Tidak Sudi Dijajah China (9)

Prabowo Subianto sebagai sosok seorang Jenderal harus bisa menjadi sosok yang oleh AJ. Toynbe disebut Minoritas Kreatif (penentu peradaban), menuju kejayaan Trilogi Pribumisme (Pribumi Pendiri Negara, Pribumi Penguasa Negara, Pribumi Pemilik Negara).

Oleh: Sutoyo Abadi, Koordinator Kajian Politik Merah Putih

HENTIKAN Prajurit dan Taruna Bermain Barongsai….!

Kertanegara dan Raden Brawijaya demi cintanya kepada tanah Jawa sanggup menghancurkan China yang hendak menjajah Pulau Jawa.

Integritas, nasionalisme, yang mereka ajarkan seperti hilang tergilas "Barongsai". Musuh yang dulu mereka hadapi kini menempatkan panji-panji dan mengobarkan di tempat mereka dulu mendarat pada 1 Maret 1293 di Tuban.

Berdiri patung raksasa wajah congkak memegang sebilah pedang seolah-olah siap memenggal siapapun yang berani menyentuhnya.

Sebuah simbol yang patut di cermati dari kandungan makna di sekujur badannya bisa berarti ancaman kedaulatan, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa. Tetapi, patung itu sekarang sudah runtuh karena dirobohkan amukan alam.

Ini adalah salah satu proxy terwakili oleh patung ditinjau dari sejarah mengapa didirikan di sana. Mengapa sosok tersebut menggambarkan seorang Panglima, mengapa atributnya memamerkan permusuhan dengan wajah bengis.

Siapa yang akan ditebas, seolah-olah memberi pesan kepada kita ketika tentara Kubilai Khan dari China itu mendarat di tempat ini delapan abad yang lalu. Ini sebagai agresi terselubung karena tidak mungkin patung dibuat untuk mengisi tanah kosong.

Hanya pejabat bermental Barongsai yang melihat patung itu sekedar karya seni dan budaya China, sesungguhnya "patung itu adalah sebuah ancaman".

Skenarionya sama, Barongsai dengan angpaonya caranya halus, tersamar dan tak teraba, kecuali bagi mereka yang memiliki naluri intelijen

Proxy baru kita rasakan sedang terjadi benturan peradaban digelar Barongsai, akan ada yang menang dan yang tersungkur.

Simbol yang terbaca adalah kekuatan besar barongsai dengan angpao yang sangat besar itu akan melumpuhkan kaum pribumi. Kekuatan yang akan melumpuhkan, bahkan memusnahkan ini adalah ada penguasa yang sudah dan sedang diternak Barongsai dengan angpaonya.

Barongsai, dikenal sebagai barongan China, diperkirakan, pendiri Barongsai Hoksan adalah Feng Gengzhang pada abad ke-20. Berdasarkan kepercayaan masyarakat Tionghoa, Naga dianggap sebagai simbol keberanian, kekuatan, kebijakan, dan keunggulan.

Patung panglima perang China "Kong Co Kwan Sing Tee Koen" di Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban dan Barongsai dengan angpaonya di Indonesia bukan sekedar seni atau kesenian.

Jangan ada lagi institusi yang nanggap Barongsai, Prajurit main Barongsai, Taruna main drumband bersama Liong dan Barongsai.

Prabowo Subianto sebagai sosok seorang Jenderal harus bisa menjadi sosok yang oleh AJ. Toynbe disebut Minoritas Kreatif (penentu peradaban), menuju kejayaan Trilogi Pribumisme (Pribumi Pendiri Negara, Pribumi Penguasa Negara, Pribumi Pemilik Negara).

Sesuai dengan cita-cita berdirinya Negara: Bonum Publicumm (menuju kemakmuran bersama), kemakmuran rakyat bumi Nusantara terwujud. (*)