Jokowi Akan Berakhir dari Solo
Jokowi telah menggadai kekuasaannya berburu kekuasaan yang akan merontokkan nasibnya dan harus menanggung akibatnya yang sangat berat dan besar, akibat miskin akal budi, miskin pikiran, dan sudah kehilangan akal dan nalar sehatnya.
Oleh: Sutoyo Abadi, Koordinator Kajian Politik Merah Putih
BAGAIKAN api dalam sekam, sesuatu yang panas dan berbahaya tapi tak terlihat. Terbit air karena dipercik, terbit minyak karena dikempa. Bisa jadi percikan ini akan muncul dan lahir dari Kota Solo.
Tekanan politik Joko Widodo dengan memaksakan kehendak karena ambisius politik dinasti yang sangat vulgar dan terang-terangan menabrak semua penghalang yang menghalanginya, bahkan konstitusi semua disulap untuk menghalalkan segala cara akan mengubah api dalam sekam itu menjadi bara api yang akan membakar dirinya.
Rekayasa politik dinasti Jokowi yang makin liar adalah tragedi politik yang sedang terjadi di negeri kita. Perangkat hukum dan birokrasi sudah diseret menjadi instrumen kekuatan politiknya. Saat ingin Jokowi terlihat sangat percaya diri bahwa alat keamanan sudah dalam genggaman dan kendalinya.
Terbawa alam halusinasi sukses rekayasa sebelumnya, nyaris tanpa perlawanan, terjadinya riak- riak kecil saat itu, yang coba melawan terbayang terlalu mudah untuk dipadamkan.
Akibat terjadinya beberapa tekanan: "posisi Oligargi dalam ancaman, perintah Xi Jinping supaya kekuasaan tetap dalam genggamannya, dan resiko politik dan hukum mengancam dirinya setelah lengser dari kekuasaan".
Jokowi limbung, karena tidak ada pilihan dari nasib resiko hukum dan politiknya tetap hidup atau terbakar, melakukan perbuatan nekad sekalipun harus melanggar konstitusi.
Pertahanan finansial dimuntahkan untuk menahan dan meluluh-lantakan perlawanan mulai muncul ke permukaan. Semua akan sia-sia ketika api dalam sekam di mana-mana mulai membara, akibat pilihan politik dinastinya yang ugal-ugalan merasa akan aman, dari segala ancaman dan perlawanan rakyat.
Jokowi mimpi buruk dipastikan tidak akan pernah mengira, ledakan people power perlawanan justru akan lahir dari Solo. Sinyal ini terpantau dan terekam dari hasil pertemuan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo yang sangat dekat dengan Megawati Soekarnoputri, Ketum PDIP, dengan tokoh “Mega Bintang” Mudrick SM Sangidu.
Konon pertemuan tersebut setelah mendapatkan restu dari Megawati untuk mencari alternatif meredam politik dinasti Jokowi yang telah meremehkan dan menghinakan peran Megawati yang telah berjasa menaikkan Jokowi ke puncak kekuasaannya.
Kegelapan politik pecundang makin kelam, bahkan beberapa partai terlihat hanya tertunduk diam, tak ubahnya seperti tawanan tak bisa berkutik, kayaknya bebek lumpuh rontok kekuatannya.
Panggung misteri politik nasional saat ini ada di tangan rakyat dan sangat mungkin ledakan huru- hara akan lahir dari tempat kota kediaman Jokowi: Solo.
Jokowi telah menggadai kekuasaannya berburu kekuasaan yang akan merontokkan nasibnya dan harus menanggung akibatnya yang sangat berat dan besar, akibat miskin akal budi, miskin pikiran, dan sudah kehilangan akal dan nalar sehatnya.
Barisan rakyat para patriot yang tengah berjuang membebaskan Indonesia dari ancaman bahaya politik dinasti. Bisa jadi akan muncul dari Kota Solo yang akan bisa menghentikan politik ugal-ugalan yang lahir dari Kota Solo.
"Kamu yang memulai, maka kamu juga yang harus mengakhirinya".
Saya jadi teringat lagu Bang Haji Rhoma Irama. “Kau yang mulai, Kau yang mengangiri. Kau yang berjanji, Kau yang mengingkari.” (*)