Fakta: Padcast Tempo Telanjangi Manuver Erick Thohir
Jika menyimak tayangan Podcast berdurasi sekitar 37 menit itu, Erick Thohir seharusnya berterima kasih sudah diberitahukan bahwa manuvernya selama ini tidak disukai PDIP. Secara tidak langsung Tempodotco sudah menyampaikan Bocor Alus Politik tentang sikap PDIP.
Oleh: Mochamad Toha, Wartawan Freedom News
TAMPAKNYA Erick Thohir, Ketua Umum PSSI yang juga Menteri BUMN, benar-benar gerah dan gelisah dengan penayangan kanal YouTube dari Tempodotco “Bocor Alus Politik”, Kamis (13/7/2023): "Manuver Erick Thohir Lewat PSSI dan BUMN yang Tak Disukai PDIP".
Menyusul penayangan tersebut, Menteri Erick Thohir langsung melaporkan salah satu konten siniar atau Podcast Bocor Alus Politik alias BAP Tempo ke Dewan Pers hari itu juga, Kamis, 13 Juli 2023. Dan, sedianya, Senin (17/7/2023), kedua pihak diundang mediasi di Dewan Pers.
Staf Khusus Menteri BUMN (ketika itu) Nezar Patria menyampaikan, Erick Thohir merasa konten tersebut sangat merugikan dirinya karena dianggap tidak memenuhi prinsip-prinsip kerja jurnalistik dan Kode Etik Jurnalistik. Karena, sebagian besar konten itu tidak melalui tahapan verifikasi dan konfirmasi sebagaimana diatur dalam Kode Etik Jurnalistik.
"Menurut Pak Erick Thohir, konten itu tidak berimbang dan tidak menghadirkan beliau sebagai narasumber sebagai pihak terkait untuk memberikan keterangan secara berimbang," kata Nezar seperti dilansir Tempo, 13 Juli 2023.
Nezar menjelaskan konten tersebut berisikan percakapan oleh tiga orang wartawan Tempo. Setelah dipelajari, kata Nezar, konten berdurasi 37 menit itu mengandung hal-hal yang sangat merugikan Erick Thohir, terutama karena perbincangan yang ada di dalam podcast itu mengarah kepada tudingan dan mengarah kepada fitnah. “Selain itu sarat dengan informasi-informasi yang tidak terverifikasi," ujarnya.
Nezar menilai tayangan podcast itu menghadirkan informasi yang lebih banyak berisi gosip yang seharusnya berada pada level percakapan di ruang redaksi dan belum terverifikasi. Akan tetapi, nformasi itu sudah ditayangkan untuk konsumsi publik. "Jadi katakanlah ini bahan mentah, gosip gitu, yang kemudian dikemas dan bentuk podcast,” kata Nezar.
Dia menuturkan bahan ini mestinya diverifikasi oleh mekanisme jurnalistik profesional, sebelum bisa dihadirkan untuk publik. Alhasil, informasi yang tidak akurat dan belum terverifikasi itu menimbulkan kesan negatif kepada Erick Thohir dan juga Kementerian BUMN.
Nezar mengatakan, langkah pihaknya mengadukan konten ini ke Dewan Pers (DP) sebagai bentuk penghormatan Erick Thohir terhadap kebebasan pers. Sebab, menurut Nezar, jika diteliti konten itu tidak hanya berpotensi melanggar Kode Etik Jurnalistik dan UU Pers, tetapi juga punya konsekuensi hukum sebagaimana diatur dalam UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
"Meskipun jalur hukum terbuka, tetapi jalur itu tidak ditempuh oleh Pak Erick karena menganggap konten di Tempodotco itu adalah produk jurnalistik di bawah bendera Tempo Media Grup," ujar Nezar.
Melalui pengaduan ini, kata Nezar, Erick Thohir berharap Dewan Pers dapat memroses pengaduan itu secara adil dan memberikan keputusan yang tepat.
Ketua Komisi Pengaduan dan Penegakan Etika Pers DP Yadi Hendriana membenarkan soal aduan Erick Thohir terkait siniar Tempo ke Dewan Pers. Yadi mengatakan, menurut Erick Thohir, podcast ini dianggap tidak berimbang dan informasinya belum terverifikasi atau terkonfirmasi.
“Suatu proses yang wajar tentunya. Jika tidak puas dengan karya jurnalistik dan diadukan ke Dewan Pers,” kata Yadi Hendriana saat dihubungi Tempo, Kamis, 13 Juli 2023.
Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu mengatakan, pihaknya akan mempelajari pengaduan tersebut dan akan segera mengundang pihak Tempo untuk didengar keterangannya.
Ninik memastikan pihaknya akan memutuskan setiap sengketa pers secara adil. Karena konten itu melibatkan Tempo Media, Ninik memastikan pihaknya tidak akan melibatkan anggota Dewan Pers Arif Zulkifli yang merupakan CEO Tempo Media Grup.
