Saudagar China Adalah Penghianat Negara

Sejak itu sebenarnya Nusantara sudah masuk dalam perangkap genggaman China. Cepat atau lambat Nusantara akan dihuni imigran China, dan mereka sudah lama membentuk koloni-koloni yang kita kenal "Pa – Cinan atau Pecinan".

Oleh: Sutoyo Abadi, Koordinator Kajian Politik Merah Putih

CHINA sudah lama ingin menguasai Nusantara sejak ribuan tahun lalu. Sejak jaman Sriwijaya abad 16 sudah berbondong-bondong orang China masuk ke Nusantara di pesisir utara lalu lalang sebagai pedagang.

Sejarah terus berlanjut, bahkan tidak ada yang mengira terjadi kejadian tragis pada era Presiden Joko Widodo tergambar menyerahkan kedaulatan negara kepada pedagang China (para bohir taipan oligarki) yang di-backup RRC.

Pada masa kolonial pedagang China memanfaatkan orang-orang Eropa menjadi mitra menguasai Nusantara. Terjadinya hubungan saling menguntungkan untuk tujuan yang sama.

Awalnya, Belanda sekedar meminjam gudang-gudang saudara China lambat laun dengan alasan keamanan mereka mempersenjatai para penjaga gudang menjadi pasukan kecil.

Akhirnya pelan tapi pasti berubah menjadi sebuah wilayah jajahan yang berlangsung berabad-abad lamanya. Selama ini pedagang China berperan memandu kaum pribumi diposisikan sebagai buruh dan tenaga kasar.

Pedagang China yang telah keluar dari negeri asalnya harus "survive" kecil peluangnya untuk kembali ke negeri asalnya.

Setelah VOC berhasil memperluas jalur perdagangannya dengan menaklukkan raja-raja dalam kendalinya, Belanda mempekerjakan orang-orang China di berbagai wilayah dengan menunjukan mereka sebagai kepala kamar dagang (kapiten).

Lahirlah kekuatan dengan berdirinya – "opsir Tionghoa atau kapitan China". Mereka dipersenjatai selain bertugas menarik pajak juga menguasai pembangunan infrastruktur dengan ijin menangkap dan membunuh dalam menjaga keamanan.

Saat itu pedagang China sudah ahli sebagai menyuap dan menjamu pegawai Kompeni dengan minum-minuman keras hingga memberikan "recognitiegeld" (uang yang dibayar setiap tahun sebagai pengakuan atas hak).

Tabiat mereka tidak pernah berubah berideologi Angao.

Belanda tidak akan mampu menguasai Nusantara selama 350 tahun tanpa ada peran mereka sebagai kepanjangan tangan opsir China yang sebenarnya melaksanakan order penindasan.

Masa penjajahan selama berabad-abad telah mewariskan kepada Indonesia suatu struktur perekonomian yang didominasi oleh perusahaan-perusahaan asing dan pedagang China.

Sejak itu sebenarnya Nusantara sudah masuk dalam perangkap genggaman China. Cepat atau lambat Nusantara akan dihuni imigran China, dan mereka sudah lama membentuk koloni-koloni yang kita kenal "Pa – Cinan atau Pecinan".

Dalam sejarahnya saudagar China adalah penghianat negara. Penghianatan demi penghianatan terus-menerus mereka lakukan, namun buku-buku sejarahnya rapi disembunyikan.

Dalam sejarahnya pada era kolonial, China sebagai order penindasan. Belanda memberlakukan aturan larangan penyewaan dan penjualan tanah pertanian di Jawa kepada orang-orang China.

Betapa dungu, bodoh, tolol dan saat ini pemerintah mengeluarkan kebijakan PSN mempersilakan China membeli tanah kaum pribumi bahkan dengan cara paksa, membangun negara dalam negara. (*)