Kutukan Akhir Jabatan Jokowi

"End of term curse" hanya hukum sebab akibat. Tidak ada kejahatan sempurna dan tidak ada penghianatan tidak berbalas. Di sini belum bicara akherat, tetapi hukum dunia pun sudah pasti berlaku. Sejarah banyak membuktikan.

Oleh: M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan

MENGAKHIRI kehidupan atau jabatan dapat baik atau buruk. Joko Widodo akan mengakhiri masa jabatannya bulan Oktober 2024, artinya tinggal 4 bulan lagi ke depan. Mendekati masa akhir jabatan justru yang terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah semakin ruwet dan ruwet.

Artinya, menjadi tanda bahwa Jokowi akan mengakhiri jabatan dengan buruk atau su'ul khotimah. Refleksi dari perilaku politik buruk selama memerintah.

Terlalu banyak dosa politik yang dilakukan Jokowi, baik pelanggaran HAM, pengkhianatan negara, pembudayaan korupsi, tidak peduli pada penderitaan rakyat, mempermainkan hukum, politik dinasti, menghalalkan segala cara, gemar berbohong, ijazah palsu, membangun mistisisme, politik sandera, serta perilaku tak terpuji lainnya, termasuk kebijakan sinkretisme agama dan merangsang budaya hedonis.

Akibat perilaku buruk selama menjalankan amanat kekuasaan, maka di penghujung masa jabatan semakin terlihat ketidak-mampuan membuat prestasi apapun. Justru ditunjukkan warna asli Jokowi yang memang berbau menyengat. Menjalankan sistem politik Gorongkrasi yakni dari gorong-gorong oleh gorong-gorong untuk gorong-gorong. Kutukan gorong-gorong atas Sang Garong.

Jenis-jenis kutukan gorong-gorong pada akhir masa jabatannya – end of term curse – adalah:

Pertama, kutukan data (Data curse). Dimulai "data" 11 ribu triliun drupiah di kantong hingga otak-atik "data" suara KPU 2014, 2019, dan paling sadis Sirekap 2024 menjadi sebab "curse" peretasan data PDNs oleh serangan ransomware hacker. Sebelumnya, Indonesia geger dengan kebocoran data yang diretas oleh hacker Bjorka. Otak-atik data yang berbalas peretasan data.

Kedua, kutukan China (China curse). Indonesia bersahabat erat dengan China. Su Guo Jing industri judi China bahagia sukses jualan. Di Indonesia judi online marak pada semua segmen. Tersiar 1000 lebih anggota DPR/D berjudi online. Bandar utama ada di China, Laos Kamboja, Myanmar. Dikenal sebagai Mekong Region Countries. Perbuatan kriminal ini telah mewabah. Aparat terlibat?

Ketiga, kutukan Megawati (Mega curse). Konflik Mega Jokowi di penghujung masa jabatan semakin serius. Jokowi "anak asuh" Mega sejak masih "bayi" ternyata berkhianat demi sukses dinastinya. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto diobrak-abrik. Diakui atau tidak kini PDIP telah menjadi musuh berat Jokowi.

Keempat, kutukan keluarga (Family curse). Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep yang awalnya menyatakan enggan berpolitik, mereka lebih memilih bisnis. Namun, kemudian keduanya ternyata ambisi berpolitik. Serupa dengan bapaknya yang sok alim dan berpura-pura. Nepotisme Jokowi diburu rakyat. Potensial menjadi sebab dari tumbangnya kekuasaan.

Kelima, kutukan Syuhada (Syuhada curse). Pembunuhan atau pembantaian politik akan berbekas. Ruh 6 Syuhada akan terus menjadi 'nightmare' Jokowi. Pernyataan perang HRS (Habieb Rizieq Shihab) dipastikan sampai kepada Jokowi. Bahwa konsolidasi pasukan tempur HRS siap untuk memporakporandakan kejahatan HAM rezim Jokowi.

"End of term curse" hanya hukum sebab akibat. Tidak ada kejahatan sempurna dan tidak ada penghianatan tidak berbalas. Di sini belum bicara akherat, tetapi hukum dunia pun sudah pasti berlaku. Sejarah banyak membuktikan.

Jokowi akan menjadi mantan Presiden RI pertama yang berujung di jeruji besi. Sulit mencari alasan pemaaf, apalagi pembenar. Dosa politik pengusaha meubel yang merusak kursinya sendiri itu sudah terlalu banyak. (*)