Sementara itu, Pemimpin Redaksi Majalah Tempo Setri Yasra mengatakan pihaknya menghormati laporan Erick Thohir ke Dewan Pers. Setri Yasera mengatakan, Tempo menghormati proses yang akan dilakukan Dewan Pers, lembaga yang menjalankan amanat Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.
“Karena itu langkah yang semestinya ditempuh, sengketa pers diselesaikan di Dewan Pers,” kata Setri Yasra kepada Tempo, Kamis, 13 Juli 2023.
Namun, Setri mengaku belum bisa bicara lebih jauh terkait pelaporan tersebut. Sebab, kata dia, pihak Tempo belum mendapat laporan atau tembusan soal laporan Erick Thohir. Ia menuturkan tanggapan Tempo atas materi aduan Erick Thohir akan disampaikan setelah mendapat surat tembusan pengaduan dari Dewan Pers.
Tiga wartawan Tempo, Raymundus Rikang, Steganus Pramono, dan Francisca Christy Rosana, adalah yang saat itu berdiskusi terkait dengan berbagai manuver Erick Thohir yang selama ini dilakukannya. Hari itu, Francisca menggantikan Hussein Abri yang sedang cuti.
Jika menyimak tayangan Podcast berdurasi sekitar 37 menit itu, Erick Thohir seharusnya berterima kasih sudah diberitahukan bahwa manuvernya selama ini tidak disukai PDIP. Secara tidak langsung Tempodotco sudah menyampaikan Bocor Alus Politik tentang sikap PDIP.
Berikut sejumlah isu dalam podcast yang dipermasalahkan Erick Thohir, seperti dikutip Solopos.com dari kanal YouTube Tempodotco, Kamis (13/7/2023). Setidaknya ada tujuh poin yang dibicarakannya oleh ketiga wartawan Tempo tersebut.
Pertama, Bukan Erick Thohir yang Lobi FIFA
Dalam podcast tersebut, tiga wartawan Tempo mengupas informasi yang mereka terima tentang batalnya Indonesia sebagai host Piala Dunia U-20.
Menurut mereka, batalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 bukan semata karena penolakan terhadap Timnas Israel semata, melainkan disebabkan infrastruktur yang belum siap.
FIFA akhirnya membatalkan Piala Dunia U-20 yang digelar pada 20 Mei hingga 11 Juni 2023 dan dialihkan ke Argentina.
Sebagai gantinya, FIFA menawarkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 yang akan diselenggarakan pada 10 November hingga 2 Desember 2023.
“Dan yang melobi FIFA itu Ratu Tisha (Wakil Ketua PSSI), bukan Erick Thohir. Yang awalnya di Doha itu Ratu Tisha, Erick datang sudah jadi. Jadi, tanggal 23 Maret 2023 itu sudah pasti Indonesia ditawari tuan rumah U-17 tapi baru diumumkan FIFA akhir Juni 2023,” tutur Raymundus Rikang.
Pada poin ini sudah jelas, yang melobi FIFA itu Ratu Tisha, bukan Erick Thohir. Jadi, pada 23 Maret 2023 itu sudah pasti Indonesia ditawari tuan rumah U-17 tapi baru diumumkan FIFA akhir Juni 2023. Di sini Erick tampil bak “pahlawan”, padahal Ratu Tisha yang berhasil melobi FIFA.
Kedua, Posisi Erick di PSSI Tak Gembirakan PDIP Dalam podcast tersebut juga diungkap informasi tentang tidak gembiranya PDIP dengan posisi Erick Thohir di PSSI.
Popularitas Erick Thohir dianggap menggerus elektabilitas Ganjar Pranowo yang ketika itu sudah ditetapkan sebagai bakal capres PDIP. “Karena buzzer-buzzer Erick ini juga menyerang Ganjar,” ujar Raymundus Rikang.
Fransisca Christy Rosana juga mengungkap saat Jokowi menyodorkan nama Erick Thohir kepada Megawati Soekarnoputri sebagai bakal cawapres Ganjar, Ketum PDIP itu hanya tersenyum kecut. “Pembicaraan soal Erick Thohir ini hanya 10 menit,” ujar Christy mengutip keterangan sumbernya.
Fakta ini juga jelas. Ditambah, buzzer-buzzernya juga menyerang Ganjar. Makanya, saat Jokowi menyodorkan nama Erick kepada Megawati sebagai bakal cawapres Ganjar, tawaran ini kurang direspon.
Ketiga, Soal JIS Erick Thohir disebut mulai kesal ketika ditanya tentang Jakarta International Stadium (JIS) yang merupakan karya bakal capres Anies Baswedan saat menjabat Gubernur DKI Jakarta.
“Saya juga baca di beberapa berita Erick dah mulai kesel tuh. Ditanyain JAS JIS, ‘emang stadion di Indonesia hanya JIS?’,” ujar Raymundus.
