Gigih Melawan Rezim “Dirty”

Di samping bahasan kejahatan Pilpres 2024 dengan modus Sirekap, diskusi hangat membongkar Putusan MK 90 yang dinilai penuh rekayasa. Presiden Jokowi, MK dan KPU berkolaborasi untuk memenangkan Pasangan 02 dengan cara curang.

Oleh: M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan

ALIANSI Penegak Demokrasi Indonesia (APDI) yang diketuai oleh Ir. Akhmad Syarbini yang juga Ketua Ikatan Alumni ITB berkolaborasi dengan PSKN FH UNPAD dan BEM Kema UNPAD (Universitas Padjadjaran) menyelenggarakan Nonton Bareng dan Diskusi film dokumenter "Dirty Election".

Film itu mengkritisi penyelenggaraan Pilpres 2024 yang dinilai curang mulai dari cawe-cawe Joko Widodo, Sirekap, hingga Putusan MK 90 yang telah meloloskan Gibran Rakabuming Raka menjadi Cawapres pasangan Prabowo Subianto.

Tampaknya film tersebut, meskipun berbeda Produser dan Sutradara, namun terkait dengan film Dokumenter terdahulu yaitu "Dirty Vote". Jika "Dirty Vote" merupakan tayangan sebelum Pilpres yang ditengarai kotor atau curang, maka pada "Dirty Election" terpetakan pembuktian atau realisasi kecurangan selama Pilpres 2024, termasuk penghitungannya. Kecurangan itu dikualifikasikan sebagai kejahatan.

Acara diawali penjelasan Akhmad Akhyar, ST alumni Teknik Mesin ITB tentang alur cerita. Bagian pertama ini merupakan Analogi Kecurangan, Pencarian Integritas, Kemenangan Mahkamah, Beban Pembuktian, Putusan 90, Sirekap, dan Amicus Curiae Brief.

Bagian kedua Anomali Pemilu dari Sisi Hukum (Bansos, Nepotisme) dan Sistem Informasi (Footprint Perubahan, Integritas Diri, Metadata, Pola Statis).

Diskusi untuk tayangan bagian pertama diantarkan oleh nara sumber DR. Mei Susanto, SH, MH (Pakar HTN Unpad), DR KRMT Roy Suryo (Pakar IT dan Telematika), Ridho Anwari Aripin (Ketua BEM Unpad) dan Ir. Hairul Anas Suaidi (Pakar IT).

Diskusi tajam berkisar pada kecurangan TSM Pilpres, hukum yang tidak berbasis etik dan moral, serta penggunaan alat bantu komunikasi IT yang merusak kejujuran dan keluhuran demokrasi.

Di sisi lain mahasiswa bertekad untuk terus melawan kezaliman rezim.

Setelah tayangan film kedua, diskusi pembahasan dan pendalaman diantarkan oleh nara sumber DR. Ir. Leony Lidya (Pakar IT ITB), Petrus Selestianus, SH (Advokat TPDI), Mr. Ted Hilbert (YAKIN) dan HM Rizal Fadillah, SH (Aktivis Alumni Unpad).

Di samping bahasan kejahatan Pilpres 2024 dengan modus Sirekap, diskusi hangat membongkar Putusan MK 90 yang dinilai penuh rekayasa. Presiden Jokowi, MK dan KPU berkolaborasi untuk memenangkan Pasangan 02 dengan cara curang.

Peserta yang hadir dalam "Nobar" dan "Diskusi" di Gedung Bale Rumawat Unpad Jl. Dipati Ukur pada 30 Mei 2024 tersebut bertekad untuk terus berjuang melawan kecurangan dan ketidakadilan.

Lagu mars "Totalitas Perjuangan" yang dinyanyikan pada awal acara memecut dan mendorong mahasiswa untuk terus turun ke jalan membela kepentingan rakyat:

Kepada para mahasiswa Yang merindukan kejayaan Kepada rakyat yang kebingungan Di persimpangan jalan Kepada pewaris peradaban Yang telah menggoreskan Sebuah catatan kebanggaan Di lembar sejarah manusia

Wahai kalian yang rindu kemenangan Wahai kalian yang turun ke jalan Demi mempersembahkan jiwa dan raga Untuk negeri tercinta. (*)