Grace Pojokkan Prabowo
Jalan aman adalah "jalan Jokowi" yakni tak peduli. Bom nuklir di sebelah meledak juga masa bodoh saja. Melewatkan apapun, padahal itu adalah tumpukan hutang yang esok akan ditagih oleh rakyat. Dikira rakyat bodoh dan tidak mampu berhitung.
Oleh: M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan
WAKIL Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie membuat kejutan dengan pernyataan bahwa Prabowo Subianto menyesal sempat dekat dengan kelompok intoleran. Meski tidak menjelaskan kelompok intoleran yang dimaksud, tetapi banyak pihak beranggapan bahwa itu adalah kelompok Islam. Mungkin Habib Rizieq Shihab dan ulama lainnya.
Belum ada klarifikasi dari Prabowo maupun penjelasan lanjutan Grace. Ungkapan ini akan menjadi bola liar yang dapat merugikan banyak pihak, baik Prabowo, Grace, atau juga umat Islam. Sudah ada reaksi dari tokoh yang menyatakan bahwa dirinya menjadi bagian dari umat Islam yang juga menyesal telah mendukung Prabowo waktu lalu. Tentu dengan nada kesal atau jengkel kepada Prabowo dan Grace.
Yang paling dirugikan dengan pernyataan Grace adalah Prabowo. Karena, di kalangan sebagian besar bekas pendukung Prabowo, ia telah dicap sebagai penghianat. Umat Islam menilai Prabowo "timbul" sendirian di tengah "tenggelam"-nya pendukung yang banyak menjadi korban. Kalimat "menyesal" pernah dekat dengan kaum intoleran sangat menyakitkan. Prabowo bakal dilaknat oleh umat.
Umat Islam, khususnya ulama, pernah melakukan ijtima untuk mendukung Prabowo pada Pilpres 2019. Ijtima ulama tersebut tentu strategis untuk mendulang suara bagi kemenangan Prabowo. Dan, Prabowo dinilai menang tapi dicurangi Joko Widodo. Sayangnya sang Komandan ini menyerah saja, mengalah dan siap jadi pecundang. Sementara pasukan di bawah tetap bertempur berdarah-darah.
Pernyataan Grace meskipun kejutan tapi banyak yang tidak terkejut. Artinya bacaan profil Prabowo memang tipe tokoh yang sulit dipegang. Meski ditunggu klarifikasi tetapi mantan para pendukung yang konon "kelompok intoleran" sudah tidak berharap apa-apa padanya. Tidak mau tertipu dua kali. Apalagi harus berkali-kali.
Memang posisi Prabowo menjadi sulit, jika ia membantah, maka Grace yang terpojok. PSI yang sedang berhangat-hangat dengan dirinya menjadi terusik. Bisa-bisa kembali ke pangkuan PDIP.
Jika Prabowo membenarkan, maka keinginan kembali merangkul pendukung dari kalangan umat Islam akan menjadi sia-sia, bahkan semakin dimusuhi. Jangan-jangan ada ijtima ulama haram pilih Prabowo.
Jalan aman adalah "jalan Jokowi" yakni tak peduli. Bom nuklir di sebelah meledak juga masa bodoh saja. Melewatkan apapun, padahal itu adalah tumpukan hutang yang esok akan ditagih oleh rakyat. Dikira rakyat bodoh dan tidak mampu berhitung.
Jika ini yang diambil Prabowo, maka bagi umat Islam mungkin akan berkeyakinan bahwa: "diamnya anak perempuan yang ditanya, adalah persetujuan – wa idznuhaa shumaatuhaa".
Jika benar Prabowo menyesal pernah dekat pada umat (yang telah dilabeli “intoleran”), maka jangan sekali-kali umat Islam mendekat.
Sebagai pengikut Jokowi, jangan-jangan Prabowo belajar juga akan gaya kepemimpinannya baik itu plintat-plintut, masa bodoh, otoriter dan tidak bertanggung-jawab.
Prabowo itu masa lalu, bukan lagi masa depan. (*)