RRC Show of Force: Xi Jinping Panggil Prabowo

Kekuatan pendulum yang akan merubah landscape politik secara nasional dan internasional, sesuai arah kekuasaan kebijakan komunis dipastikan akan dimatikan. Jadi China sangat khawatir deal-deal kerjasama politik dan ekonomi dengan China ditata ulang kaum reformis.

Oleh: Sutoyo Abadi, Koordinator Kajian Politik Merah Putih

DALAM pemilu Borjuis rakyat tak ubahnya kumpulan domba yang diberi opsi memilih binatang buas mana yang dipersiapkan untuk memangsa mereka (Richard Wolff).

Proses sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK) kini masih berlangsung. Xi Jinping sebagai Borjuis mungkin merasa sebagai penguasa atau de facto memang sebagai pengendali dan penguasa di Indonesia buru-buru memanggil Prabowo yang telah ditetapkan KPU sebagai pemenang Pilpres 2024, agar segera menghadap Tuannya.

Sinyal politiknya itu sama dengan ketika Quick Count jauh hari sudah mengumumkan pemenang Pilpres adalah Paslon 02 – lengkap dengan aksesoris angka kemenangannya.

Undangan Presiden China Xi Jinping kepada Prabowo Subianto di tengah sidang PHPU Pilpres ini masih berlangsung di MK adalah bentuk lain merupakan unjuk kekuatan ("Show of Force") seperti memberi pesan bahwa atas jaminan RRC semua hambatan atau penghambat bisa dimusnahkan.

Kita rakyat Indonesia harus waspada atas bermacam-macam tipuan Joko Widodo patut diduga atas remote dari kekuatan yang lebih besar telah memporak-porandakan proses demokrasi yang hanya sekedar permainan aksesoris.

Atas undangan Xi Jinping "Menteri Pertahanan Bapak Prabowo Subianto hari ini (Minggu) berangkat dari Jakarta untuk melakukan kunjungan resmi ke Republik Rakyat China sampai dengan tanggal 2 April 2024".

Basa-basi politik untuk konsumsi rakyat jelata bahwa kunjungan Prabowo Subianto dalam rangka memperkuat kerja sama dan hubungan bilateral negara, terutama di bidang pertahanan.

Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan kedua negara dalam memperkuat dialog dan kerja sama strategis, yang sangat penting bagi keamanan dan stabilitas regional.

"Basa-basi retoris tersebut bisa saja mengecoh atas kejadian politik ini yang sebenarnya sedang berlangsung di Indonesia bahwa China terus melebarkan dan memperkuat politik inspansi OBOR dan memperkokoh politik Lebensraum-nya ("ruang hidup", berarti tanah dan bahan mentah), dan ruang tersebut harus diambil dari Indonesia."

Sinyal lain yang sedang terjadi atas panggilan Xi Jinping kepada Prabowo adalah akan adanya pesan bahwa Prabowo harus terlibat memperkuat mematahkan semua keputusan Mahkamah Konstitusi yang akan merugikan Oligarki dan China.

Pada bulan Juni 2023 Presiden Xi Jinping bersama para petinggi komunis lainnya coba membahas perkembangan politik di Indonesia. Bahkan saat itu hadir politisi dari Indonesia.

Kegelisahan Xi Jinping telah bisa diatasi dengan baik oleh Jokowi dengan rekayasa politiknya yang sangat brutal asal Paslon O2 Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka bisa menang.

Dengan cara apapun pada Pilpres 2024 dengan resiko politik dan ekonomi sebesar apapun Paslon O1 dan O3 harus bisa dilumpuhkan

Kekuatan pendulum yang akan merubah landscape politik secara nasional dan internasional, sesuai arah kekuasaan kebijakan komunis dipastikan akan dimatikan. Jadi China sangat khawatir deal-deal kerjasama politik dan ekonomi dengan China ditata ulang kaum reformis.

Sayang niat licik tersebut sudah tercium dan ketahui masyarakat luas, yang sudah muak dengan akal bulusnya akan muncul sebagai tameng kekuasaan boneka pengabdi penjajah gaya baru.

Unjuk kekuatan (Show of force) harus dilawan dengan pengadilan rakyat sebagai pemilik sah kekuasaan. Politik itu dinamis, kekuasaan pasti silih berganti dan musim berburu segera tiba. Pengadilan rakyat pasti akan mengadili Jokowi. (*)