Menakar Figur Cawapres Anies

Tentu juga masih ada di luar itu. Yang pasti yang dibutuhkan saat ini adalah Cawapres disamping memenuhi syarat yang sudah ditetapkan, syarat lain adalah yang punya keberanian, ketegasan dan disegani oleh Barat, Amerika dan sekutunya serta China.

Oleh: Isa Ansori, Kolumnis dan Akademisi

MENARIK membaca opini yang ditulis oleh Mochamad Toha, wartawan senior Freedom News, berkaitan dengan siapa sesungguhnya yang pantas mendampingi Anies Baswedan.

Sebagaimana yang ditulis Detik News (Jum'at, 18 Agustus 2023 ) "Soal Cawapres, Pihak Anies Baswedan Merasa Cocok Dengan Gibran". Gibran di sini adalah Gribran Rakabuming Raka, putera pertama Presiden Joko Widodo yang menjabat Walikota Solo.

Masih menurut Detik News, Gibran juga berseloroh bahwa dia masih menunggu tawaran dari Anies, ketika namanya disandingkan dengan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Yang terbaru, yaitu filsuf Rocky Gerung melalui sebuah kanalnya mengusulkan agar Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri menarik pencalonan Ganjar dan memasangkan Anies Bswedan – Puan Maharani untuk melawan Joko Widodo.

Yang dimaksud dengan Jokowi ini bukan Jokowi sebagai pribadi, tapi lebih kepada ambisi Jokowi yang ingin terus berkuasa dan melanggengkan para oligarki China yang rakus, menjebak dan tak memberi kesempatan kepada pribumi.

Kebijakan Jokowi yang cenderung ke China tentu akan membuat sekutu negara-negara barat akan menjadi gusar, sehingga dibutuhkan jalan tengah dan tetap dalam kendali Indonesia, bukan yang selama ini terjadi, Indonesia dalam kendali asing.

Lalu seperti apakah Cawapres yang dibutuhkan Anies, yang tentu saja yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan geopolitik Indonesia kedepan?

Persaingan hegemoni antara Amerika Serikat dan China adalah sebuah keniscayaan. Apalagi jika berkaitan dengan Blok Natuna yang sedang dalam upaya aneksasi yang dilakukan China, tentu Amerika tak akan membiarkan begitu saja.

Amerika Serikat dan China adalah dua negara besar yang memiliki kepentingan yang saling bertentangan di berbagai bidang, termasuk politik, ekonomi, dan militer.

Persaingan hegemoni ini berpotensi menimbulkan konflik di kawasan Asia Tenggara, yang merupakan wilayah yang strategis bagi kedua negara.

Perkembangan teknologi yang pesat. Perkembangan teknologi yang pesat, meski telah membawa banyak manfaat bagi masyarakat, namun juga menimbulkan sejumlah tantangan baru.

Salah satu tantangan yang paling signifikan adalah potensi terjadinya penyalahgunaan teknologi untuk tujuan yang merugikan, seperti penyebaran berita palsu, pencurian data, dan serangan siber.

Perubahan iklim. Perubahan iklim adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dunia saat ini. Indonesia adalah salah satu negara yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim, seperti banjir, kekeringan, dan kebakaran hutan.

Perubahan iklim berpotensi menimbulkan kehancuran ekonomi dan sosial di Indonesia.

Kemiskinan dan ketimpangan. Kemiskinan dan ketimpangan itu adalah dua masalah yang masih menjadi tantangan besar bagi Indonesia. Kemiskinan dan ketimpangan bisa memicu konflik sosial dan politik, yang dapat melemahkan stabilitas nasional.

Tantangan-tantangan geopolitik ini sangat kompleks dan saling terkait satu sama lain. Sehingga, Indonesia perlu memperkuat kapasitasnya untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut agar dapat tetap menjadi negara yang kuat dan sejahtera.

Perubahan dan Keberlanjutan yang menjadi spirit Anies maju menjadi calon presiden harus menjadi dasar bagaimana dia kelak bila memimpin negeri ini.

Indonesia yang terlalu indah untuk dilupakan, tentu saja masih akan menarik perhatian bagi bangsa-bangsa Barat dan Timur untuk tetap bercokol di Indonesia.

Nah, yang dibutuhkan itu adalah pemimpin yang berani tegak tetap menempatkan bangsa sendiri di atas kepentingan bangsa-bangsa lain, keberanian untuk bernegosiasi dan meninjau ulang segala perjanjian yang merugikan kepentingan bangsa sendiri, bangsa harus berdaulat, karena presiden punya mandat konstitusi, mencerdaskan, mensejahterakan, menertibkan dan mempersatukan, bukan menyerahkan kepala kepada asing untuk berbuat semaunya sendiri.

Konsesi 180 tahun kepada China dalam pembangunan IKN (Ibu Kota Negara) di Kalimantan Timur adalah sebuah contoh bangsa yang telah “tunduk” terhadap kepada asing, seperti di zaman Orde Baru, bangsa menggadaikan tambang emas Freeport.

Syarat Cawapres yang dibutuhkan oleh Anies disamping tidak bermasalah, harus bisa membantu pemenangan, membuat solid koalisi, dan punya kesamaan visi dan misi.

Ada banyak nama yang muncul selain dari internal koalisi, seperti Ahmad Heryawan, AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) dan Khofifah Indarparawansa, kini muncul lagi nama Gibran dan Puan, juga Susi Pujiastuti, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan yang tegas pada kapal-kapal asing yang masuk ke perairan Indonesia.

Meski bukan berlatar belakang militer, sosok Susi saat menjadi Menteri, tindakan tegasnya atas kapal asing sudah melebihi figur militer: berani dan tegas! Tentu saja, selain mereka, masih ada juga perwira tinggi militer aktif maupun purnawirawan yang berpotensi menjadi Cawapres Anies.

Dalam silaturahmi dengan para Ulama dan Kiai NU di Jawa Timur di Sidosermo, Surabaya, para ulama dan kiai merekomendasikan 5 nama, yaitu Khofifah Indar Parawansa, Yenny Wahid, Muhaimin Iskandar, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Mahfud MD. Meski demikian, Anies menyatakan bahwa hal terpenting dari rekomendasi para kiai itu bukanlah nama-nama tokoh, namun sumbangan pemikiran dari mereka.

Keberanian, ketegasan, tidak bermasalah dan membantu kemenangan serta punya visi yang sama, tampak pada nama-nama yang direkomendasikan di atas, baik itu dari kalangan sipil maupun figur yang bakal muncul berlatar belakang militer.

Tentu juga masih ada di luar itu. Yang pasti yang dibutuhkan saat ini adalah Cawapres disamping memenuhi syarat yang sudah ditetapkan, syarat lain adalah yang punya keberanian, ketegasan dan disegani oleh Barat, Amerika dan sekutunya serta China.

Hal ini diharapkan teritorial kelautan dan perbatasan bisa dijaga dari gangguan asing, sehingga tugas-tugas menyejahterakan rakyat bisa dilaksanakan dengan baik.

Semoga Anies dibimbing Allah SWT untuk mendapatkan Cawapres yang tepat dan mampu secara bersama menghadirkan perubahan dan keberlanjutan yang lebih baik bagi bangsa Indonesia. (*)