Mewaspadai Website ELA ELO sebagai Pengganti Platforn X (Twitter)

Namun, lucunya saat Artikel ini ditulis, situs Elaelo sendiri sudah hilang dari internet dengan pesan bertuliskan "This Account Has Been Suspended!" atau "Akun ini telah Ditangguhkan!" saat diakses via browser Google, Opera, hingga Edge Hari Senin (17/6/2024) siang.

Oleh: KRMT Roy Suryo, Pemerhati Telematika, Multimedia, AI dan OCB Independen

HARI-hari ini Netizen, utamanya pengguna Platform X (Twitter) milik Elon Musk di Indonesia heboh, karena santer terdengar rencana Kemkominfo akan menutup Platform medsos tersebut dikarenakan mengizinkan penayangan hal-hal berbau Pornografi yang Dilarang menurut Yurisdiksi Indonesia. Sikap Pemerintah ini menuai Pro dan Kontra, di satu sisi banyak yang mendukung penutupan akses Pornografi, namun di sisi lain tidak sedikit pula yang menentang penutupan Platform-nya.

Sementara itu juga beredar kabar bahwa Pemerintah meluncurkan Website pengganti Platform X (Twitter) yang bernama "Elaelo", namun sampai dengan saat tulisan ini dibuat belum ada Release resmi dari Website yang kini sudah mencantumkan Logo Garuda Pancasila tersebut. Pencantuman Logo Lambang Negara ini sebenarnya juga harus dikritisi, karena biasanya Situs atau Website yang mencantumkan adalah yang memang benar-benar resmi kenegaraan atau bernama domain go.id (Government Indonesia).

Saya kemarin mengibaratkan Penutupan Platform X (Twitter) secara total ini sama saja dengan "Mencari Tikus dengan Membakar Lumbung"-nya, karena akibatnya justru akan dirasakan kurang baik bagi Netizen secara keseluruhan, karena meskipun Pornografi sudah sangat marak dan meresahkan, namun kalau antisipasinya kurang tepat bahkan terkesan serampangan, wajar kalau banyak yang mengecam tindakan pemerintah ini sebagai kebijakan yang kurang bijak alias tidak cerdas.

Sebab, sebenarnya – ibarat Tikus di Lumbung – yang perlu dicari adalah Tikusnya, alias Akun pengunggah Pornografinya tersebut yang ditepis, bukan Lumbungnya yang dibakar dan secara teknis hal tersebut dimungkinkan. Apalagi sudah semenjak 5 tahun lalu, tepatnya pada Akhir 2017 (tepatnya 28/12/2017) Pemerintah sudah diberikan Anggaran sebesar Rp 200 miliar untuk membeli Mesin AIs yang bisa berjalan dengan AI (Artificial Intelligence, alias memiliki Kecerdasan Buatan yang pintar) alias tidak perlu bersikap bodoh dalam mengantisipasi masalah lagi.

Meski masih harus digawangi oleh sekitar 250 orang yang bekerja 24/7 alias nonstop 24-jam 7-hari seminggu, namun mesin AIs tersebut dapat "mengais" alias melalukan Crawling terhadap Konten-konten Pornografi di berbagai Platform, bahkan termasuk juga konten-konten Perjudian.

Jadi kenapa tidak dimaksimalkan penggunannya oleh Kemkominfo? Sebuah pertanyaan besar yang banyak ditanyakan masyarakat terkait Rencana upaya Penutupan secara total Platform X (Twitter) yang memang jauh lebih mudah, tinggal tutup, selesai itu.

Saya ingat saat peluncurannya, mesin ini diuji coba dan dalam tiga hari mampu mendeteksi sekitar 120 ribu situs porno dari Indonesia, dari total 1,2 juta alamat internet yang di-crawling.

