Dimusuhi Habis-habisan, Anies Akan Menjadi Pemimpin Kuat
Anies justru akan menjalankan kekuasaan berdasarkan perintah Konstitusi, Undang-Undang, dan peraturan pelaksanaannya. Anies pun tidak akan merampas palu hakim untuk sewenang-wenang memenjarakan orang.
Oleh: Asyari Usman, Jurnalis Senior Freedom News
ANIES Baswedan dijegal terus. Dengan segala cara. Ini fakta, bukan karangan. Anies memang tidak disukai oleh para penguasa korup dan zalim kalau dia sampai ikut kontestasi Pilpres 2024. Apalagi, sampai terpilih menjadi Presiden.
Kita-kita yang berakal sehat ini geleng-geleng kepala. Kok sampai segitunya mereka? Bukankah kita yang sedang mengalami kesulitan untuk keluar dari kerangkeng korupsi, oligarki taipan hitam, juga kesewenangan dan ketidakadilan ini memerlukan seseorang yang berintegritas dan berkapabilitas?
Indonesia memang sedang dikuasai oleh orang-orang yang lumpuh mental dan berpenyakit hati. Ini merupakan kombinasi toksikal yang sangat “lethal” (mematikan). Di dalam hati mereka ada penyakit; maka akan dipertebal-Nya penyakit tersebut. Sampai mereka tersiksa sendiri oleh bayang-bayang ketakutan.
Anies sangat memahami diagnose ini. Dan, beliau pun sudah mengerti terapinya. Terapinya adalah berusaha terus sekuat tenaga untuk menyadarkan orang-orang yang sedang dilanda penyakit batin kronis itu.
Anies mengajak semua orang untuk mengembalikan kapal besar Indonesia ke arah yang dulu telah disepakati oleh para awak seniornya. Kemudi Indonesia perlu diambil-alih dari tangan orang-orang mabuk. Mereka tidak menyadari bahwa mereka sedang pandir. Bahwa mereka sedang ugal-ugalan.
Karena paham kelakuan para penguasa yang sedang kritis kondisinya itulah maka Anies tidak takut untuk maju terus. Rakyat yang berakal sehat mendukung. Tapi, semua penguasa kompak menjegal.
Tentu saja tidaklah mudah bermanuver di tengah gerombolan orang-orang yang mabuk berat. Mata mereka merah. Sambil memegang botol-botol kaca yang telah dipecahkan. Bahkan para komandan mereka ada yang punya senjata api yang “loaded” alias berisi.
Nyawa tantangannya. Tapi Anies tahu itu. Dia tidak surut. Walaupun partai-partai pengawalnya diganggu terus. Ada yang diancam begal dan ada yang dikepung supaya tak bisa cari makan.
Banyak orang yang heran melihat Anies. Semakin dihalang-halangi, semakin kuat semangatnya untuk menerobos kepungan. Tanggung-tanggung mental, pasti sudah lama menyerah.
Dahsyat! Anies terlihat santai menghadapi tantangan yang sangat berat itu. Dia tidak peduli intimidasi.
Tindakan permusuhan dari para pemegang kekuasaan saat ini sama sekali tidak beralasan. Kalau pun dicarikan alasannya, itu hanya terkait dengan ketakutan yang berlebihan yang ditunjukkan para peguasa. Mereka takut bakal masuk penjara semua jika Anies menjadi presiden. Padahal, tentu saja tidak semudah itu menjebloskan orang ke penjara.
Apalagi kalau Anies menjadi presiden. Dia tidak akan menunjukkan dendam kepada orang-orang yang memusuhinya saat ini. Anies tidak akan melaksanaan pemerintahan berdasarkan dendam.
Anies justru akan menjalankan kekuasaan berdasarkan perintah Konstitusi, Undang-Undang, dan peraturan pelaksanaannya. Anies pun tidak akan merampas palu hakim untuk sewenang-wenang memenjarakan orang.
Artinya, Anies tidak akan mencampuri urusan penegak hukum, baik itu Kepolisian, Kejaksaan, KPK, maupun pengadilan di semua jenis dan tingkat.
Sebagai presiden, Anies akan menempatkan orang-orang yang tepat dan berkompeten untuk menjalankan penegakan hukum (law enforcement). Dia tidak akan menitipkan nafsunya kepada para penegak hukum.
Jadi, sangatlah mengherankan sikap para elit politik yang habis-habisan memusuhi Anies hari ini. Tapi, ada satu yang dapat membesarkan hati. Bahwa semua pemimpin yang kuat muncul dari situasi keras dan tekanan berat. (*)