IHSG Januari 2024, Tembus Rekor Lagi

Jakarta, FreedomNews - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai all time high (ATH) atau tertinggi sepanjang sejarah di level 7.323,58 pada perdagangan perdana 2024, Selasa (2/1/2024). Laju IHSG diprediksi positif seiring dengan sentimen January Effect. PJS Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan, rekor IHSG hari ini melampaui rekor sebelumnya, dengan posisi penutupan IHSG tertinggi sepanjang masa terjadi pada 13 September 2022 di level 7.318,01.

Tak hanya itu, kapitalisasi pasar BEI juga menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah dengan mencapai Rp11.768 triliun dari rekor sebelumnya sebesar Rp11.762 triliun pada 28 Desember 2023. "Hal ini mencerminkan optimisme para pelaku pasar dan stakeholders di pasar modal Indonesia dalam mengawali tahun 2024," ujar Kautsar dalam keterangannya pada Selasa, 2 Januari 2024.

Pada awal tahun 2024, IHSG parkir di posisi 7.323,58 dengan menguat 0,70% atau 50,79 poin dari penutupan perdagangan pekan lalu. Indeks komposit bergerak di rentang 7.245 hingga 7.323 pada perdagangan hari ini. Sebagai informasi, pembukaan perdagangan perdana BEI tahun ini diresmikan oleh Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin Selasa, 2 Januari 2024. Pada perdagangan hari ini, sebanyak 13,35 miliar saham diperdagangkan dengan frekuensi 924.952 kali, alhasil nilai transaksi tembus Rp6,80 triliun. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan January Effect pada awal 2024 diperkirakan berpeluang terjadi, sehingga IHSG berpotensi akan menguat dalam jangka pendek. "IHSG berpeluang menguji kembali resistance 7.308-7.320. Secara teknikal, kami mencermati seperti BRPT, UNTR, dan ITMG dapat dicermati dengan rekomendasi buy," ujar Herditya, Selasa, 2 Januari 2024.

MNC Sekuritas merekomendasikan beli saham BRPT milik konglomerat Prajogo Pangestu dengan target harga Rp1.475-Rp1.575 per saham. Selanjutnya, saham UNTR milik Grup Astra juga direkomendasikan beli dengan target Rp23.500-Rp24.250, dan juga ITMG dengan target Rp26.600-Rp27.525 per saham.(dtf/bns)