Kalau Pilih Gibran, Anies Bakal Habis!

Jika Anies memang masih ingin ikut kontestasi Pilpres 2024, sebaiknya dia pilih figur berlatar militer. Sebab, untuk menghadapi potensi konflik di Laut China Selatan, Indonesia sangat butuh figur militer sebagai “pengawal” Anies jika terpilih menjadi Presiden 2024-2029.

Oleh: Mochamad Toha, Wartawan Freedom News

JUDUL tulisan DetikNews, Jumat (18 Agu 2023 20:37 WIB) “Soal Cawapres, Pihak Anies Baswedan Merasa Cocok dengan Gibran” jangan sampai menjadi “jebakan politik” bagi Anies Baswedan. Kalau Anies tertarik dan mengikuti irama yang disampaikan Juru Bicaranya, Angga Putra Fidrian, dia bakal gagal maju Pilpres 2024.

Dapat dipastikan, Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP) berpotensi bubar, sehingga Anies tidak bisa ikut kontestasi Pilpres 2024. Karena, dia bakal ditinggalkan Partai Demokrat dan PKS, meski sejak awal menyatakan solid mendukung Anies maju Pilpres 2024 berkoalisi dengan Partai NasDem yang siap mengusungnya.

Kalau pun ada partai pengganti yang sepakat dengan Angga Putra Fidrian, sehingga bisa melebihi ambang batas Presidential Threshold lebih dari 20 persen, meski menang Pilpres 2024, Anies akan dikendalikan Joko Widodo melalui putranya, Gribran Rakabuming Raka, yang terpilih jadi Wapres Anies Baswedan.

Seperti ditulis DetikNews, Walikota Solo itu mengaku menunggu tawaran dari bakal capres Anies Baswedan untuk menjadi bakal cawapresnya. Juru bicara Anies Baswedan, Angga Putra Fidrian, menilai Anies dan Gibran akan jadi pasangan yang cocok.

“Saya rasa Mas Gibran cocok juga dengan Pak Anies,” kata Angga dalam keterangannya, Jum’at (18/8/2023).

Mantan Anggota TGUPP periode 2017-2022 ini juga menyebut Gibran cocok untuk menjadi wapres selama dua periode kepemimpinan Anies yang akan datang. Bahkan, dia menyebut apabila Anies purna tugas sebagai presiden selama dua periode, maka Gibran sudah berusia yang matang untuk maju menjadi capres pada tahun 2034.

"Kalau beliau jadi wapres Pak Anies dua periode, nanti 2034 bisa jadi capres," ucapnya. Angga juga menyebut apabila Gibran menjadi wapres, maka bisa memudahkan kerja Anies kalau ada program presiden sebelumnya yang akan dihentikan. "Mas Gibran nanti bisa ngomong juga ke Pak Jokowi kalau misalnya ada program yang dihentikan," imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan bahwa Gibran Rakabuming Raka mengaku menunggu adanya penawaran menjadi cawapres dari Anies Baswedan. Hal itu diungkapkan Gibran ketika ditanya namanya yang disandingkan dengan bacapres Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

"Ya tinggal nunggu ada penawaran cawapres Pak Anies," seloroh Gibran di Balai Kota Solo, Jumat (18/8). Hal itu disampaikan Gibran ketika ditanya soal namanya yang ramai disandingkan sebagai bakal cawapres Prabowo Subianto maupun Ganjar Pranowo. Gibran menanggapi dengan santai.

Pertanyaannya, apakah ucapan yang disampaikan Angga Putra Fidrian tersebut sudah koordinasi dengan Anies Baswedan dan Tim 8 pimpinan Sudirman Said? Jika sudah, berarti Anies dan Tim 8 memang sengaja menunggu kepastian putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait dengan gugatan ambang batas minimal usia capres – cawapres yang diajukan sejumlah pihak.

Jika pada akhirnya MK mengabulkan gugatan dan memutus ambang batas minimal usia capres – cawapres itu 35 tahun, maka dapat dipastikan Gibran bakal turut serta dalam kontestasi Pilpres 2024 yang akan berlangsung pada 14 Februari 2024 itu.

Apalagi, Ketua DPP PDIP Puan Maharani sudah memberi sinyal bahwa Gibran berpeluang masuk bursa bakal cawapres Ganjar Pranowo. Bahkan, Gibran juga diincar untuk dipasangkan sebagai bakal cawapres Prabowo Subinanto. Hanya tawaran dari Anies Baswedan saja yang belum ada, kecuali dari Angga Putra Fidrian tadi.

Meski ada pernyataan dari pihak internal Anies Baswedan yang mencoba “mengarahkan” dan ada upaya menjodohkan Anies dengan Gibran, diharapkan Anies tidak serta merta mengikuti arahan dari internal seperti Angga Putra Fidrian tersebut. Bukan tidak mungkin ini merupakan bagian dari skenario agar Anies gagal maju Pilpres 2024.

Maksudnya, setelah berbagai upaya hukum dan politik yang dilakukan oleh pihak Istana gagal total menahan laju Anies Baswedan, langkah pamungkas yang bakal dilakukan adalah dengan jodohin Anies dengan tokoh yang disokong Istana, seperti Gibran.

Jika akhirnya Anies benar-benar memilih Gibran, bisa dipastikan pada saat pendaftaran nanti, Partai Demokrat dan PKS bakal menarik dari Koalisi Perubahan dan Persatuan. Itulah harga yang akhirnya harus dihadapi dan dibayar Anies nanti. Gagal nyapres! Sehingga, Prabowo dan Ganjar bisa melaju bebas tanpa harus berhadapan dengan Anies pada Pilpres 2024.

