Koalisi Prabowo dan Ganjar Nyaris Ambyar, Anies – Cak Imin Dipastikan Melaju!
“Acara Maulid itu merupakan deklarasi kalau HRS dukung AMIN. Yang pasti klaim kubu Prabowo dan Ganjar tentang dukungan umat Muslim, sudah berantakan semua,” ungkap salah satu kerabat HRS kepada Freedom News.
Oleh: Mochamad Toha, Wartawan Freedom News
ADALAH Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid yang sebelumnya sempat mengatakan, Pilpres 2024 kemungkinan akan diikuti oleh dua pasangan calon presiden dan wakil presiden. Bersamaan dengan itu, mulai ramai wacana peleburan koalisi Ganjar Pranowo dengan Prabowo Subianto.
Dan, Jazilul memastikan pasangan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar (AMIN) menjadi salah satu pasangan calon yang bertarung nanti. Dia mengklaim Amin sudah mengamankan posisinya dan siap mendaftar ke KPU. Sayangnya, ia tak menjawab salah satu calon lagi yang akan maju pada Pilpres 2024 itu.
Padahal, untuk sementara ini ada tiga sosok yang menjadi bakal capres pada Pilpres 2024. Mereka ialah Prabowo Subianto yang diusung koalisi Gerindra, Golkar, Demokrat PAN, PBB, Partai Gelora dan Garuda.
Kemudian Ganjar Pranowo didukung PDIP, PPP, Perindo dan Hanura serta Anies Baswedan yang didukung NasDem, PKB dan PKS serta Partai Ummat.
Karena wacana inilah kemudian membuat parpol koalisi Prabowo dan Ganjar saling berargumentasi mengutarakan sikapnya masing-masing. Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan partainya tetap mengusung Ganjar sebagai capres.
Menurut Hasto, Ganjar merupakan kader PDIP yang unggul hingga memenuhi aspek kepemimpinan yang baik. Ia pun kemudian menyindir sosok calon pemimpin yang takut bercermin.
"Kalau kita lihat perdebatan yang terjadi di UGM, kemudian di UI, itu kan menunjukkan kualitas dari kepemimpinan Pak Ganjar Pranowo," kata Hasto di DPP PDIP, Jakarta Pusat, Senin (25/9/2023). Ini jelas, yang disindir Hasto adalah Prabowo Subianto.
Hasto selanjutnya menegaskan PDIP telah berpengalaman melalui kontestasi politik dalam puluhan tahun. Pun dengan poros Pilpres, mulai dari lima, tiga, hingga dua poros saja. "Dengan dukungan keluarganya, dengan keberpihakannya kepada rakyat, rekam jejak, prestasinya, itu. Bayangkan, bercermin saja ada yang takut," imbuhnya.
Di sisi lain, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat menilai wacana dua poros Pilpres 2024 bisa saja terjadi antara Ganjar Pranowo melawan Prabowo Subianto apabila PKB berubah pikiran mendukung Anies Baswedan sebagai capres.
"Bisa tiga poros, bisa dua poros. Bisa saja nanti Pak Ganjar nanti bersaing dengan Pak Prabowo. Kalau misalkan PKB berubah pikiran, kan bisa juga. Bisa juga tetap tiga poros, ya kan, bisa dua poros," kata Djarot di DPP PDIP, Jakarta Pusat, Senin (25/9/2023).
Terpisah, Ketua DPP PPP, Achmad Baidowi menilai peluang duet Prabowo dan Ganjar pada Pilpres 2024 sulit terwujud. Pasalnya, menurut Baidowi, saat ini konsolidasi poros koalisi sudah terbentuk menjadi tiga poros.
"Sekarang konsolidasi koalisi kan sudah terbentuk itu. Agak susah ya menjadi dua poros itu. Hari ini sudah terbentuk tiga poros," lanjut Baidowi seperti dilansir CNNIndonesia.com Kamis (21/9/2023) lalu.
Namun, Awiek, sapaan akrabnya, mengatakan pihaknya mempersilakan jika Ganjar dan Prabowo memang bersedia untuk diduetkan. Menurut dia bahwa semua kemungkinan terkait duet capres dan cawapres bisa terjadi sebelum pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Tapi apapun ceritanya sebelum pendaftaran di KPU segala sesuatunya bisa saja terjadi," katanya.
