Tidak Dibatalkan Omnibuslaw, Bukti Matinya Demokrasi!
Ingat Wahai Rezim. Jika suara-suara tulis dari Buruh dan Rakyat Indonesia yang terus-menerus mendatangi di Depan Istana – Patung Kuda, tidak ditanggapi. Maka suara-suara Buruh dan dari Massa Aksi Rakyat itu akan menyebabkan Tsunami Politik.
Oleh: Muslim Arbi, Direktur Gerakan Perubahan dan Koordinator Indonesia Bersatu
TIDAK dibatalkannya UU Omnibuslaw oleh Pemerintah adalah bukti matinya Demokrasi di Negeri ini.
Demokrasi saat ini memang telah mati. Kalau demokrasi masih hidup dan masih ada. Maka suara Buruh, Mahasiswa dan Rakyat yang desak UU Cipta Kerja atau Omnibuslaw itu sudah dibubarkan.
Tidak dibubarkannya Omnibuslaw itu, bukti rezim ini Otoriter dan Anti Demokrasi.
Kalau rezim mau dikatakan Pro Demokrasi dan Pro Rakyat, maka tidak ada opsi lain. Pemerintah harus cabut dan batalkan UU Cipta Kerja atau UU Cilaka.
Bahkan, oleh Rizal Ramli, mantan Menko Perekonomian Presiden Abdurahman Wahid sebut: Omnibuslaw bukti perbudakan modern.
Semalam penulis membersamai teman-teman Buruh dan Sejumlah Elemen Gerakan dari ARM di Komando Ida Kusdianti dan beberapa perwakilan Gerakan dari Jawa Timur.
Gerakan Petisi 100 juga membersamai Aliansi Aksi Sejuta Buruh (AASB) yang dikomandani Jumhur Hidayat. Aksi bertahan sampai Pukul 00.00. Bubar.
Dari pembicaraan dengan elemen Buruh PPMI dari Karawang, mereka berjanji akan terus berjuang sampai UU Omnibuslaw dibatalkan.
Suara-suara Teriakan Buruh dari Mobil Komando dan aksi buruh yang berjilid-jilid. Juga Longmarch Buruh dari Gedung Sate Bandung. Tidak ditanggapi oleh Rezim. Tampaknya Rezim Tuli dan Budek. Begitu teriakan Para Demonstran.
Ingat Wahai Rezim. Jika suara-suara tulis dari Buruh dan Rakyat Indonesia yang terus-menerus mendatangi di Depan Istana – Patung Kuda, tidak ditanggapi. Maka suara-suara Buruh dan dari Massa Aksi Rakyat itu akan menyebabkan Tsunami Politik.
Suatu saat nanti Istana akan dibuat kocar-kacir. Dan, penghuninya akan lari pontang-panting. Jika suara-suara itu tidak didengar dan digubris.
Tidak didengarnya suara Buruh dan Suara Rakyat, bukti telah mati Demokrasi di Negeri ini.
Selamat berjuang terus dan terus Wahai Kawan. Sampai Kebenaran dan Keadilan Tegak di Negeri ini. Allahu Akbar! (*)