Bisnis Parasit Solar Campuran Minyak Sawit

Jakarta, FreedomNews – Pengamat Ekonomi Politik Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng, mengungkap tentang karakter parasit. Tahu parasit? Coba lihat pohon beringin awalnya, kecilnya dia numpang ke pohon lain, tapi setelah besar, pohon yang ditumpanginya makin mengecil, lama-lama hilang dan sirna, yang tersisa adalah pohon beringin.

“Tidak sampai di situ saja. Semakin besar beringin maka tidak ada pohon lain yang dapat tumbuh di sekelilingnya,” ungkap Salamuddin Daeng kepada FreedomNews.

Begitulah kira-kira bisnis oligarki Indonesia, awalnya menumpang pada apa saja kekuatan politik dan ekonomi negara ini. Bisnis begini tidak membutuhkan keahlian tapi kelicinan. Mereka oligarki pada awalnya menumpang pada perusahaan negara, namun akhirmya mereka yang lebih kuasa atas negara dan pemerintahan. “Adat begini adalah sifat turun-temurun oligarki,” lanjutnya.

Salamuddin Daeng
Salamuddin Daeng (Pengamat Ekonomi). Dok. DPD RI

Salamuddin Daeng menyebut, sejarah BUMN Pertamina sampai sekarang tidak pernah lepas dari parasit bisnis semacam ini. Pertamina adalah perusahaan negara yang telah melahirkan oligarki kelas satu alias orang orang yang paling sugih di republik ini. Pertamina adalah sumber uang utama oligarki Indonesia sampai saat ini.

Oligarki sawit papan atas yang menguasai lebih dari 13 juta hektar lahan, setara dengan 30 kali luas pulau Bali, sekarang numpang minyak sawitnya dijual oleh Pertamina dengan dicampur minyak solar. Bisnis yang luar biasa besar. Nantinya tidak kurang dari 30 juta ton minyak sawit akan menjadikan Pertamina sebagai marketing sawit milik oligarki kelas atas di republik Indonesia.

Mereka menumpangi isu EBT, minyak nabati. Padahal Uni Eropa jelas sudah menolak bahwa minyak sawit bukan bagian dari transisi energi, bukan EBT karena merupakan biang kerok utama kerusakan hutan di Indonesia yang menjadi sebab dari perubahan iklim.

“EBT sawit campur solar dari pemerintahan Presiden Jokowi jelas merupakan penyimpangan dari Paris agreement dan UU ratifikasi kesepakatan Paris. Ini hanyalah program penyelamatan oligarki sawit dari hantaman isu lingkungan,” tegas Salamuddin Daeng.

Pertamina jelas tekor, oligarki pasfi kaya-raya. Ini perusahaan minyak disuruh jual minyak sawit jelas akan ambyar. Seluruh orang Pertamina bukan ahli sawit, Pertamina tidak pernah investasi sumber daya manusia di sawit. Pertamina tidak punya kebun sawit untuk menghasilkan bahan baku. Kok bisa-bisanya disuruh jualan minyak sawit.

Ini berarti semua perusahaam di hulu Pertamina harus siap siap ditutup karena bahan baku minyak mentah akan diganti minyak sawit. Kilang-kilang harus diganti semua. Depo-depo Pertamina harus diganti semua. Jangan sampai ledakan kilang menular sampai ke SPBU alias Pom bensin gara-gara penampung solar dimasukkan minyak sawit, berkarat dan membahayakan. (ip)