Klaim bahwa JIS tidak memenuhi standar FIFA berbuntut olok-olokan netizen dan mantan pemain bola nasional pun “membela” rumput JIS.
Keempat, Erick Gencar Dekati Partai Demi Pilpres 2024 Erick Thohir disebut gencar mendekati partai-partai parlemen demi bisa berkompetisi pada Pilpres 2024. Sejumlah partai yang disebut adalah PAN, PKB dan PPP.
“Belakangan PPP dilepas, katanya sudah tidak ada harapan karena ada rivalnya, Sandiaga Uno,” ujar Christy.
Fakta ini tak bisa dibantah. Bahwa Erick Thohir gencar mendekati partai-partai parlemen demi bisa berkompetisi pada Pilpres 2024. Apa lagi yang perlu diklarifikasi. Sejumlah partai yang didekati itu adalah PAN, PKB dan PPP. PPP dilepas, karena ada Sandiaga Uno.
Kelima, Erick dan Sandiaga Uno adalah Rival Erick Thohir juga disebut sebagai rival dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno.
Karenanya saat Sandiaga Uno resmi menjadi anggota PPP, Erick Thohir lantas menjauh dari partai berlambang Kakbah tersebut. “Dari dulu kan Sandi dan Erick itu rival,” kata Christy. “Kawan yang pengin jadi rival,” sambut Stefanus Pramono.
Fakta ini juga tak terbantahkan. Erick Thohir itu rival dari Sandiaga Uno. Jelas terlihat langkahnya setelah tahu Sandiaga resmi menjadi anggota PPP, Erick kemudian menjauhi PPP.
Keenam, PAN Sudah Dikunci oleh Erick Thohir Berdasarkan informasi dari sumbernya, Christy menyebut Erick Thohir sudah “mengunci” PAN. Menurutnya, ketika bertemu Megawati beberapa waktu lalu Ketum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) membawa tiga agenda.
Tiga agenda tersebut masing-masing soal Erick Thohir sebagai cawapres, tentang kebutuhan logistik jika PAN dan PDIP berkoalisi serta tentang porto folio kabinet. Zulhas, kata dia, meminta jatah empat menteri kepada Megawati jika dua partai berkoalisi.
Saat membicarakan soal Erick Thohir cawapres, kata Christy, Megawati tidak terlalu responsif karena dirinya banyak mendapat tawaran nama. “Setelah rombongan ini pulang, PAN bete. ‘Wah suram nih’,” kata Christy.
Apa yang dimaksud dengan Erick Thohir sudah “mengunci” PAN. Inilah yang seharusnya disimak lebih dalam. Apakah artinya mengunci itu sama dengan “beresin” harga tiketnya?
Ketujuh, Koalisi dengan Gerindra Setelah tidak mendapat respons baik dari PDIP, PAN lantas berkomunikasi dengan Partai Gerindra. Menurut Christy, tanggapan Gerindra lebih bagus dibandingkan dengan PDIP.
Gerindra disebut bisa menerima Erick Thohir sebagai bakal cawapres dengan syarat Erick bisa “memberesi” Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
“Erick Thohir bilang ke PAN bahwa dia siap memberesi Cak Imin asalkan dukungan Pak Lurah (Jokowi) sudah 100%,” kata Christy.
Fakta ketujuh ini sudah jelas, betapa Zulhas terus berupaya agar Erick Thohir bisa jadi bacawapres. Ini menunjukkan bahwa PAN benar-benar sudah “dikunci” oleh Erick sehingga PAN tetap berjuang agar Partai Gerindra bisa menerima Erick Thohir sebagai bacawapresnya Prabowo Subianto.
Di sini Erick justru memberi syarat balik. “Erick Thohir bilang ke PAN bahwa dia siap memberesi Cak Imin asalkan dukungan Pak Lurah (Jokowi) sudah 100%,” kata Christy. Kata “memberesi” yang ada selama ini adalah “menebus” harga tiketnya Cak Imin.
Yang perlu dicatat, ketiga wartawan Tempo tersebut tentu saja tidak mungkin mengungkap apa yang mereka sampaikan itu jika informasinya tidak akurat. Mereka justru mendapatkan informasi dari sumber-sumber yang sangat tahu “jeroan” BUMN yang dipimpin Erick Thohir tersebut.
Jadi, informasi yang disampaikan dalam Podcast itu adalah fakta yang mereka lihat dan dengar. Fakta itu jelas jejak digitalnya, tanggal berapa, jam berapa, kapan peristiwanya, dan sebagainya. Kalau sudah berupa fakta seperti itu, rasanya, tidak ada kewajiban untuk klarifikasi.
Jadi, ketujuh fakta yang disampaikan tiga wartawan Tempo itu rasanya sulit terbantahkan. Apalagi, sumbernya dari lingkaran Erick Thohir di PSSI dan BUMN maupun “orang” Megawati. (*)