Skenario yang sejak awal diinginkan Presiden Joko Widodo dan pentolan CSIS Jusuf Wanandi agar Pilpres 2024 diikuti hanya dua pasangan calon saja tak menemui kendala berarti. Bagi Jokowi kalau harus “mengorkankan” Gibran supaya Anies gagal nyapres, tidak jadi soal. Yang penting, Anies tak bisa maju Pilpres 2024 atas “jasa” pihak internal Anies sendiri.

Makanya, seharusnya Anies Baswedan dan Tim 8 maupun pihak Koalisi Perubahan dan Persatuan cermat dan waspada jika ada suara-suara yang mengarahkan agar Anies segera umumkan siapa nama bakal cawapres yang akan diusung nanti. Anies jangan mau didesak seperti itu. Sebab, jika diumumkan jauh sebelum pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), nama itu rawan digoreng oleh lawan-lawan politiknya.

Pendaftaran dan pemilihan capres cawapres dilakukan lebih awal, yakni pada 19 Oktober 2023 – 25 November 2023 untuk pendaftaran, dan 14 Februari 2024 untuk pemilihan capres-cawapres. Anies, Koalisi Perubahan dan Persatuan, serta Tim 8 tidak usah terburu-buru mengumumkan siapa bakal cawapres Anies. Bila perlu, pada injury time saja namanya diumumkan saat di KPU.

Yang penting, jangan pilih tokoh yang disodorkan oleh Istana, termasuk figur Gibran. Perlu diingat, Gibran masih punya tanggungan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas laporan akademisi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun yang hingga kini belum diproses KPK. Apabila KPK memprosesnya karena desakan rakyat, bukan tidak mungkin Gibran menjadi pesakitan.

Figur Militer

Ubedilah melaporkan Gibran dan Kaesang Pangarep ke KPK pada Senin, 10 Januari 2022, lalu. Ubedilah melaporkan relasi bisnis dua anak Jokowi yang menurutnya berpotensi memunculkan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

Ia mengatakan dugaan KKN tersebut terjadi berkaitan dengan adanya suntikan dana penyertaan modal dari perusahaan ventura ke perusahaan rintisan kuliner anak Jokowi. Menurut dia, tidak mungkin perusahaan baru anak Presiden mendapat suntikan dana penyertaan modal dari sebuah perusahaan ventura.

"Setelah itu, anak Presiden membeli saham di sebuah perusahaan dengan angka yang juga cukup fantastis Rp 92 miliar, dan itu bagi kami tanda tanya besar," ujar Ubedilah, seperti dilansir Tempo.co (Jum’at, 19 Agustus 2022 17:03 WIB).

Ubedilah Badrun juga mempertanyakan, apakah seorang anak muda yang baru mendirikan suatu perusahaan dapat dengan mudah mendapatkan penyertaan modal. “Apalagi angkanya cukup fantastis, dari mana kalau bukan karena anak Presiden.”

Ubedilah Badrun mengaitkan aliran modal itu dengan peristiwa pembakaran hutan pada 2015. PT SM menjadi tersangka pembakaran hutan dan dituntut oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) senilai Rp 7,9 triliun.

Namun, dalam perkembangannya, Mahkamah Agung hanya mengabulkan tuntutan senilai Rp 78 miliar. Perusahaan pembakar hutan itulah, yang menurut Ubedilah, terafiliasi dengan perusahaan yang memberikan modal untuk usaha anak-anak Jokowi.

Jika mau jujur dan tidak “buta-tuli”, di Solo Raya itu masih banyak tokoh atau akademisi yang punya tingkat kepintarannya jauh di atas Gibran Rakabuming Raka, meski dia sekarang jadi Walikota Solo. Masa’ di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta tak ada Doktor atau Profesor yang lebih pintar daripada Gibran yang bisa menjadi bakal cawapres Anies. Rasanya koq tidak mungkin. Pasti ada!

Adakah prestasi Gribran yang bisa dibanggakan dan diunggulkan selain “sukses” di bisnis kuliner martabaknya? Mungkinkah Gibran “terangkat” bisnisnya jika Jokowi bukan seorang presiden?

Apa mungkin Partai Gerindra dan PDIP mau membuka pintu bagi Gibran untuk maju Pilpres 2024 jika dia bukan anak Presiden Jokowi? Rasanya koq tidak mungkin. Karena di internal Gerindra dan PDIP pasti punya kader-kader yang pinter-pinter ketimbang Gibran.

Termasuk pula, apa mungkin seorang jubir seperti Angga Putra Fidrian mau menjodohkan Anies dengan Gibran jika dia bukan anak presiden? Saya jamin, tidak akan mau! Ya, begitulah manuver politik itu. Slogan Nasionalis – Agamis atau sebaliknya itu hanyalah kamuflase politik saja.

Jika Anies memang masih ingin ikut kontestasi Pilpres 2024, sebaiknya dia pilih figur berlatar militer. Sebab, untuk menghadapi potensi konflik di Laut China Selatan, Indonesia sangat butuh figur militer sebagai “pengawal” Anies jika terpilih menjadi Presiden 2024-2029.

Apalagi, dalam mengantisipasi disintegrasi yang mulai muncul di negara kita akibat ulah segelintir pengkhianat bangsa dan negara yang menginginkan Indonesia tidak bisa maju-maju. (*)