Rocky Gerung Telah Menabung Goro-goro: Menuju Perubahan

Kalian sia-sia mengancam, karena momentumnya telah tiba ketika rakyat sudah marah dan terpaksa harus melawan kekuasaan, maka tidak akan ada kuasa, kekuatan dan pertahanan yang akan bisa bertahan hanya waktu yang tepat sebuah kekuasaan pasti akan runtuh berantakan.

Oleh: Sutoyo Abadi, Koordinator Kajian Politik Merah Putih

"KEMENANGAN diraih bukan dengan banyaknya musuh yang berhasil dibunuh melainkan dengan banyaknya musuh yang berhasil dibuat ketakutan".

Jangan pernah percaya dengan seorang penguasa bicara lembut dan manis, seolah-olah sedang memberi pesan menerima kritikan harus merendahkan diri serendah-rendahnya. Namun, di balik ucapannya "sedang merancang teror" karena merasa dirinya tidak dipuja-puji, justru dikritik, bahkan merasa dilecehkan.

Teror berbau SARA, pola, model komunis terbukti selalu terjadi di Indonesia karena dendam, bahkan karena kekuasaannya diganggu, atau munculnya kritik yang tidak disukai oleh sang penguasa yang sedang berubah bentuk menjadi tirani.

Teror cara paling hakiki untuk melumpuhkan kemauan orang untuk menghancurkan kemampuan lawan. Bisa muncul dengan kekerasan sporadis, bahkan pembunuhan untuk menciptakan perasaan terancam terus-menerus dan melahirkan ketakutan yang menyebar.

Para ahli strategi teror selalu menciptakan ilusi, adanya kekuatan yang mengancam sebagai bentuk lain perang saraf.

Korban teror tidak boleh melemah, mereka harus tetap seimbang, dalam menghadapi operasi teror, rasionalisasi kita adalah garis pertahanan terakhir.

Kadang teror demikian berbahaya, apabila telah muncul tindakan kekerasan, pembunuhan akan memicu segala pemikiran merusak serta ketidak pastian.

Kelompok paling rentan akan segera menyerah, menebar kabar burung, kepanikan dan kecemasan akan meluas. Kalau itu terjadi maka pelaku teror akan membesar, tampak makin berkuasa dan berada di mana-mana.

Ketakutan tersebut berhubungan erat dengan perasaan terancam, segala keburukan yang akan menimpanya, kalau kondisi seperti terlalu lama akan membuat kelumpuhan.

Ketakutan menjadi kronis dan mendalam dikuasai oleh segala pemikiran yang tidak rasional. Bisa terjadi Rocky Gerung akan dijadikan sasaran puncak operasi teror oleh penguasa dengan cara dipersekusi, ditangkap, dan ditahan. Itu tidak boleh terjadi.

Bedug perlawanan dengan "Goro-goro" telah ditabuh, tidak boleh kembali senyap dalam ketakutan, hak suara rakyat tidak boleh dibungkam, perjuangan keadilan harus terwujud, negara kembali pada jalurnya sesuai Pembukaan UUD 1945.

Lawan segala bentuk teror, pada kondisi seperti ini "seseorang harus belajar dalam hati dan keyakinannya, apa arti ketakutan, yang sering datang dari dalan dirinya sendiri”.

“Biarlah guntur menggelegar dan menyebarkan teror, kita harus tetap tegar menguasai diri tidak akan terganggu dengan kekuatan bathin dan jalur kebenaran, penuh keyakinan segala teror akan terpantul sendiri menerjang pelaku teror yang ugal-ugalan".

Tunjukkan diri kita ini kuat dan serius siap menghadapi macam apapun teror yang akan mereka lakukan, dengan ketenangan dan strategi yang diperhitungkan untuk balik memojokkan mereka. Kembalikan pesan histeria dan ancaman balik yang lebih dahsyat dan beri pilihan menyerah atau akan terus melawan rakyat dengan segala resikonya.

Balikan pesan dengan pasti bawa: "sebuah gelombang yang beberapa inci mulai berteriak, akan meninggi menjadi gelombang yang lebih besar, kedalaman airnya akan memberikan momentum, ahirnya akan menghantan pantai dengan daya rusak yang tak terbayangkan".

Kalian sia-sia mengancam, karena momentumnya telah tiba ketika rakyat sudah marah dan terpaksa harus melawan kekuasaan, maka tidak akan ada kuasa, kekuatan dan pertahanan yang akan bisa bertahan hanya waktu yang tepat sebuah kekuasaan pasti akan runtuh berantakan.

Saat itu tidak ada nasib yang lebih buruk, seorang penguasa tiran dari pada terus menerus dijaga, pada pilihannya hanya menyerah atau melarikan diri. (*)