Pilpres Ulang Tanpa Jokowi dan Gibran

Jalan terbaik untuk menolong Prabowo adalah MK memutuskan Pilpres ulang tanpa cawe-cawe Jokowi dan membuang Gibran sebagai Cawapres. Bila perlu, diskualifikasi Paslon 02 dan majelis menetapkan Paslon 01 Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar sebagai pemenang.

Oleh: Sutoyo Abadi, Koordinator Kajian Politik Merah Putih

SKENARIO kemenangan Paslon 02 Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka dengan segala rekayasanya dalam Pilpres 2024 hakekatnya adalah kemenangan RRC. Defacto RRC dalam politik militer dan ekonomi telah menguasai indonesia.

Presiden boneka jilid dua mulus dimenangkan pada Pilpres 2024. Prabowo mau tidak mau harus mengemban tugas Inisiative Belt and Road (BRI) China. Sebelumnya bernama "New Silk Road" kemudian berubah menjadi "One Belt One Road", merupakan salah satu kebijakan luar negeri dan ekonomi Pemerintah Tiongkok yang paling ambisius.

Kebijakan ini bertujuan untuk memperkuat pengaruh ekonomi Beijing melalui program yang luas dan menyeluruh dalam pembangunan infrastruktur di seluruh negara yang dilewati jalur itu, termasuk Indonesia.

Inisiative Belt and Road (BRI) memiliki dua rincian, yaitu jalur sutra ekonomi darat dan jalur sutra maritim berbasis laut. Presiden Xi Jinping dalam pidatonya menekankan BRI dalam perdamaian dan kerjasama, keterbukaan dan inklusivitas, saling belajar dan saling menguntungkan.

Fakta yang terjadi rencana OBOR yang telah diubah menjadi Inisiative Belt and Road (BRI) China di Indonesia sudah berubah arah pada kondisi sangat membahayakan kedaulatan negara.

Landscape China telah berubah sebagai penjajah gaya baru di Indonesia. Sasaranya sangat jelas pada (1): "Modus Investasi dan Bisnis" pada bidang pertambangan, kehutanan/perkebunan, perikanan, properti, mulai masif sejak 2014.

(2): Mengkondisikan domestik, suap penguasa pusat dan daerah, kendalikan aparat keamanan buat regulasi baru, rangkul Taipan etnis China, bentuk buzzer dan media pro-RRC

(3): Mendatangkan TKA China, dilakukan secara bertahap, sisertakan dalam modus turis sisipkan tenaga paramiliter, beri E-KTP Indonesia, menikahi warga lokal. (4): Perkuat area investasi, membangun kawasan eksklusif (semacam benteng), regulasi dan aturan tersendiri, mempersiapkan senjata dan amunisi.

(5): Ekspansi bisnis dan TKA China, terutama di Kalimantan, Maluku, Sulawesi dan Papua, kuasai pelabuhan dan bandara besar, TKA China yang datang akan berjumlah 50 juta orang. (6): Bangun pangkalan militer kecil, yang dibangun di Kalimantan dan Maluku, jumlah 100.000 tentara (sebagian sudah ada yang menyamar TKA), alibi untuk melindungi aset investasi dan keselamatan TKA China.

(7): Kuasai IKN baru di Kalimantan, jantung sebuah negara ada pada Ibu Kota Negara (IKN), kuasai fisik (ranah, gedung dll.), bentuk pemerintahan boneka. (8): Aksi soft agression, kunci akses strategis negara (politik, ekonomi dan pertahanan), amandemen UUD yang berhaluan Pro-RRC.

(9): RRC kuasai penuh Indonesia, menjadi koloni tanpa perlu perang, memberlakukan sistem seperti di Tibet dan Uighur, mendatangkan lagi ratusan juta warga RRC sesuai target sampai 200 juta pada tahun 2029

Sikap kebijakan arah tujuan politik Xi Jinping terhadap Indonesia melalui Prabowo yang harus kita waspadai Prabowo di depan Xi Jinping wajahnya tampak sekali lemah, tertunduk, tidak ada wibawa dan energi pamor seorang pemimpin bangsa Indonesia.

Terkesan tertekan dan merasakan beban yang sangat berat sedang menghadap Xi Jinping yang sudah berubah menjadi penjajah dan telah merusak bangsa Indonesia selama 10 tahun terakhir ini.

Xi Jinping seakan memberikan mandat kepada Prabowo untuk meneruskan dan berkomitmen yang telah diberikan pada Jokowi untuk dilanjutkan. Pada posisi Prabowo belum resmi sebagai presiden, bahkan sedang menghadapi sengketa Pilpres 2024, Xi Jinping merasa yakin semua bisa diatasi oleh Jokowi.

Indonesia secara politik dan ekonomi harus di bawah kekuasaannya. Xi Jinping menunjukkan sikap bahwa Indonesia sudah tidak berdaulat secara diplomatik dan substansial.

Jangan sampai dibiarkan Prabowo masuk ke dalam "jebakan batman" si kaki tangan Komunis Xi Jinping. Karena operasi intelijen China.

Pertama, tujuan jangka pendek Prabowo menang itu untuk mem-backup serta melindungi Jokowi, keluarganya dan kroni-kroninya dari sidang pengadilan rakyat. Dan Kedua, tujuan jangka panjang renstra politik China Komunis untuk kuasai Indonesia.

Jalan terbaik untuk menolong Prabowo adalah MK memutuskan Pilpres ulang tanpa cawe-cawe Jokowi dan membuang Gibran sebagai Cawapres. Bila perlu, diskualifikasi Paslon 02 dan majelis menetapkan Paslon 01 Anies Baswedan – Muhaimin (AMIN) Iskandar sebagai pemenang.

Jadi, tidak perlu Pilpres ulang, meski tanpa Gibran. Sebab, bagaimanapun juga, Prabowo ikut “menikmati” kemenangan dengan curang berdasarkan fakta persidangan. (*)