Tenang Saja, Saya Sudah di Sini

Pilpres 2024 akan menentukan nasib bangsa dan negara ini ke depan, selamat atau hancur-lebur. Dua pilihan itu pasti akan terjadi. Pilpres 2024 bukan untuk cengengesan, jegagas-jegigis, layaknya seperti Mbilung yang hanya tampil jenaka.

Oleh: Sutoyo Abadi, Koordinator Kajian Politik Merah Putih

DENGAN mengenakan kemeja berwarna biru muda, ia pertama kali berpidato di hadapan ketua umum partai politik dalam Koalisi Indonesia Maju, relawan, dan para pendukungnya.

"Tenang saja Pak Prabowo, tenang saja, saya sudah ada di sini," ujar Gibran Rakabuming Raka dalam pidatonya di Indonesia Arena, Jakarta, Rabu (25/10/2023).

Sapa aira sopo ingsun yang artinya siapa kamu siapa saya tapi maknanya adalah dudu sopo-sopo (bukan siapa siapa). Memang orang ini siapa?

Seperti di gedung wayang orang Sriwedari Solo, ketika pemain tampil di panggung memang sudah ada panduan pakem menghibur yang harus diikuti, bahkan lebih hidup dan dinamis harus tampil jenaka "asal ceplas-ceplos", membuat penonton riang dan gembira, karena misinya memang untuk menghibur.

Demikian Cawapres Gibran harus bisa bermain jenaka, di panggung itu jangan tampil karena terikat panduan yang telah ditetapkan dari Istana, bisa berakibat fatal, bukan hanya salah ucap, tetapi bisa salah tingkah ketahuan bego dan menjadi nanar.

Harus menyadari panggung politik sangat keras, jangan sampai memaksakan diri karena bisa jatuh tersungkur tidak sadarkan diri. Apalagi kejatuhan dinastinya yang ugal-ugalan itu tinggal menunggu detik, jam dan hari.

Kutukan dan sumpah serapah tumpah-ruah, kegelisahan sang ayah coba untuk meminta bantuan pembantunya sang menteri Menkominfo untuk menahan serbuan caci-maki, sesungguhnya dalam kebingungan yang sama "bagaimana caranya harus menutup udara media sosial".

Kementerian Kominfo harus mengawasi sebuah media sosial dan menjaga Gibran dari terjangan, serangan politiknya, yang akan muncul pastilah tindakan jenaka, ketololan yang sia-sia.

Cara apapun yang akan ditempuh agar Gibran bisa menang dalam Pilpres 2024, sepertinya hanya halusinasi. Capres Prabowo bukan menjadi lebih ringan, salah pakem akan lebih berat dari hanya sekedar mengatasi si Cawapres tidak lepas liar yang akan tampil jenaka dan menjadi pergunjingan masyarakat yang negatif.

Sebagian rakyat pemilih bukan hanya merasa terhina, tetapi negara yang begitu besar ini sudah dipertaruhkan hanya akan jadi mainan seperti wayang orang dari Solo.

Pilpres 2024 akan menentukan nasib bangsa dan negara ini ke depan, selamat atau hancur-lebur. Dua pilihan itu pasti akan terjadi. Pilpres 2024 bukan untuk cengengesan, jegagas-jegigis, layaknya seperti Mbilung yang hanya tampil jenaka.

Sebagian rakyat juga sangat yakin politik dinasti gaya Jokowi akan berakhir tragis dan berantakan. Sinyalnya diperjelas dengan ucapan Gibran. “Tenang Saja Saya Sudah Di Sini”.

Orang bodoh yang tidak sadar dirinya bodoh, orang yang tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu. Itu adalah tanda-tanda bencana sudah dekat. (*)