlanjur babak belur.
Dalam keterbatasan dan perannya sekedar sebagai boneka oligarki dan back up kakuatan politik sangat besar yang mengendalikannya, Jokowi yang sering menjawab setiap ditanya masalah yang rumit.. terbaca di balik otaknya melintas "emang gue pikirin" maka yang muncul jawaban: "jangan tanya saya".
Kejahatan, kebiadaban kerajaan oligarki sudah masuk dalam aliran darah para penguasa Indonesia menguasai dan mengangkangi kekuatan apapun yang berani melawan dan menghalanginya, tidak boleh ada penghalang.
Hasil ternak penguasa dipastilan banyak stok ternak lainnya yang sudah disiapkan.
Apapun caranya, cengkeraman oligarki dan generasi paska Jokowi akan diperankan, dimainkan copy paste dengan cara yang sama.
We have to fight the colonialist extremely, karena – sejak 2014 – mereka yang tampak adalah wajah Jokowi dalam bayangan diri oligarki dan RRC.
Presiden hanya berperan sebagai boneka, perlicin, dan memfasilitasi gerakan massif kaum aseng kolonialis, secara ideologis (komunis).
Dalam kegelapan Prabowo Subianto sebagai harapan Indonesia bisa keluar dari kuasa "Barongsari dan angpaonya". Semua pejabat negara luluh lantak setelah diserang perutnya.
Sejarah kehidupan Prabowo menyimpan dalam dirinya (sebagai prajurit perang TNI) memiliki jiwa patriot sejati. Arah, gagasan, pikiran telah diketahui dalam karya bukunya dan masih terekam itu bercaknya saat kampanye Presiden tahun 2014 dan 2019.
Hanya setelah bergabung dengan penguasa oligarki dan terseret masuk dalam radar dan janji-janji akan meneruskan jejak kepemimpinan Jokowi, tentu terlalu dini saat ini mempertaruhkan harapan kepada Prabowo untuk mampu menyelamatkan Indonesia.
"Prabowo akan menjadi patriot sejati atau penghianat sejati – waktulah yang akan membuktikan – bukan hanya modal cuap-cuap model boneka oligarki". (*)