Revolusi: Tangkap dan Adili Jokowi

Akan lahir seorang pemimpin pemberani yang membumi, berkaki ringan, dan juga sanggup melihat dengan pandangan jauh dan luas. Setelah Indonesia normal kembali sang pemimpin tersebut akan kembali menghilang.

Oleh: Sutoyo Abadi, Koordinator Kajian Politik Merah Putih

SOSOK kehidupan seorang Joko Widodo dipermukaan tampak santun, sederhana dan bersahaja namun persis di bawah permukaan adalah manusia bengis, kejam, dan tiran. Kesan lembut dan sederhana ternyata menyimpan sifat buruk dan sadis.

Dia menyeret kondisi Indonesia dalam kondisi darurat. Jokowi menjadi sumber segala malapetaka. Yang kita butuhkan saat ini bukan, kompromi, negosiasi, cita-cita damai yang mustahil, melainkan harus ada perlawanan untuk menghentikan dampak kerusakan yang meluas.

Hilangkan rasa takut, karena ketakutan yang dibesar-besarkan hanyalah rekayasa rezim yang tinggal menunggu waktu, tidak ada lagi tempat bersembunyi, pilihan hanya melarikan diri atau menyerah.

Perlawanan rakyat semesta dan mahasiswa tidak ada jalan mundur sudah berada pada skenario alam karena perjuangan dalam kondisi darurat untuk keadilan dan moralitas sesungguhnya sedang menapaki jalan meraih keunggulan pada papan caturnya.

Pilihan jalan damai , negosiasi, kompromi dengan jalur konstitisi sudah tertutup, keadaan sudah pada posisi darurat tersisa tindakan tegas dengan revolusi.

Meskipun revolusi sesungguhnya tidak bisa dipercepat dan ditunda karena bersifat alami, natural dan akan lahir dengan sendirinya. Tersambung dengan kecerdasan alam dan campur-tangan Tuhan.

Di tengah krisis dan darurat, perjuangan akan menemukan jalannya sendiri menuju eksekusi. Kondisi tak tertaklukkan adalah tututan alam yang harus terjadi.

Akan lahir seorang pemimpin pemberani yang membumi, berkaki ringan, dan juga sanggup melihat dengan pandangan jauh dan luas. Setelah Indonesia normal kembali sang pemimpin tersebut akan kembali menghilang.

Pemimpin tersebut seorang ahli strategi yang memiliki kemampuan cara berpikir yang berbeda, juga pendekatan yang berbeda terhadap kehidupan itu sendiri.

Selain pemberani memiliki kecerdasan begitu cepat mengangkap apa yang diketahui menjadi langlah taktis, menjadi tindakan heroik gelombang Revolusi.

Tutup semua bandara, pelabuan, dan semua pintu Jokowi akan melarikan diri, tanggap, dan akan diadili oleh Mahkamah Rakyat.

Alam telah memutuskan bahwa apa yang tidak sanggup membela diri tidak akan dibela (Ralph Waldo Emerson). (*)