Arab Saudi Siapkan Investasi Jumbo Rp628 Triliun untuk Pengembangan AI

Jakarta, FreedomNews - Pemerintah Arab Saudi berencana investasi sebesar US$40 miliar atau Rp628 triliun dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI). Melansir dari laporan New York Times Rabu, 20 Maret 2024, Perwakilan dari Dana Investasi Publik Arab Saudi tengah membahas potensi kemitraan dengan Andreessen Horowitz, salah satu perusahaan modal ventura terkemuka di Silicon Valley, dan pihak-pihak pembiayaan lainnya. Rencana pendirian dana teknologi tersebut akan menjadikan Arab Saudi sebagai investor terbesar di dunia dalam bidang kecerdasan buatan.

Ini juga akan memperlihatkan ambisi bisnis global dari negara tersebut serta upaya mereka untuk melakukan diversifikasi ekonomi dan menjadikan diri mereka sebagai pemain yang lebih berpengaruh dalam geopolitik. Salah satu pendiri Andreessen Horowitz, Ben Horowitz, adalah teman dari Yasir Al-Rumayyan yang merupakan gubernur dari PIF. Mereka bisa memainkan peran signifikan tentang bagaimana proyek ini dilakukan.

Menurut laporan New York Times, investasi baru tersebut kemungkinan akan mulai pada paruh kedua 2024. Mereka memperingatkan bahwa rencana-rencana tersebut masih bisa berubah. Target dana sebesar US$40 miliar tersebut akan jauh melampaui jumlah yang biasanya dikumpulkan oleh perusahaan modal ventura di AS dan hanya akan terlampaui oleh SoftBank, konglomerat Jepang yang telah lama menjadi investor terbesar di dunia startup.

Biaya pendanaan proyek kecerdasan buatan sangat tinggi. CEO OpenAI, Sam Altman, dilaporkan telah mencari dana besar dari pemerintah Uni Emirat Arab untuk meningkatkan produksi chip yang diperlukan untuk mendukung teknologi kecerdasan buatan.

Perwakilan Arab Saudi juga menyebutkan kepada mitra potensial bahwa negara tersebut berencana untuk mendukung sejumlah perusahaan rintisan teknologi terkait kecerdasan buatan, termasuk pembuat chip dan pusat data yang mahal dan luas yang semakin diperlukan untuk mendukung generasi komputasi berikutnya. Bahkan Arab Saudi tengah mempertimbangkan untuk memulai perusahaan kecerdasan buatan sendiri.

Sebelumnya, Arab Saudi mengalami kesulitan dalam pendanaan di bidang teknologi. Mereka memberikan $45 miliar kepada perusahaan Jepang, SoftBank yang kemudian dialirkan ke puluhan perusahaan termasuk perusahaan real estat WeWork yang kini bangkrut dan start-up lainnya yang sudah gagal, seperti perusahaan pembuat pizza robotik Zume.

Pada bulan lalu, promosi yang dilakukan oleh Al-Rumayyan dari PIF, menekankan bahwa kerajaan memiliki potensi sebagai pusat untuk aktivitas kecerdasan buatan di luar AS, dengan mengacu pada sumber daya energinya dan kapasitas pendanaannya. Al-Rumayyan juga menyatakan bahwa kerajaan memiliki "kemauan politik" untuk mewujudkan proyek-proyek kecerdasan buatan dan dana yang cukup untuk mengembangkan teknologi tersebut. (dtf/tek)