Sementara itu, partai-partai Koalisi Indonesia Maju kebanyakan tak sepakat dengan wacana duet Ganjar dan Prabowo.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman menegaskan Gerindra tak akan memaksakan diri untuk menduetkan Prabowo dan Ganjar. Apalagi, tak mungkin ada dua capres dalam satu koalisi.
"Tentu kita tidak akan memaksakan diri, enggak mungkin dalam satu koalisi ada dua capres berarti bisa maju dua-duanya," kata Habib di kompleks parlemen, Jumat (22/9/2023).
Namun, Habib memastikan baik PDIP maupun Gerindra akan bertanding secara sehat. Dia menyebut kedua partai memiliki beberapa kesamaan baik dari ideologis maupun basis elektoral.
Bedanya, kedua partai telah memutuskan capresnya masing-masing. Habib mengaku tak tahu bagaimana mencari solusi atas dua keputusan tersebut.
Petinggi Partai Golkar Dave Laksono mengatakan memang masih banyak kemungkinan menjelang pendaftaran Pilpres 2024. Tetapi, ia menegaskan komitmen Golkar mendukung Prabowo sebagai calon presiden.
"Golkar tetap berpegang komitmen untuk mencalonkan Prabowo sebagai capres dan Pak Airlangga sebagai cawapresnya," ungkap Dave seperti dilansir CNNIndonesia.com, Kamis (21/9/2023).
Hal serupa juga disampaikan Ketua Fraksi PAN DPR Saleh Partaonan Daulay. Saleh ragu wacana duet Ganjar dengan Prabowo terwujud pada 2024.
Dia melihat tiga poros saat ini sudah siap bertarung dan mendapatkan dukungan dari partai-partai politik. Ia yakin Pilpres 2024 akan diikuti oleh Prabowo, Ganjar, dan Anies Baswedan.
"KIM (Koalisi Indonesia Maju) menganggap isu itu belum valid. Faktanya, sejauh ini ada 3 kandidat capres yang sudah dapat kendaraan untuk maju," ucap Saleh.
Senada, Kepala BPOKK DPP Partai Demokrat Herman Khaeron menyakini Pilpres 2024 tetap diikuti oleh tiga poros koalisi pengusung capres-cawapres di Pilpres 2024 mendatang. Baginya, tak cukup waktu untuk bernegosiasi lagi lantaran waktu pendaftaran pasangan capres-cawapres ke KPU yang tinggal sebentar lagi.
"Pendaftaran tinggal sebentar lagi. Menurut saya tidak cukup waktu lah untuk bernego, membangun poros-poros, dan lain sebagainya. Mungkin saja ketiga pasangan ini yang menurut saya akan (tetap) berkontestasi," kata Herman di Kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Senin (25/9/2023).
Capres Jomblo
Hingga tulisan ini dibuat, baik Prabowo Subianto maupun Ganjar Prabowo masih sama-sama jomblo belum punya pasangan. Setelah KIM ditinggal Muhaimin Iskandar dan PKB, peta koalisi di Prabowo maupun Ganjar ambyar semua, meski Partai Demokrat sudah menggantikan PKB di KIM.
Nama-nama seperti Erick Thohir, Airlanggar Hartarto, Puan Maharani dan Gibran Rakabuming Raka disebut-sebut sebagai Bacawapres potensial untuk mendampingi Prabowo maupun Ganjar. Namun, jika Prabowo mengambil selain Airlangga, Golkar berpotensi meninggalkan KIM, bergabung dengan Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP) bersama Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar (AMIN).
Apalagi, pasangan yang diusung NasDem, PKS, PKB, dan Partai Ummat itu telah membuktikannya saat acara Jalan Gembira di Kota Makassar, Ahad (24/9/2023) dihadiri lebih dari sejuta umat. Meski tanpa ada atraksi pesawat tempur yang melintas di udara dan bagi-bagi sembako seperti bacapres lainnya, masyarakat antusias menghadirinya.
