Kaleidoskop 2023: Sepak Terjang The Fed Kerek & Tahan Suku Bunga Acuan
Jakarta, FreedomNews - Bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) memutuskan mempertahankan suku bunga acuan pada pertemuan terakhir di tahun 2023. Badan pembuat kebijakan The Fed, Federal Open Market Committee (FOMC), memutuskan dengan suara bulat untuk mempertahankan suku bunga acuan federal fund rate (FFR) di kisaran 5,25% - 5,5%. Keputusan ini merupakan yang ketiga kalinya The Fed mempertahankan suku bunga acuannya, sekaligus menjadi level yang tertinggi sejak tahun 2001.
Selain itu, Kepala Dewan Gubernur The fed Jerome Powell mengatakan pengetatan kebijakan moneter kemungkinan besar akan berakhir dan diskusi mengenai pemotongan suku bunga mulai terlihat. Pernyataan Powell, yang disampaikan dalam konferensi pers setelah berakhirnya pertemuan kebijakan terakhir bank sentral tahun ini, sejalan dengan proyeksi dari 19 pembuat kebijakan yang hampir sepakat bahwa biaya pinjaman akan turun pada tahun 2024, banyak di antaranya dengan selisih yang besar. “Anda lihat bahwa masyarakat tidak menuliskan rencana kenaikan suku bunga. Kami berpikir bahwa kami telah melakukan cukup banyak hal,” kata Powell seperti dikutip Reuters, Kamis (14/12/2023).
Langkah The Fed Sepanjang 2023
Dengan berakhirnya FOMC meeting terakhir di tahun 2023. The Fed tercatat telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak empat kali sepanjang tahun, sedangkan empat pertemuan sisanya, The Fed mempertahankan suku bunga acuan. Pada FOMC Meeting yang berakhir 1 Februari 2023, The Fed menaikkan FFR 25 bps ke kisaran 4,5% - 4,75%, setelah sebelumnya menaikkan 50 bps pada bulan Desember dan 75 basis pada empat pertemuan sebelumnya. Saat itu, Powell mengatakan bahwa kebijakan perlu tetap restriktif untuk beberapa waktu dan bahwa para pejabat akan memerlukan bukti yang jauh lebih banyak untuk yakin bahwa inflasi berada di jalur yang menurun ke target Fed 2 persen.
Pada pertemuan FOMC 21-22 Maret 2023, The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan 25 bps ke kisaran 4,75%-5%, level tertinggi sejak Oktober 2007. Dalam pernyataan resminya, The Fed mengatakan inflasi tetap tinggi dan bank sentral tetap sangat memperhatikan risiko inflasi. Di sisi lain masalah perbankan dapat menyebabkan kondisi kredit mengetat dan membebani pertumbuhan ekonomi. "Sistem perbankan AS sehat dan tangguh… perkembangan baru-baru ini cenderung menghasilkan kondisi kredit yang lebih ketat untuk rumah tangga dan bisnis dan membebani aktivitas ekonomi, perekrutan dan inflasi. Tingkat dampak ini tidak pasti,” kata para pejabat The Fed dalam pernyataan kebijakan mereka, mengutip Yahoo Finance, Kamis (23/3/2023).
Pada pertemuan FOMC Mei 2023, The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan untuk 10 bulan berturut-turut sebesar 25 bps ke kisaran 5%-5,25%, level tertinggi sejak 2007. Fed mengisyaratkan kebijakan moneter tersebut mungkin langkah terakhir dalam kampanye pengetatan paling agresif sejak 1980-an karena risiko ekonomi meningkat. "Komite akan memantau dengan cermat informasi yang masuk dan menilai implikasi kebijakan moneter," demikian pernyataan FOMC.(dtf/bns)