Hasil pengaisan atau crawlingan ini kemudian dirapatkan oleh Panel Forum yang dibentuk untuk ditentukan sikapnya, apakah diingatkan, di-suspend atau bahkan sampai di-take down dan diambil tindakan hukum bilamana sudah jelas melanggar Undang-undang. Jadi mekanismenya jelas dan komprehensif, tidak asal tutup secara total saja.

Sementara itu Netizen kini ramai dengan kemunculan Website bernama "Elaelo" yang memikiki domain elaelo.id (bukan go.id). Nama domain tersebut dibuat pada Desember 2023 tepatnya pada 12/12/2023 dan terregistrasi atas nama PT Aksara Data Digital yang beralamat di Gedung Cyber 1 Lantai 3, Jl. Kuningan Barat Raya No. 8 Jakarta Selatan.

Sekali lagi saya mempertanyakan kelas domain yang dipakai (langsung hanya .id bukan go.id) padahal jelas-jelas sekarang ada Lambang Garuda Pancasila di Frontpage Website-nya tersebut.

Kalau ditelisik, Situs ini terpantau muncul di Internet pada awal Maret kemarin, tepatnya 5/3/2024. Saat itu sudah memasang foto Guy Fawkes namun tulisan "Welcome to elaelo – Medsos Lokal Pengganti X/Twitter" dan logo Burung Garuda belum muncul. Baru pada tangal 17/6/2024 kemarin tampilannya menjadi tampak "resmi" seperti sekarang ini.

Tetapi terus terang banyak yang meragukan keabsahan dan keamanan dari situs Elaelo ini. Karena tidak diketahui jelas sapa pembuat dan penanggungjawabnya, maka sangat riskan bilamana ada Netizen memasukkan email pribadi yang berujung bisa dipakai untuk berbagai tindakan kejahatan cyber seperti Phishing, Hacking, hingga banyak lagi.

Lalu, apakah situs ini asli benar-benar dibuat oleh Pemerintah – karena ada Lambang Negara Garuda Pancasila – sebagai alternatif ketika Kominfo memblokir X (Twitter) nanti? Sebaiknya kita menunggu release resmi dari Kenkominfo, syukur-syukur diumumkan sendiri oleh Menkominfonya, Budi Arie Setiadi, sebagai pertanggungjawaban resmi dari pemerintah jika benar-benar menutup Platform X (Twitter) di Indonesia. Namun bila tidak resmi, sebaiknya Pemerintah juga tegas bersikap atas kemunculan situs Elaelo ini.

Sebenarnya pemilihan nama "Elaelo" ini menarik, karena kata "Ela elo" dalam bahasa daerah (Jawa) bisa diartikan sebagai Gela-gelo atau Menoleh kekanan dan kekiri, sebagaimana dalam Lagu "Sluku-sluku Bathok" yang makna filosofisnya mulia, karena "Bathok-e Ela elo" berarti mirip orang yang melafalkan Dzikir.

Meski tidak sedikit pula komen Netizen yang mengartikan sebagai "plonga-plongo" (ngah ngoh alias tidak mudeng) akibat tidak mengerti apa-apa dan tolah-toleh kanan kiri saja kepalanya. Bisa juga diartikan nama ini juga sindiran kepada si empunya Platform X (Twitter) yakni Elo (tambah "n") Musk, alias Ela elo Musk?

Namun, lucunya saat Artikel ini ditulis, situs Elaelo sendiri sudah hilang dari internet dengan pesan bertuliskan "This Account Has Been Suspended!" atau "Akun ini telah Ditangguhkan!" saat diakses via browser Google, Opera, hingga Edge Hari Senin (17/6/2024) siang.

Jadi dengan demikian, Pemerintah harus mempertimbangkan betul sebelum menutup total salah satu Platform, apalagi sebenarnya sudah pernah menganggarkan beaya besar Ratusan Miliar untuk pembelian Mesin AIs yang dimungkinkan untuk hal tersebut. Ketegasan dan kecerdasan sangat penting jangan malah hanya ikutan gela gelo apalagi plonga plongo ... (*)