Selangkah Lagi: Indonesia Berhaluan Komunis

Wajar, dalam pemerintahan hari ini, aura kebencian terhadap Islam dan mengerdilkan TNI sangat sistematis dan besar. Karena musuh utama para anak Neo-PKI ini adalah Islam dan TNI.

Oleh: Sutoyo Abadi, Koordinator Kajian Politik Merah Putih

LAHIRNYA Keppres Nomor 17 Tahun 2022. Inpres Nomor 2 Tahun 2023 dan Keppres 4/2023 adalah fakta empirik bahwa KGB (Komunis Gaya Baru), sudah eksis dan bangkit dari dalam kuburnya.

Setelah runtuhnya 32 tahun kepemimpinan Soeharto, upaya untuk merehabilitasi PKI sudah terendus aroma busuknya. Setidaknya ada lima catatan terkait hal ini.

Pertama, adanya rencana yang gagal mencabut TAP MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 tentang Larangan Ajaran Komunisme/Marxisme.

Kedua, pidato Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian terkait paham atheisme, komunisme, leninisme dan marxisme, yang seolah-olah membuktikan bahwa komunisme sudah masuk ke dalam Istana.

Ketiga, video viral Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa yang menyatakan anak-anak PKI boleh jadi anggota TNI yang menyontak perasaan kolektif yang getir dari sebagian besar masyarakat.

Keempat, diamnya Pemerintah di kala masyarakat luas menginginkan pencabutan terbitnya buku-buku yang berbau komunis.

Kelima, adanya teror berupa penganiayaan terhadap sejumlah ulama, ustadz, penceramah, dan pengurus masjid, serta perusakan masjid.

Keppres 17/2022. Inpres 2/2023, dan Keppres 4/2023 memunculkan 12 kasus pelanggaran HAM berat – “the great target” – nyasar sebagai target adalah kejadian tragedi 1965. Pemerintah telah dan sedang membalik fakta sejarah, menjadikan PKI sebagai korban pelanggaran HAM berat yang pelakunya adalah TNI dan ummat Islam.

Pemerintah melalui 16 kementerian dan 3 Kementerian/Lembaga (KL), akan melakukan program program rehabilitasi, recovery, pelurusan sejarah, serta santunan uang triliunan rupiah untuk anak-anak PKI.

Diduga kuat sedang dan terus akan muncul sekenario bentuk iklan, film, sinetron, kurikulum sejarah “Plying Victim” versi PKI. PKI adalah korban pembunuhan, pemerkosaan, dan pelakunya adalah Ummat Islam bersama TNI.

Keturunan anak/cucu PKI secara militan bergerak TSM (Terstruktur, Sistematis, dan Masive) selama puluhan tahun ini, tanpa disadari banyak pihak. Dan sekarang ini “mereka” hampir menguasai sendi-sendi negara.

Indikasi sergapan mereka mulai dari Istana, Senayan, Kementerian, media, POLRI, BIN, TNI (simpul pimpinan), Ormas besar Islam, sangat sulit dibantah sebagai sebuah realitas. Targetnya memegang penuh kendali apartur negara, dengan menguasai penuh dengan menempatkan kader-kader Neo PKI.

Rezim terkesan melindungi, melakukan pembiaran bahkan mendukung anak-anak neo PKI ini menjadi ujung tombak terdepan, karena punya motivasi, militan, balas dendam atas tragedi 1965.

Wajar, dalam pemerintahan hari ini, aura kebencian terhadap Islam dan mengerdilkan TNI sangat sistematis dan besar. Karena musuh utama para anak Neo-PKI ini adalah Islam dan TNI.

Satu langkah lagi, Indonesia akan menjadi negara komunis, sesuai dengan road map 50 Tahun China Raya tahun 1980 yang lalu.

Di mana saat ini China akan melakukan soft invantion melalui program BRI (Belt Road and Initiative) ke beberapa negara termasuk negara Indonesia yang ditargetkan tahun 2030 sudah menjadi negara protektorat China Komunis. Indonesia tahun 2030 sudah menjadi Indochina berhaluan Komunis. (*)