Jangan Lupa, Wanita Emas Bilang KPU Akan Menangkan Ganjar Pranowo
Jokowi akan merangkul dan memeluk Pak Prabowo sambil membisikkan agar mantan Danjen itu bersabar. Ini untuk menunjukkan bahwa Jokowi telah berjuang sekuat tenaga untuk Pak Menhan, tapi “rakyat” (maksudnya KPU) memutuskan lain.
Oleh: Asyari Usman, Pemimpin Umum Freedom News
DESEMBER 2022. Terbongkar skenario KPU (Komisi Pemilihan Umum) akan mendesain Ganjar Pranowo menang pada Pilpres 2024. Hasnaeni Moein alias Wanita Emas mendengar ini langsung dari Ketua KPU Hasyim Asy’ari.
Wanita Emas adalah Ketua Partai Republik Satu. Dia mendapat cerita itu ketika mendampingi Pak Ketua “ziarah” keliling Jogja. Berduaan sampai subuh. Hasyim membantah.
Tapi Pak Ketua akhirnya dinyatakan melanggar etik. DKPP (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu) menjatuhkan hukuman peringatan keras terakhir.
Cerita ziarah berdua-duaan ini perlu diangkat (di-refresh) lagi. Sebab, KPU sangat mungkin sudah mendesain Ganjar pemenang pilpres 2024.
Kita semua sibuk dengan cawe-cawe Presiden Joko Widodo. Juga sibuk dengan PK Moeldoko yang ingin membegal Partai Demokrat melalui MA (Mahkamah Agung). Kita pun disibukkan oleh kasus Al-Zaytun dengan Panji Gumilang yang mengajarkan kesesatan. Bisa dipahami.
Tetapi, kita semua hendaknya tetap waspada terhadap KPU. Sebab, ketuanya, Hasyim Asy’ari, dipastikan akan mengikuti keinginan para penguasa. Dia layak dipercaya akan menjadi boneka elit politik dan oligarki bisnis pada pilpres 2024.
Mungkin ada yang bertanya: apakah cerita Hasyim bahwa Ganjar akan didesain sebagai pemenang pilpres masih relevan dibicarakan? Jawabannya: sangat relevan. Dan, bahkan harus kita waspadai sebagai konspirasi yang akan menjadi kenyataan.
Memang dalam beberapa minggu ini ada perkembangan menarik. Seolah-olah Ganjar makin lemah. Tipis peluang dia menjadi presiden. Sebaliknya, terbentuk persepsi bahwa Prabowo Subianto yang akan terpilih. Dasarnya? Jokowi punya pengaruh besar untuk merealisasikan ini.
Benarkah begitu? Tidak. Itu tak akan terjadi. Mereka yang percaya bahwa Prabowo akan didukung kuat oleh Jokowi menjadi presiden, akan terkena halusinasi. Pada akhirnya, akan tertipu (dicurangi lagi).
Jokowi tidak akan percaya sepenuh hati kepada Prabowo. Apalagi Megawati Soekarnoputri, sangat tidak percaya dan tak suka dengan masa lalu Pak Prabowo. Dan, Jokowi hanya berpura-pura saja berseberangan dengan Bu Ketum PDIP itu.
Tapi, mengapa Jokowi kelihatan serius sekali mendukung Prabowo Subianto? Kalau mendukung pencapresan, memang sangat serius. Tapi, tidak dalam rangka mendukung Prabowo menjadi presiden.
Jokowi dan Bu Mega perlu Prabowo ikut pilpres 2024. Sekali lagi: hanya ikut pilpres, bukan menang pilpres. Pertama, agar skenario pilpres dua pasang capres yang diinginkan Jokowi dan Megawati tak menjadi pertarungan antara Ganjar dan Anies Baswedan. Capres dua pasang seperti ini sangat menakutkan bagi mereka.
Plan A Jokowi dan Mega adalah Anies batal ikut pilpres. Hanya ada Ganjar lawan Prabowo. Agenda ini masih tetap berlanjut. Termasuk mengganggu Partai Demokrat (PD) yang menudukung Anies dan mengganggu Anies sendiri lewat Formula E.
Kalau pun akhirnya Anies ikut pilpres, Jokowi dan Mega akan berusaha dengan segala cara agar Anies tidak lanjut ke putaran kedua. Mereka ingin di putaran kedua akan berhadapan Ganjar dan Prabowo.
Dalam putaran kedua ini pun Jokowi masih berada di kubu Prabowo. Dia bahkan akan ikut serta mengampanyekan Prabowo. Supaya nanti Prabowo dan para pendukungnya ikhlas atau legowo ketika Ganjar dinyatakan menang oleh KPU seperti diceritakan Hasyim kepada Hasnaeni.
Jokowi akan merangkul dan memeluk Pak Prabowo sambil membisikkan agar mantan Danjen itu bersabar. Ini untuk menunjukkan bahwa Jokowi telah berjuang sekuat tenaga untuk Pak Menhan, tapi “rakyat” (maksudnya KPU) memutuskan lain.
Beberapa hari kemudian, Bu Mega berembuk dengan Jokowi. Untuk menyusun kabinet Ganjar. Jokowi setuju kabinet tanpa Luhut Binsar Panjaitan dan Bu Mega setuju Jokowi mengendalikan Ganjar. Sedangkan Ganjar menyatakan siap menjadi boneka untuk kedua seniornya itu.
Setelah itu, Pak Prabowo menggelar konferensi pers. Beliau berkata, “Saya belajar banyak dari pilpres 2024 ini. Saya tidak akan mengulangi kesalahan ini pada pilpres 2029.” (*)