Memahami dan Menerima Prestasi Ganjar Pranowo

Sebagai contoh program bedah rumah yang telah dilakukan untuk lebih dari 1 juta rumah sebagai tanggung jawab ideologis kepada rakyatnya yang hidup miskin. Program pengadaan rumah rakyat pun diupayakannya dengan tajuk beli tanah dapat rumah.

Oleh: Bambang Rahardjo Munadjat, Alumni MB IPB/MM-A IPB Angkatan XI

SAYA mendapatkan sebuah tulisan yang mendiskreditkan Ganjar Pranowo dengan cara pandang yang menurut pandangan saya sangat subjektif.

Tulisan saudara Indra Adil yang terkonfirmasi merupakan alumni IPB Exponen 77/78 tersebut mengatakan bahwa seolah Ganjar pencalonannya ditolak oleh struktural PDIP dan menegaskan bagaimana instruksi Prof. Dr (HC) Megawati Soekarnoputri di puncak peringatan bulan Bung Karno adalah sebuah konsolidasi yang tak berisi.

Sehingga dikatakannya bahwa Gema Puan yang katanya akan dideklarasikan dalam waktu dekat merupakan jawaban atas rasa bersalah dari Ketua Umum PDIP yang salah menentukan pilihan. Dituliskan pula bahwa kekeliruan tersebut menurut pandangannya disebabkan oleh kepemimpinan ganjar yg gagal di Jawa Tengah, padahal parameter yang digunakan pun tidak jelas.

Kasus wadas yang dijadikan ukuran oleh penulis tersebut sesungguhnya telah diselesaikan dengan kehadiran Ganjar untuk bersambung rasa dengan penduduk desa yang menolak keberadaan dari tambang batu andesit untuk support material pada program nasional (prona) pembangunan waduk Bener Purworejo.

Permasalahan tersebut sudah terselesaikan dengan baik pasca pertemuan antara Gubernur Ganjar Pranowo dengan masyarakat, khususnya LSM dari luar Purworejo yang ikut serta bersama para penolak tambang tersebut.

Selain itu penulis tersebut juga menyampaikan bahwa Ganjar Pranowo gagal dalam menekan angka kemiskinan, padahal data menunjukan, Jawa Tengah sukses dalam menekan angka kemiskinan selama 10 tahun terakhir bahkan pasca Covid 19 menerpa wilayah Jawa Tengah. Berdasarkan data dari Antara (2023) tercatat tingkat kemiskinan di Jateng sebagai berikut:

1.Tahun 2013: 4,86 juta orang atau 14,44 persen 2.Tahun 2014: 4,56 juta orang atau 13,58 persen 3.Tahun 2015: 4,57 juta orang atau 13,58 persen 4.Tahun 2016: 4,50 juta orang atau 13,27 persen 5.Tahun 2017: 4,45 juta orang atau 13,01 persen 6.Tahun 2018: 3,89 juta orang atau 11,32 persen 7.Tahun 2019: 3,74 juta orang atau 10,80 persen 8.Tahun 2020: 3,98 juta orang atau 11,41 persen 9.Tahun 2021: 4,10 juta orang atau 11,79 persen 10.Tahun 2022: 3,83 juta orang atau 10,93 persen.

Dengan demikian tulisan saudara Indra Adil sangat jauh dari data yang ada, sangat subjektif dan menciptakan berita bohong semata.

Kemudian ada beberapa hal lagi yang disampaikan bahwa Ganjar bukan seorang yang punya tingkat kecerdasan di atas rata-rata, berpikir tidak sistematis dan bertutur kata asal saja. Pendapat seorang (yang merasa) terdidik baik tersebut jelas tidak benar.

Ganjar sangat memperhatikan data dalam membuat kebijakan. Prinsip apa, di mana, oleh siapa, bagaimana dan berapa adalah hal sederhana yang selalu menjadi pegangan seorang Ganjar. Oleh sebab itu Ganjar selalu membuat alokasi anggaran yang tepat untuk kepentingan rakyat.

Sebagai contoh program bedah rumah yang telah dilakukan untuk lebih dari 1 juta rumah sebagai tanggung jawab ideologis kepada rakyatnya yang hidup miskin. Program pengadaan rumah rakyat pun diupayakannya dengan tajuk beli tanah dapat rumah.

Program ini memang belum merata di seluruh Jawa Tengah tapi yang menghuni itu benar-benar diverifikasi agar tepat sasaran untuk rakyat yang diberi. Ganjar pun membangun jalan provinsinya dengan serius sehingga jalan yang menjadi tanggung jawab provinsi dibangun kembali dengan struktur beton.

Memang belum mencapai semua jalan yang dimiliki provinsi, namun berdasarkan catatan DPU BMCK Jateng, panjang jalan provinsi mencapai 2.404,741 km. Kondisinya terbagi menjadi dua, yakni dalam kondisi baik sepanjang 2.010,36 km (83,60 persen) dan kondisi sedang 213,78 km atau 8,89 persen. Jika ditotal kondisi jalan baik-sedang mencapai 92,49 persen.

Sementara, kondisi jalan dalam kondisi tidak mantap, tercatat 180,60 km atau 7,51 persen. Sebuah upaya untuk menunjang transportasi produk barang dan jasa guna menopang perekonomian rakyat.

Indra Adil juga berpandangan bahwa Ganjar hanya diharapkan menjadi presiden oleh para taipan. Apa landasan pernyataan ini pun jelas sangat tidak jelas. Ganjar adalah seorang pemimpin yang dekat dengan rakyat dan dapat dilihat dengan parameter tersederhana, sambutan masyarakat atas kehadirannya.

Komunikasi publiknya begitu baik sehingga Ganjar mampu merasakan nadi kehidupan rakyatnya. Agar dapat terus turun dan dekat dengan rakyat tentu lah menghabiskan energi dan jelas lah Ganjar yang selalu disiplin berolah raga pun dikaruniai tubuh yang sehat dan fit, dengan tinggi badan 182 cm dan berat 74 kg jelas dia tampak gagah dan wajah tampan (seperti Indo Eropa) dengan sorot mata penuh semangat dan kecerdasannya, jelas sangat pantas dan siap untuk memimpin republik ini tahun 2024 sampai 10 tahun berikutnya.

Oleh sebab itu, tulisan yang mendiskreditkan Ganjar dan merendahkan kemampuannya jelas tidak berdasar data dan fakta, sehingga hanya bisa dipandang sebagai pandangan pribadi yang diwarnai rasa ketidaksukaan semata. (*)