Melihat begitu massifnya masyarakat Makassar yang ingin melihat langsung pasangan Anies – Cak Imin itu, jelas membuat kubu Prabowo maupun Ganjar “panas-dingin”. Terlebih lagi, kehadiran Anies – Cak Imin dalam Acara Maulid Nabi Muhammad SAW pada Rabu (27/9/2023) di kediaman Habieb Rizieq Syihab (HRS).
“Acara Maulid itu merupakan deklarasi kalau HRS dukung AMIN. Yang pasti klaim kubu Prabowo dan Ganjar tentang dukungan umat Muslim, sudah berantakan semua,” ungkap salah satu kerabat HRS kepada Freedom News.
Apalagi, “Dalam acara di rumah HRS itu, Amin juga teken sebagai saksi pernikahan puteri keenam HRS. Artinya, Amin sudah teken akherat dengan HRS.”
Yang jelas, Prabowo telah kehilangan tokoh sekelas Cak Imin yang punya kendaraan politik maupun jaringan di kalangan warga Nahdliyin. Mencari sosok penggantinya, sangatlah tidak mudah. Khofifah maupun Yenny Wahid, keduanya tak punya basis massa seperti Cak Imin. Apalagi Mahfud MD.
Demikian pula Ganjar dan koalisi PDIP. Mau angkat Erick Thohir yang sudah jadi warga Banser juga tidak mungkn. Karena Menteri BUMN yang juga Ketum PSSI ini sejatinya hingga kini masih menjadi “pasien” KPK yang suatu saat kasusnya bisa dibuka ke publik. Ganjar masih kesulitan mencari sosok bacawapres.
Maka satu-satunya alternatif yang paling memungkinkan adalah dengan menggandeng Prabowo Subianto sebagai bacawapres Ganjar. Toh, sebelumnya antara Gerindra dan PDIP sudah pernah beberapa kali berkoalisi saat Pilpres. Tapi, apakah Prabowo bersedia jika digandengkan sebagai bacawapres Ganjar?
Dapat dipastikan, dia akan menolak. Jika dipaksa Istana, Prabowo berpotensi tarik diri dari Pilpres 2024 dan bergabung mendukung AMIN. Kecuali, kasus cekik dan tampar yang, konon, dilakukan oleh Prabowo terhadap Wamentan Harvick Hasnul Qolbi saat rapat di Istana di-publish berdasar bukti rekaman CCTV Istana.
Meski Prabowo sudah membantah dan Ketum Prabowo Mania 08 Immanuel Ebenezer alias Noel telah melaporkan Pimpinan Redaksi Seword TV Alifurrahman dan pemilik akun YouTube Kanal Anak Bangsa TV Rudi S Kamri ke Bareskrim Polri, Kamis (21/9/2023), tapi isu ini terlanjur liar di media arus utama maupun medsos.
Jika akhirnya Prabowo bersedia jadi bacawapres Ganjar, maka Menhan ini memang terindikasi seperti yang dituduhkan, telah mencekik dan menampar Wamentan tersebut. Kalau Ganjar dan PDIP tak menggandeng Gerindra, dapat dipastikan, AMIN bakal menang dalam satu putaran saja. Itu jika AMIN tidak “dicurangi” saat Pilpres pada 14 Februari 2024 nanti. Sebab, hanya pencurangan yang bisa mengalahkan AMIN.
Yang saya ingat, Alifurrahman itu adalah salah satu dari 100 nama “pemuja” Presiden Joko Widodo, yang pernah diundang secara khusus ke Istana Negara. Kebetulan, salah satu diantara mereka itu ada yang saya kenal secara pribadi.
Nah, jika Prabowo memang dipaksa mau digandeng Ganjar, sebaiknya demi menjaga marwahnya, Prabowo harus menolak. Bila perlu minta kepada Jokowi mengizinkan Gibran dijadikan bacawapres Prabowo. Itu jika akhirnya MK mengabulkan gugatan batas minimal usia capres – cawapres menjadi 35 tahun.
Dan, jika itu yang dipilih Prabowo, KIM berpotensi bubar, Golkar dan Demokrat bisa gabung kembali ke KPP yang mengusung Anies – Cak Imin. (*)