Israel Sedang Menghembuskan Napas Terakhirnya

Kita masukkan pejuang dan pemudanya di dalam penjara untuk dicuci otaknya, tapi beberapa tahun kemudian setelah kita yakin mereka akan berubah, tetapi ternyata mereka datang menyerang kita dengan Intifadhah bersenjata tahun 2000.

Oleh: Arie Syabits, Jurnalis Israel di Koran Israel Hartes

PENGAKUAN Jurnalis Israel Arie Syabits, di Koran Israel Hartes, ini diterjemahkan oleh Khairan Arif, Pengamat Dunia Islam dan Arab.

Bahwa kita sedang berhadapan dengan Bangsa yang paling sulit dan gigih dalam sejarah, tidak ada pilihan bagi Israel kecuali mengakui kemerdekaan mereka (Palestina) dan mengakhiri penjajahan ini.

Di Israel tidak ada lagi rasa aman untuk menulis atau membaca koran dan seterusnya, seperti diakui "Rogel Alvel", dua tahun silam bahwa paling aman bagi warga Israel saat ini adalah memiliki paspor dan mengucapkn selamat tinggal kepada teman-teman dan segera terbang menuju San Fransisco, Berlin atau Paris.

Pemerintah Jerman dan Amerika yang nasionalisme Ultra Kanan harus menyadari bahwa, Negara Israel sedang menghembuskan Napas terakhirnya, kita harus mundur 3 langkah ke belakang untuk melihat tenggelam Negara Israel.

Benjamin Netanyahu, Joe Biden, Kusneir, Barrack Obama dan Bill Clinton bukanlah mereka yang menyelamtkan Israel, tapi Israel sendiri yang mampu menyelamatkan dirinya dengan melakukan politik baru yang mengakui bahwa pemilik sejati bumi Palestina adalah orang Palestina bukan Israel.

Jujur saja bahwa Israel ada di Palestina adalah hasil kebohongan dan penipuan yang diciptakan oleh gerakan zionisme internasional yang mengatas namakan agama Yahudi sepanjang sejarah, Zionis sukses menggunakn isu Kamp Konsentrasi Hitler (Holocoust), sehingga menimbulkan simpati dunia terhadap Yahudi (anti semit) sehingga menguatkan bahwa Yahudi harus kembali ke negeri yang dijanjikan (Palestina)

Seorang Arkeolog besar Tel Aviv "Vilnatisyen" dalam penelitiannya terhadap Masjid Al-Aqsha untuk menemukan situs Solomon Temple di bawah Masjid Al-Aqsha, klaim ini ternyata suatu kebohongan dan khurafat yang dibuat buat Zionis selama ribuan tahun, dia tidak menemukan apapun di Bawah Masjid Aqsha, kecuali hanya pondasinya.

Tahun 1968 arkeolog Inggris bernama Catline Cabinos yang memimpin penggalian di Al-Quds, dia diusir dari Israel karena berhasil menyingkap kebohongan Israel yang meyakini ada kuil Sulaiman di bawah Masjid Al-Aqsha.

Syabit menyimpulkan bahwa tidak ada masa depan Israel kecuali hengkang dari bumi Palestina, bangsa Yahudi tidak ada hubungannya dengan negeri ini, sebagaimana kebohongan yang dibangun selama ini.

Gen orang Palestina menurutnya berbeda dengan darah bangsa lain di dunia, kita telah menjajah mereka selama puluhan tahun, kita racuni mereka dengan wanita, sex, musik, narkoba dll dengan harapan beberapa tahun kemudian mereka akan lupa negerinya dan bangsanya tapi yang terjadi adalah intifadhah dengan batu tahun 1987.

Kita masukkan pejuang dan pemudanya di dalam penjara untuk dicuci otaknya, tapi beberapa tahun kemudian setelah kita yakin mereka akan berubah, tetapi ternyata mereka datang menyerang kita dengan Intifadhah bersenjata tahun 2000.

Kita boder mereka dengan penjara terbesar di dunia agar makan dan minum mereka terbatas, lalu mereka lemah dan gila, tapi mereka datang dari kemustahilan menyerang kita dengan Bom dan roket canggih walaupun dengan segala bentuk boikot dan penghancuran yang kita lakukan.

Kita buat strategi baru dan canggih untuk menghabisi mereka secara perlahan dengan membangun tembok duri dan listrik dilengkapi parit besar antara daerah kita dengan daerah mereka, tapi tiba-tiba kemarin mereka menyerbu kita dari bawah parit yang kita gali dan membunuh ratusan tentara kita.

Mereka menyerang kita dengan akal cerdas mereka sampai jaringan internet kita tidak berfungsi. Mungkin Allah memang selalu menolong mereka. (*)