Ada Temuan “Harta Karun” Elpiji 1,2 Juta Ton dari 12 Lapangan Migas
FreedomNews, Jakarta – Berdasarkan perhitungan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terhadap 12 lapangan migas, Indonesia memiliki potensi bahan baku gas khusus liquefied petroleum gas (LPG) -- elpiji sebesar 1,2 juta ton. Demikian diungkap Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tentang terdapat temuan “harta karun” itu yang bisa menekan angka impor setiap tahun.
Menteri ESDM Arifin Tasrif
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan hal tersebut berasal dari sejumlah lapangan migas yang mengandung propana (C3) dan butana (C4) atau rich gas saat ini. “Itu kalau bisa diupayakan segera bisa nambah 1,2 juta ton elpiji, sekarang kan total produksi kita 1,9 juta ton,” kata Arifin di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (3/11/2023).
Selain itu, Arifin menambahkan, kementeriannya turut mengidentifikasi industri-industri yang masih membakar elpiji. Misalkan, Kilang Cilacap milik PT Pertamina (Persero). Lewat pemasangan pipa ke sejumlah kilang itu, dia mengatakan, pemerintah dapat menghemat impor elpiji sebanyak 400.000 ton setiap tahunnya. “Untuk itu kita perlu segera menyambung pipa dari Semarang ke Cirebon, kemudian dicabang ke Cilacap, sama seperti pasang pipa gas Pertamina dari Semipah buat ke Kilang Balikpapan,” kata dia.
Sebelumnya, Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf menuturkan pemetaan itu dilakukan sebagai tindaklanjut dari permintaan Kementerian ESDM untuk identifikasi potensi rich gas di beberapa lapangan domestik. “Ada sekitar 12 lapangan yang memiliki kandungan C3-C4 yang di atas 4% (rich gas),” kata Nanang.
Adapun, beberapa lapangan potensial itu di antaranya Lapangan Senoro-Toili (JOB PHE-Medco), Pulau Gading (PHE Jambi Merang), Lemang (Jadestone) dan Pandan (Tropik Pandan). “Sedang dihitung perkiraan total volume elpijinya yang dapat diekstraks secara ekonomis,” kata dia.(emj/bis)