Pendukung Amin Perlu Bumikan Gagasan Mas Anies dan Cak Imin
Kemampuan mendekatkan isu-isu ke dalam kebutuhan langsung yang dapat dirasakan masyarakat, akan membantu pasangan Mas Anies – Cak Imin ini akan mudah diterima oleh masyarakat. Tentu saja isu di Papua dan di Jawa bisa jadi berbeda untuk satu tema perubahan.
Oleh: Isa Ansori, Kolumnis dan Akademisi Tinggal di Surabaya
PASKA deklarasi pasangan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar alias Imin (Amin) di Surabaya pada Sabtu, 2 September 2023, berdasar rilis berbagai lembaga surveI, pasangan ini belum beranjak dari posisi nomor tiga, terlepas seperti apa proses yang ada, tapi setidaknya hasil yang dipublikasikan tersebut menjadi masukan bagi sahabat dan kawan-kawan relawan Amin apa dan bagaimana usaha yang dilakukan agar terjadi kenaikan elektabilitas pasangan ini, mengingat waktu pelaksanaan pilpres juga semakin dekat.
Pasangan Mas Anies dan Cak Imin boleh dibilang sebagai perpaduan pasangan yang “lengkap“ untuk saat ini, karena berdasar hasil kajian dan pengamatan, pasangan digambarkan sebagai pasangan modernis dan tradisional, Islam Modern dan Konservative, Nasionalis – Relegius dan juga pasangan yang mampu melakukan penguasaan kota dan desa. Artinya kalau ini digarap secara serius dan konsisten, bukan tidak mungkin pasangan ini akan menguasai lini perebutan suara dalam arena pilpres.
Memahami Sebaran Pemilih
Berdasar Usia
Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU), pemilih pilpres 2024 terdiri dari pemilih muda (17-29 tahun), pemilih dewasa (30-59 tahun), dan pemilih lansia (60 tahun ke atas).
Pemilih muda merupakan kelompok pemilih terbesar, yaitu sebanyak 49,12% dari total pemilih. Kelompok ini sebagian besar berpendidikan tinggi dan tinggal di perkotaan.
Pemilih dewasa merupakan kelompok pemilih terbesar kedua, yaitu sebanyak 33,08% dari total pemilih. Kelompok ini sebagian besar berpendidikan menengah dan tinggal di perkotaan dan pedesaan.
Pemilih lansia merupakan kelompok pemilih terkecil, yaitu sebanyak 17,8% dari total pemilih. Kelompok ini sebagian besar berpendidikan rendah dan tinggal di pedesaan.
Berdasar Tempat
Berdasarkan data KPU, pemilih pilpres 2024 tersebar di seluruh Indonesia. Provinsi dengan jumlah pemilih terbanyak adalah Jawa Barat (30,16 juta pemilih), Jawa Tengah (29,03 juta pemilih), dan Jawa Timur (28,17 juta pemilih). Jawa merupakan pulau dengan jumlah pemilih terbanyak, yaitu sebanyak 87,36 juta pemilih.
Pulau ini memiliki populasi yang besar dan tingkat urbanisasi yang tinggi. Sumatera merupakan pulau dengan jumlah pemilih kedua terbanyak, yaitu sebanyak 28,37 juta pemilih. Pulau ini memiliki sumber daya alam yang kaya dan tingkat urbanisasi yang sedang.
Kalimantan merupakan pulau dengan jumlah pemilih ketiga terbanyak, yaitu sebanyak 24,75 juta pemilih. Pulau ini memiliki luas wilayah yang besar dan tingkat urbanisasi yang rendah.
Sulawesi merupakan pulau dengan jumlah pemilih keempat terbanyak, yaitu sebanyak 21,19 juta pemilih. Pulau ini memiliki sumber daya alam yang kaya dan tingkat urbanisasi yang sedang.
Papua dan Papua Barat merupakan pulau dengan jumlah pemilih kelima terbanyak, yaitu sebanyak 4,68 juta pemilih. Pulau ini memiliki luas wilayah yang besar dan tingkat urbanisasi yang rendah.
Berdasarkan peta data pemilih dan sebarannya itulah, relawan Anies perlu menterjemahkan gagasan dalam bentuk yang paling dekat dengan usia, tempat dan kebutuhannya.
Dalam pidatonya, Mas Anies pernah menyampaikan ada 4 prioritas perubahan yang akan dilakukan oleh Mas Anies untuk menghadirkan keadilan dan kesejahteraan sosial, yaitu Pendidikan Murah berkualitas, Layanan Kesehatan yang baik, lapangan pekerjaan dan tersedianya bahan pangan yang murah.
Dari 4 hal itu diharapkan relawan Anies mampu membumikan dengan bahasa yang sederhana dan bisa dipahami oleh masyarakat.
Kemampuan mendekatkan isu-isu ke dalam kebutuhan langsung yang dapat dirasakan masyarakat, akan membantu pasangan Mas Anies – Cak Imin ini akan mudah diterima oleh masyarakat. Tentu saja isu di Papua dan di Jawa bisa jadi berbeda untuk satu tema perubahan.
Misalkan untuk tema perubahan tentang pendidikan murah dan berkualitas. Di Jawa perkotaan dan desa tentu berbeda, misalkan di Kota, Anies akan mudahkan anak-anak kita sekolah, di desa bisa dengan bahasa Anies akan bangun sekolah berkualitas dan gratis, hal yang sama kalau itu untuk orang tua, Anies akan beri layanan kesehatan yang berkualitas bagi lansia.
Kalau untuk anak-anak muda, Anies akan beri tunjangan anak-anak muda sebelum mendapatkan pekerjaan. Begitu juga kelompok lansia usia produktif, Anies – Imin akan berikan lapangan kerja bagi lansia usia produktif, Anies – Imin bantu lansia produktif untuk mengembangkan usaha, dan lain lain.
Sudah saatnya strategi pengenalan Mas Anies – Cak Imin yang selama ini dengan jargon-jargon yang sulit dinarasikan ke masyarakat diubah dengan hal-hal yang bisa dibaca, dirasakan dan dibayangkan manfaat apa yang didapatkan kalau mereka memilih pasangan ini. (*)