Anies – Muhaimin Kompak Keliling, Prabowo dan Ganjar Masih Pusing

Bandingkan dengan AMIN yang terus berlari, menyusuri Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Mendapat restu dari kiai-kiai ternama, diterima pesantren-pesantren besar dan legendaris, menyapa semua elemen masyarakat tanpa ada batas.

Oleh: Rahmi Aries Nova, Jurnalis Senior Freedom News

IBARAT lomba lari, pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Anies Rasyid Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Gus Imin) sudah lari di trek, namun dua bacapres lainnya, Probowo Subianto dan Ganjar Pranowo masih mencari pasangan sepatunya.

Bahkan, seperti bingung di manakah sebelah sepatu mereka berada? Mereka sudah kalah start, tapi terus berusaha dimenangkan.

Untuk itulah dikerahkan survei pesanan, tiap pekan bahkan tiap hari, dirilis bahwa pasangan yang sudah berlari itu tercecer di posisi ketiga, bakal kalah, tidak mungkin menang, dan seterusnya. Padahal dua pasangan lawannya masuk lintasan saja belum, apalagi berlari. Lantas kita disuruh percaya? Kalau kata netizen memang kita segoblok itu apa?

Satu bulan kemudian berlalu, pasangan AMIN makin kencang larinya, mampu kumpulkan jutaan pendukungnya. Makassar lumpuh total, Bandung semarak, kota-kota di Jawa Tengah bersorak, pesantren-pesantren penuh sesak. Kaum-kaum intelektual makin mengenal Anies, milenial mulai bucin pada Anies yang berkunjung ke kampus-kampus mereka. Petani, nelayan, buruh serentak ingin bergerak untuk kemenangan AMIN.

Sementara kubu Prabowo dan Ganjar yang sama-sama belum bisa menemukan pasangannya pun makin sadar, dalam pertandingan yang fair mereka tak mungkin bisa menyusul. Hingga timbul usulan bagaimana kalau main keroyokan saja untuk kalahkan AMIN? Skenario dadakan yang langsung dimentahkan oleh Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDIP.

Prabowo, yang kabarnya mau tak mau bakal dipasangkan dengan Erick Thohir, seperti sudah kehabisan energi sebelum bertanding. Sangat terlihat dari bahasa tubuh dan narasi yang kerap blunder, terakhir menyebut yang tidak mendukungnya adalah sebuah kesesatan. Suatu yang sangat tidak bisa diterima oleh pendukungnya, terutama barisan emak-emak pada 2014 dan 2019 lalu. Belum lagi ada indikasi bahwa koalisinya ternyata belum solid. Masih ada yang ingin main dua kaki.

Sementara Ganjar, meski pelari betulan, faktanya dia tetap sebagai petugas partai. Masuk atau tidaknya ke gelanggang harus atas kuasa Megawati dan putrinya Puan Maharani. Apa boleh buat hingga saat ini hanya bisa pemanasan alias lari-lari kecil di pinggir lapangan saja, tidak ke mana-mana.

Bandingkan dengan AMIN yang terus berlari, menyusuri Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Mendapat restu dari kiai-kiai ternama, diterima pesantren-pesantren besar dan legendaris, menyapa semua elemen masyarakat tanpa ada batas.

Keinginan akan terjadinya perubahan di negeri ini memang menjadi energi buat AMIN dan seluruh pendukungnya. Tidak ada rasa lelah dan takut untuk terus bergerak. Terus meyakini bahwa Allah telah membuka jalan untuk mengubah negeri ini. Jadi pujilah Allah saja, tak perlu puji-puji Jokowi. (*)